Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar Membuat Pil.
Shin Liong duduk diatas batu giok berwarna hijau di pinggir telaga ber air hangat itu.
Setelah menelan pil Dewa pemberian Dewi Teratai putih itu, tiba tiba dia merasa ada aliran arus energi yang sangat kuat dan besar mengalir memasuki tubuh nya.
Hawa murni dari alam yang telah mengendap selama jutaan tahun dan terhimpun di dalam batu Giok hijau itu,kini mengalir deras kedalam tubuh Shin Liong seperti bendungan yang baru di buka arus nya.
Sementara Shin Liong duduk diatas batu giok hijau itu sambil menghimpun hawa murni, Dewi Teratai putih kembali masuk kedalam rumah yang lebih mirip dengan istana kecil itu.
Entah sudah berapa lama Shin Liong duduk diatas batu giok hijau itu, menghimpun hawa murni dari alam yang mengalir deras masuk kedalam tubuh nya,hingga dantiannya terasa sesak karena terlampau penuh dengan energi positif itu.
"Bum!".
Akhirnya ledakan kecil teredam dalam tubuh nya terjadi, ketika dantian nya membesar menampung banyaknya energi yang masuk.
Kini dari alam Brahmana menengah,naik setingkat ke alam Brahmana akhir.
Bersamaan dengan matahari yang bergulir di balik punggung gunung Tiang Lun, Shin Liong pun mengakhiri semedi nya.
Tubuh nya terasa ringan dan tenaga nya kian bertambah besar saja.
Dia menggerakkan tubuh nya beberapa saat dengan gerakan bela diri, untuk menyesuaikan energi yang baru ia terima dengan tubuh nya.
Setelah itu dia merendam tubuh nya di dalam telaga berair hangat itu.
Dia berdiam beberapa saat merasakan badan nya terasa nyaman dengan masuk nya energi panas dari alam yang sangat murni itu ke dalam tubuh nya sambil memejamkan mata nya.
Shin Liong membuka matanya ketika mendengar langkah kecil yang ringan berjalan mendekati nya.
Dewi Teratai putih yang sudah berdandan rapi, membuat kecantikan nya yang sudah sangat cantik jelita itu menjadi berkali kali lipat cantik nya dari semula itu, datang menghampiri nya, dengan membawa sepasang pakaian indah.
Shin Liong terpana menatap kecantikan sang Dewi,hingga mata nya tidak berkedip lagi.
"Hei!, Shin Liong, kenapa melongo,nanti biji mata mu kering,baru tahu rasa kau!" kata Dewi Teratai putih menepuk pipi Shin Liong.
Shin Liong kelabakan buru buru menerima pakaian dari Dewi Teratai putih dan berganti pakaian di balik sebongkah batu besar.
Setelah selesai,barulah dia menghampiri Dewi Teratai putih yang menunggu nya dari tadi.
"Kenapa Dewi berdandan malam ini?" tanya Shin Liong polos.
Dengan pipi merah merona karena menahan malu, Dewi Teratai putih menjawab pertanyaan lugu Shin Liong itu, "aku sengaja berdandan seperti ini,apakah kau tidak menyukai nya Shin Liong ?" ...
"Tidak!, tidak!, Dewi,aku menyukai nya,kau nampak sangat cantik berdandan seperti itu, mungkin bidadari pun akan marah bila melihat kau berdandan seperti itu" kata Shin Liong buru buru.
Dewi Teratai putih terheran heran mendengar perkataan dari Shin Liong itu.
"Lho kok bidadari marah, apa hubungan nya Shin Liong ?"tanya Dewi Teratai putih bingung.
"para bidadari kan terkenal paling cantik sejagat raya, tetapi bila kau berdandan seperti itu,dan disandingkan dengan mereka,aku yakin mereka tidak bakalan bisa menandingi kecantikan mu Dewi" kata Shin Liong yang sebenar nya jujur itu.
Dewi Teratai putih menundukkan kepala nya mendengar ucapan dari Shin Liong itu.
Entah mengapa,tiba tiba hati nya seperti pohon sakura menjelang musim semi,lenyap semua daun daun nya,berganti dengan bunga bunga bermekaran.
Detakan jantung nya terasa seperti mau melompat dari dalam dada nya.
"Benarkah Shin Liong?, benarkah ucapan mu itu?, tidak kah hanya untuk menyenangkan hati ku saja,sepertinya kau sangat pandai merayu wanita ya?" tanya Dewi Teratai putih tersipu sipu.
"Ah Dewi,keadaan ku begini,jangankan untuk merayu wanita, mendekati nya saja aku tidak berani Dewi, aku berkata apa ada nya, meskipun aku bukan manusia jujur,tetapi seumur hidup ku, aku tidak pernah berdusta Dewi" kata Shin Liong apa adanya.
Hati Dewi Teratai putih semakin tersentuh mendengar perkataan jujur dari Shin Liong.
"Kalau kau menyukai aku berdandan seperti ini,aku akan selalu berdandan untuk mu bila kau berada di sini, kau mau ?"Dewi Teratai putih bertanya.
Shin Liong cuma menganggukkan kepala nya saja,tidak bisa mengutara kan kata kata nya lagi.
"Bukankah malam ini malam pengantin kita Shin Liong, jadi bergembira lah" kata Dewi Teratai putih sambil memegang tangan Shin Liong dan mengajak nya masuk kedalam rumah.
Siang pun resmi berganti malam,dan sang matahari kini digantikan rembulan yang kebetulan sedang purnama itu.
Rembulan yang malu malu,namun dengan penasaran mengintip dari balik awan.
Burung pungguk berdendang di iringi musik sang jangkrik, mengantar malam ke penghujung nya.
Ketika pagi tiba, sepasang anak muda sedang berlatih bela diri dengan saling serang serta saling hantam di pinggir telaga berair hangat itu.
Sesekali Dewi Teratai putih memberikan petunjuk kepada Shin Liong.
Shin Liong meskipun baru berusia empat belas tahun,tetapi karena berat nya tempaan hidup yang dia alami sedari kecil, membuat pisik nya seperti pemuda delapan belasan tahun saja layak nya.
Dewi Teratai putih mengajarkan kepada suami kecil nya itu,bagai mana bergerak dengan sangat cepat sekali, hingga nyaris tidak terlihat mata manusia.
Jurus ini bernama jurus langkah bayangan.
Jurus yang bertumpu pada ilmu meringankan tubuh dan kecepatan gerakan,sehingga bila sudah mencapai tingkat tertinggi,orang akan bisa bergerak seperti ber pindah pindah tempat dalam sekejap.
Shin Liong takjub dengan ilmu langkah bayangan itu,semakin tinggi dia mencapai tingkatan ilmu itu,semaki cepat gerakan nya,dan semakin lambat dia melihat gerakan lawan nya.
Selesai latihan mereka berendam di dalam telaga berair hangat itu beberapa saat.
Setelah puas berendam,barulah mereka bangkit dan berganti pakaian.
Kini sepasang manusia itu sedang duduk di teras depan istana kecil milik Dewi Teratai putih itu sambil menikmati teh manis dan ubi jalar rebus.
"Kau tahu Dewi,meskipun aku terlihat sehat sehat saja,sebenarnya tubuh ku membawa racun berbahaya kemana pun aku pergi!" kata Shin Liong memulai percakapan mereka.
Dewi Teratai putih tersentak kaget hingga tersedak, " apa maksud mu Shin Liong ?" ...
"Didalam tubuh ku ada racun Damar neraka dan getah kayu Larantuka, sehingga beginilah rupa ku,semua orang tidak ingin berteman dengan ku" kata Shin Liong dengan sendu.
"Apa??,bagai mana bisa terjadi,bukankah dia dua nya racun yang tidak ada penawar nya di seluruh semesta ini?" tanya Dewi Teratai putih kaget bukan main mendengar pernyataan dari Shin Liong itu.
Shin Liong lalu mencerita kan bagai mana dia diracuni oleh bibi nya sendiri sedari berada di dalam kandungan ibu nya,dan ibu nya rela melepaskan nyawa nya sendiri, meminum racun getah kayu Larantuka, demi kehidupan putra tercinta nya.
Mendengar kisah masa lalu dari Shin Liong, kedua pipi Dewi Teratai putih basah oleh air mata yang mengalir.
Tidak pernah terbayangkan bagai mana derita suami kecil nya itu,sedari masih di dalam kandungan hingga terlahir sudah di musuhi orang lain.
Dipeluk nya tubuh laki laki muda di hadapan nya itu,kepala laki laki itu dibenamkan nya di dada nya.
"Mulai sekarang,kau tidak lagi sendirian melangkah di dunia ini,yakin lah akan selalu ada aku yang berdiri paling depan membela mu, bersama kita akan menentang takdir dan menertawai dunia ini, kita bukan pecundang, tetapi seorang pemenang,yakin kan itu di dalam hati mu suami ku"kata Dewi Teratai putih membesarkan hati Shin Liong.
"Aku sudah tidak lagi mampu menangis, apalagi berkeluh kesah, air mata ku sudah lama mengering,mulut ku sudah lama bisu untuk berkeluh kesah,aku cuma ingin ibu bangga menatap putra nya,yang tidak di inginkan dunia ini,masih bisa hidup meskipun di dera penderitaan silih berganti" kata Shin Liong membuat tangisan Dewi Teratai putih semakin menjadi jadi.
"Berhentilah berkata kata seperti itu, hati ku hancur mendengarkan nya, aku akan selalu ada untuk mu, aku bersumpah, meskipun ada seribu kelahiran lagi,kita akan tetap bersama sama, yakin lah Shin Liong, Nuwa Wei terlahir untuk Shin Liong ,dan Shin Liong terlahir untuk Nuwa Wei,kita bersama sama akan mencari obat untuk mu,kalaupun kita tidak menemukan nya, maka kita akan mati bersama sama Shin Liong" bisik Dewi Teratai putih sambil memeluk laki laki yang sudah di takdirkan sang maha kuasa menjadi pendamping nya itu.
Shin Liong mengeluarkan sebuah buku tipis terbuat dari kulit kijang putih dari penyimpanan nya, dan memberikan nya kepada Dewi Teratai putih.
Dewi teratai putih segera membaca buku itu dengan teliti hingga akhir cerita nya.
"Legenda pil surga?,bila cuma legenda biasa, kenapa segala bahan obat nya lengkap dan seperti nyata ada nya, tetapi sangat sulit di cari di dunia ini, bagai mana bila kita berlatih membuat obat dan pil dahulu sebelum mencari ramuan pil surga itu?" usul Dewi Teratai putih pada Shin Liong.
"Aku akan menuruti apa kata mu saja Dewi"sahut Shin Liong singkat.
Dewi Teratai putih berdiri sambil mengulurkan tangan nya kepada Shin Liong.
Shin Liong berdiri sambil berpegangan tangan pada Dewi Teratai putih yang menarik tangan nya berjalan ke sebelah barat telaga itu.
Ternyata disana masih terdapat sebuah bangunan lagi berbentuk seperti rumah pada umum nya, dengan sekeliling nya terdapat kebun bahan bahan herbal dan sumber daya yang langka.
Di dalam bangunan itu terdapat sebuah tungku tanah liat tua, lumpang batu dan beberapa Periuk tanah.
Dewi Teratai putih membuka sebuah lemari tua,dan mengeluarkan sebuah kotak kayu berukir indah.
Didalam peti itu di keluarkannya sebuah kitab usang terbuat dari kulit.
Di sampul kitab itu tertulis pusaka Dewa obat,yang berisi berbagai macam resep obat beserta bahan bahan nya dan cara membuat nya.
Mulailah Dewi Teratai putih dan Shin Liong belajar membuat obat dan pil dari buku itu.
Mulai dari beberapa kali kegagalan,hingga akhirnya berhasil membuat dengan kualitas bintang satu.
Lalu lewat percobaan demi percobaan akhir nya berhasil mencapai bintang dua.
Shin Liong mencoba memasak ramuan nya dengan mempergunakan api putih bantuan dari nafas Dewata tingkat sembilan nya, yang di salurkan ke tungku tanah liat hingga tungku tanah liat kering itu berubah menjadi putih juga,dan sebagai hasil nya adalah sebutir pil berwarna putih kristal dengan aroma yang sangat harum.
Dewi Teratai putih melompat gembira karena kini Shin Liong telah berhasil membuat sebutir pil berkualitas bintang sembilan,dan setara dengan buatan Tabib Dewa sendiri.
...****************...
Dari sekian banyak cerita, baru kali ini aku menemukan cerita yang sangat buruk seperti ini, baik cerita di Novel Toon maupun di Fizzo Novel, cerita ini adalah yang paling buruk.
Mulai dari terjemahannya dan juga kata-katanya sangat buruk.