Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 22 - Menginaplah Di Sini
Ivana sadar seharusnya dia tidak boleh seperti ini, memiliki perasaan cemburu. Tapi ternyata sulit sekali untuk mengendalikan hatinya.
Dengan tangan yang gemetar Ivana coba membalas pesan singkat yang dikirim oleh Gloria. 'Terima kasih sudah memberiku kabar, Glo.' tulis Ivana dan langsung dia kirimkan pada Gloria.
Menunggu sampai 10 menit namun tidak juga mendapatkan balasan lagi. "Mereka pasti sudah tidur," gumam Ivana. Apalagi sekarang waktu memang sudah larut malam.
Dia lantas menghela nafasnya dengan kasar, coba untuk mengendalikan hati yang mulai berkecamuk. Ivana tidak berhak marah, tidak berhak menuntut ini dan itu.
Seberapa banyak Aston mengatakan bahwa pernikahan mereka hanya pernikahan bisnis tapi nyatanya mereka memang benar-benar menikah, Gloria tetaplah istri Aston bagaimanapun alasannya pernikahan itu terjadi.
Justru Aston lebih berhak berada di rumah yang ditinggali oleh Gloria.
"Tidak apa-apa Ivana, semuanya akan baik-baik saja. Aston bukanlah priamu, Aston memanglah suami Gloria. Justru bagus jika Aston bisa kembali pada Gloria, semoga saja dengan seperti itu Aston akan melepaskanmu," ucap Ivana, bicara pada dirinya sendiri.
Lalu coba untuk tersenyum.
Di rumah Aston, pria itu belum benar-benar terlelap. Pria yang tak berdaya itu justru kembali mengigau memanggil nama sang wanita simpanan.
"Ivana," gumam Aston, dengan kalimat yang terdengar lebih jelas bagi Gloria.
"Ini aku Ivana, aku sudah berada di sini," jawab Gloria, karena merasa kesal sebab sang suami terus memanggil wanita itu jadi dia putuskan untuk berpura-pura jadi Ivana.
Mungkin hanya dengan cara seperti ini lah Aston akan menyentuhnya.
Gloria bahkan secara perlahan mendekat, memeluk Aston yang tengah berbaring di ranjang. Merasakan hangatnya tubuh sang suami yang selama ini hanya mampu dia bayangkan.
Tak peduli jika aroma alkohol begitu menyeruak, namun Gloria tetap memeluk dengan erat.
"Vana, Kenapa lama sekali?" tanya Aston, dia pun memeluk Gloria, menganggap bahwa wanita ini adalah Ivananya.
Aston sudah tidak mampu membuka mata, jadi segala hal yang terjadi hanya seperti dalam angan-angannya.
"Maaf, sekarang aku sudah di sini As. Lakukan Apapun yang kamu mau," balas Gloria dengan nada semakin menggoda. Setelahnya dia bahkan lebih dulu mencium bibir sang suami dan reflek Aston pun membalasnya pula.
Namun setelah beberapa saat saling berpagut, Aston mulai menyadari ada yang berbeda. Rasa ini bukanlah milik sang wanita simpanannya.
jadi dengan susah payah Aston pun membuka kedua matanya sendiri, sampai akhirnya melihat bahwa Gloria lah yang tengah menciumnya, yang tengah berada di dalam dekapannya.
"Shhiit!" maki Aston tanpa sadar, dia bahkan mendorong tubuh Gloria hingga menjauh dari dirinya.
"Apa yang kamu lakukan, Gloria? Kenapa kamu ada di dalam kamarku? Dimana Ivana?" tanya Aston, meracau sendiri, dia bahkan bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.
Sementara Gloria yang telah berdiri makin dibuat kesal dengan penolakan sang suami.
'Ivana, Ivana, Ivana saja yang ada di dalam otakmu!' maki Gloria, namun hanya dia ucapkan di dalam hati.
"Kamu mabuk dan Gionino mengantarmu pulang ke rumah ini, kamu langsung menarik ku masuk ke dalam kamar dan menciumku. Lalu kenapa sekarang seolah kamu menyalahkan aku atas semua yang terjadi?" balas Gloria.
Aston yang pening hanya mampu mengusap wajahnya dengan kasar. Kepalanya seperti ingin meledak saat kembali mengingat tentang ucapan Gionino yang ingin mendekati Ivana.
"Keluarlah, tinggalkan aku sendiri di sini," titah Aston kemudian, dia tak ingin Gloria ada di sini.
"Baiklah, aku akan keluar. Tapi keadaanmu sekarang benar-benar parah, jadi ... Jangan berpikir untuk pulang, menginap lah di sini," balas Gloria.
Dia sudah mengatakan pada Ivana bahwa Aston akan menghabiskan malam di sini, jadi apapun yang terjadi Gloria harus menahan Aston di sini, untuk melindungi harga dirinya sendiri di hadapan wanita simpanan itu.
Sementara Aston tak menjawab lagi, tubuhnya kembali jauh ke atas ranjang dengan kedua kaki yang terkulai ke lantai.
Namun Gloria sudah tak ingin mengurus Aston lagi, sebab kekesalannya pun masih menumpuk di dalam hati.
Bahkan dalam keadaan mabuk pun, pria itu tidak ingin menyentuhnya.
"Akh!" pekik Gloria setelah dia keluar dari dalam kamar sang suami.