"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.
Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.
"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjuangan Erik
Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah satu bulan berlalu sejak kejadian di minimarket. Aku memang sengaja menghindar untuk bertemu Erik. Memilih jalan memutar saat berangkat atau pun pulang kerja. Aku tidak ingin mencari masalah baru dengan orang-orang baru.
Pun, demikian dengan Erik selama sebulan ini menjadi pribadi yang berbeda. Tidak susah mencari tempat tinggal Echa, karena daerah sini merupakan wilayah dia nongkrong. Ada banyak teman yang bisa memberikan informasi akurat. Tapi dia memilih untuk memberikan waktu bagi Echa.
Lagipula dia belum siap untuk semakin patah hati jika terus mengejar tanpa kepastian yang jelas. Karena Erik tau Echa berbeda.
Untuk urusan Bella sudah Erik dan kedua orang tuanya coba bereskan. Penolakan tegas dari Erik ketika Bella tetap memaksakan diri memiliki Erik. Beserta kalimat demi kalimat dari kedua orang tua Erik yang menyuruh Bella lebih baik menyerah. Membuat jiwa Bella tidak terima. Dia menaruh dendam karena sakit hati yang mendalam kepada Erik. Dan Bella bersumpah akan mencari tahu siapa perempuan yang sedang diperjuangkan Erik. Bagi Bella jika dia tidak bisa mendapatkan cinta seorang Erik, maka siapapun perempuan itu juga tidak boleh.
Bella akan menjadi penghalang untuk perjuangan cinta Erik. Tapi yang Erik tidak tahu jika penghalang paling utama dia bisa menjadikan Echa pasangan hidup adalah trauma masa lalu yang diderita Echa. Erik harus mau dan mampu menjadi obat terlebih dahulu. Baru dengan perlahan dia akan mudah memasuki relung jiwa Echa.
Hidup dengan trauma itu membuat gerak langkah terhambat. Ketakutan dan rasa cemas seakan menjadi momok menakutkan disetiap ingin melakukan sesuatu. Karena saat trauma terjadi, bukan hanya jiwa kita yang menjadi sakit. Tapi seluruh otot di tubuh pun menegang karenanya. Untuk itulah penanganan khusus oleh ahlinya diperlukan guna menetralkan rasa sakit.
"Kapan aku merasakan bahagia." Monolog Echa sambil menerawang menatap langit malam.
Sekelebat bayangan melintas diantara rerimbunan pohon mangga. Bukan hantu yang menjadi ketakutkan ku, tapi justru manusia malam alias maling. Meskipun tempat ini terbilang aman, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang berbuat nekat.
Dan benar saja, ada satu manusia yang nekat menyelinap hanya karena ingin melihat Echa dari jarak dekat. Tapi terlalu pengecut jika harus berkunjung secara terang-terangan. Siapa lagi kalau bukan Erik.
Strategi Erik yang ingin memperjuangkan Echa diawali dengan menjadi penyusup. Sungguh ide yang sangat konyol. Setelah puas memandang wajah manis Echa, dengan terburu-buru karena takut ketahuan. Erik kembali jalan mengendap-endap seperti maling mencari pintu keluar. Beruntung malam ini sepi, karena banyak penghuni rumah kos yang rata-rata karyawan menjadikan malam minggu sebagai waktu healing yang tepat. Mereka mencari hiburan yang banyak ditawarkan dihari ini.
Rencana selanjutnya, hari Minggu besok dia akan bertamu langsung ke rumah Echa. Beruntung jika sekalian mau diajak keluar supaya bisa berbicara lebih leluasa jika ditempat umum. Dan untuk menghindari fitnah, karena Echa hanya tinggal sendiri di rumah.
Hari yang ditunggu pun tiba. Dengan penampilan rapi dan tampak cool, Erik mengetuk rumah Echa setelah menitipkan sepeda motor di depan rumah pemilik kos. Kenapa tidak diparkir di depan rumah Echa, karena Erik sudah memperhitungkannya. Kemungkinan saat Echa mendengar suara motor berhenti, dia akan waspada dan bisa jadi langsung sembunyi saat tahu itu yang datang adalah Erik.
Tok Tok Tok
"Assalamu'alaikum," ucap salam Erik.
"Wa'alaikumussalam, siapa ya?" Jawab Echa sambil membukakan pintu. Tapi saat melihat siapa yang datang, wajah Echa berubah datar. Sedangkan Erik yanh tadinya tersenyum perlahan senyum itu menghilang dan berubah sendu.
"Echa bolehkan aku berbicara, ada yang ingin aku jelaskan padamu." Ucap Erik hati-hati.
"Maaf Erik, kita sedang tidak ada urusan yang mengharuskan adanya penjelasan. Dan sebaiknya kamu pulang, disini sepi aku tidak ingin datang fitnah." Jawab Echa dengan nada sedikit ketus.
Entah apa yang dipikirkan Echa, tapi rasa kecewa dengan kejadian waktu itu masih melekat dalam ingatannya. Sehingga rasanya sulit untuk mendengarkan apapun dari Erik. Meskipun Echa pun merasa bingung dengan reaksi dirinya. Sedangkan dia sama sekali tidak memiliki hubungan khusus dengan Erik.
"Aku mohon Echa, aku ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi. Ada hal penting yang harus kamu dengarkan." Iba Erik.
Karena merasa tidak enak hati, akhirnya Echa mengajak Erik berbicara di taman depan gang masuk. Dengan berjalan kaki saja, mereka sudah tiba di tempat itu.
"Langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan. Karena hari ini jadwal aku beberes rumah. Jadi bisa dikatakan aku sangat sibuk." Jawab Echa tanpa mau memandang Erik saat berbicara. Yang membuat Erik merasa sedih.
"Echa, sejak awal aku melihatmu tanpa sengaja saat kamu menabrak motorku. Aku sudah mulai tertarik, lama kelamaan aku menjadi sadar jika aku sudah jatuh hati padamu. Dan untuk Bella, gadis yang kamu temui di Minimarket waktu itu. Dia bukan siapa-siapaku, dia hanya gadis yang terobsesi kepadaku. Aku tidak memaksakan kamu menjawab hari ini, aku berikan kamu waktu berfikir. Tapi yang aku harapkan, kamu tidak lagi salah paham terhadapku sampai kamu harus memilih jalan memutar. Selama hampir sebulan ini, aku tahu kalau kamu sengaja menghindariku." Ucap Erik dalam sekali tarikan nafas. Lega sekali rasanya semua yang mengganjal dalam hati Erik sudah diungkapkan.
Meskipun hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun. Tapi Erik memahaminya keterdiamnya Echa.
"Akan aku buktikan padamu Echa jika cintaku tulus.Meskipun aku tidak bisa berjanji, tapi akan aku pastikan jika hanya bahagia yang nanti ku berikan padamu." Lanjut Erik.
Bisa ku lihat Echa mengangkat kepala nya dan memandang ku dengan wajah terkejut, bahagia tapi ada raut ketakutan juga. Sejenak aku terpaku, terpana dengan tatapan matanya. Meskipun tidak terlalu paham apa yang telah dilalui Echa dimasa lalu. Tapi aku melihat ada luka yang dia sembunyikan.
"Echa berikan aku kesempatan, jika kamu punya luka biarkan aku menjadi obat untuk mu." Ucap Erik memberanikan diri menggenggam tangan Echa.
Benar saja, telapan tangan Echa terasa dingin dan kulihat netranya mulai berembun. Sepertinya dugaanku benar, Echa punya trauma besar yang berusaha dia tutupi dari semua orang. Berusaha terlihat kuat tapi sebenarnya jiwa nya rapuh. Ku tarik Echa kedalam pelukanku, tak lama kemudian ku rasakan bajuku mulai basah. Kemudian Echa membalas pelukanku tak kalah erat.
"Aku tidak tahu harus berkata apa, hanya ucapan terima kasih yang bisa aku ucapkan. Terima kasih karena kamu tidak menghakimi ku, terima kasih karena kamu berusaha mengerti aku dan menjadi obat untuk ku." Jawabnya sambil sesenggukan.
"Jujur aku pun ada rasa terhadapmu, tapi kegagalan masa lalu membuatku takut melangkah. Aku punya trauma yang membelenggu jiwaku. Tapi aku belum siap untuk bercerita padamu saat ini." Lanjutnya masih dengan tangisan tapi tidak sederas tadi.
Ada perasaan lega yang dirasakan Erik. Dalam hati Erik berjanji akan menjadi rumah yang nyaman untuk Echa. Dia akan berjuang untuk membuktikannya.
Echa sosok gadis unik yang berbeda dimata Erik. Banyak hal yang ingin Erik ketahui, darimana Echa berasal. Dan kehidupan seperti apa yang pernah dijalani perempuan manis ini sebelumnya. Yang anehnya tanpa melakukan apapun dia langsung menjerat hati Erik sekuat ini. Erik yang belum pernah menjalin hubungan dengan gadis manapun. Sekarang merasakan jika jatuh cinta adalah hal luar biasa yang terjadi dalam hidupnya. Apalagi dengan gadis spesial seperti Echa.
Dan Erik pun merasa harus lebih waspada dalam melindungi Echa dari hal-hal buruk yang nantinya kemungkinan terjadi. Terutama yang berkaitan dengan Bella beserta keluarganya. Perempuan Gi*a yang sangat terobsesi padanya, pasti akan melakukan apapun untuk terus mengganggu hidupnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah update.
Adakah yang masih menunggu kelanjutan cerita ini. Like, komen dan share dari kalian sangat berharga buat Othor.
Terima kasih.
By : Erchapram