Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit Hati Hanita
Wanita yang mana tak sakit hatinya saat harus menyaksikan perselingkuhan suaminya sendiri tepat di depan matanya? Wanita mana yang tak ingin bahagia seandainya sang kekasih hati setia? Biarpun Hanita adalah wanita yang keras kepala, sulit dikendalikan bahkan wanita itu seringkali bersikap datar dan terlihat masa bodoh
Tapi Hanita tetaplah seorang wanita, yang memiliki rahim dimana kasih sayang terletak di dalam sana. Wanita yang memiliki hati, dimana cinta dan ketulusan bersemayam disana
Sekuat dan setegar apapun, Hanita tetaplah wanita biasa yang juga bisa merasakan sakit hati. Terutama jika itu menyangkut lelaki yang sangat dia cintai, suaminya sendiri. Papa dari kedua buah hatinya
10 Tahun lamanya, dia dan Satya bersama sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai sebelum keduanya berlabuh dalam ikatan suci pernikahan. Cinta yang ada di dalam hati Hanita bahkan masih menyala dan tertuju hanya untuk Satya seorang.
Sekian tahun keduanya bersama, Hanita tidak pernah menyangka kalau Satya akan tega mengkhianatinya seperti ini. Berselingkuh dengan wanita lain yang juga sangat dikenal oleh Hanita
Shanum Anandira Dewi, dialah wanita yang berhasil membuat Satya berpaling dari Hanita. Shanum adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal saat dia berusia 10 tahun. Dan sejak saat itu, Handoko dan Adelia lah yang menanggung hidup Shanum sepenuhnya
Kedua orang itu, mereka bertanggung jawab atas hidup Shanum. Ayah Shanum yang seorang Jaksa adalah sahabat karib Handoko, tentu saja dia tidak akan membiarkan Shanum terlantar.
Hanita dan Shanum dibesarkan bersamaan oleh Handoko dan Adelia. Apapun yang Hanita punya maka Shanum akan mendapatkan hal serupa.
Fasilitas, pendidikan, uang jajan dan seluruhnya. Shanum mendapatkan semua itu secara percuma dari kedua orang tua Hanita
Shanum juga ikut disekolahkan pada sekolah internasional seperti Hanita. Orang yang tidak tahu mungkin akan berpikir kalau mereka adalah saudara kandung. Dimana ada Hanita maka disana ada Shanum
Bahkan sampai ke jenjang universitas tinggi pun, Hanita dan Shanum masih tetap bersama
Shanum adalah saksi bisu perjalanan cinta Hanita dan Satya yang sudah dimulai sejak dibangku SMA. Shanum juga adalah orang yang paling mendukung kedua sejoli itu
Saat Shanum sudah menyelesaikan pendidikan S1 nya, Hanita lah yang meminta pada Satya agar temannya itu diterima bekerja di Dewantara Grup, perusahaan yang kelak akan diwariskan pada Satya.
Hanita sama sekali tidak menyangka kalau Shanum yang sudah ditolong, dirawat bahkan diangkat derajatnya oleh dia dan keluarganya itu. Justru Shanum lah yang menjadi duri dalam pernikahan Hanita dan Satya.
Shanum yang dia percaya, ternyata wanita itulah ular licik yang berusaha mencuri Satya darinya
Dan disinilah Hanita sekarang, berdiri di tepi jembatan. Mengamati lautan yang membentang dibawah sana.
Sudah berjam-jam sejak Hanita memutuskan berdiri ditempat ini. Membiarkan angin malam menyapu tubuhnya, menerbangkan rambut panjangnya.
Kehancuran itu terpampang jelas di wajah cantik Hanita yang sudah bengkak karena menangis sejak tadi. Sorot matanya bahkan menunjukkan betapa dalam rasa sakit yang dia terima hari ini.
Konon katanya, pengkhianatan yang paling menyakitkan itu memang berasal dari orang terdekatmu. Yang tidak pernah kamu sangka kalau dia akan mengkhianatimu
Hanita sudah berulang kali diperingatkan oleh Adelia, sang Mami. Yang memintanya agar dia menjaga Satya dengan sebaik mungkin. Untuk tidak membiarkan wanita penggoda berusaha merebut Satya darinya
Tapi Hanita sangat mempercayai Satya, dan yakin kalau lelaki itu tidak akan pernah menduakan cintanya. Hanita percaya kalau Satya mampu menjaga kesetiannya terlepas dari hubungan mereka yang sangat buruk sejak Hanita melahirkan si kembar.
"Aku yang salah. Aku bodoh dan membiarkan mereka mempermainkanku" monolog Hanita
Hanita memejamkan kedua matanya dengan erat, berusaha mengurai sedikit saja rasa sakitnya. Tapi dia gagal, air mata justru mengalir kian deras dari kedua maniknya.
"Hiks...kupikir kamu beda dari lelaki lain, ternyata kamu bahkan lebih buruk dari mereka!" Pekik Hanita sambil memukul dadanya dengan kencang
Hanita memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya, wanita itu diam dengan tatapan kosong serta maniknya yang masih mengembun. Belum ada niat untuk mengemudikan kuda besi yang saat ini dia tumpangi
Bayangan saat Satya memeluk erat tubuh Shanum lalu mengecup kening wanita itu dengan lembut. Semuanya masih terputar dan terngiang dalam memori ingatan Hanita.
"Dia bahkan tidak pernah lagi tersenyum padaku. Dia...selalu membentakku. Dia...menatapku seolah aku ini barang yang sangat dia benci...tapi pada wanita itu? Hiks..." lirih Hanita
"Ini sakit..."
Hanita mengusap kasar air matanya, dengan bola mata yang memerah dan menyorot tajam. Wanita itu mulai melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi membelah jalanan Ibukota yang masih ramai meski malam telah menyapa sejak tadi
Mobil yang dikendarai Hanita memasuki halaman mansion miliknya, wanita itu turun dan bergegas masuk ke dalam. Amarah dan rasa sakitnya semakin menjadi karena mengetahui kalau Satya belum pulang. Terlihat dari mobil milik lelaki itu yang belum terparkir di dalam garasi
Langkah kaki Hanita terhenti diruang tengah, kedua matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Setiap sudut dari ruangan ini dipenuhi dengan foto kebersamaan dirinya bersama dengan Satya, saat hubungan keduanya masih hangat
Hanita menutupi kedua telinganya, kembali kilasan kebersamaan Satya dan Shanum melintas di dalam benaknya.
"Aaakh! Jahat!" Pekik Hanita
Diambilnya tongkat golf yang terletak dibelakang tangga. Hanita menggunakan benda tersebut untuk menghancurkan figura foto yang terpajang rapi pada setiap dinding
BRUK! BRUK! PYAR! PYAR!
''Palsu! Semua ini tipuan! Ini palsu!" Teriak Hanita
Wanita itu membabi buta menghancurkan seluruh figura sampai hancur tak berbentuk. Pecahan kaca berserakan diatas lantai namun itu masih tidak mampu untuk mengurangi rasa marah dan kecewa dalam hati Hanita
Hanita meneruskan langkahnya masuk ke dalam kamar miliknya dan Satya, rupanya kamar ini hanya membuat dada Hanita terasa makin sesak.
Ranjang besar di depannya, ranjang itu adalah saksi bahwa Hanita dan Satya sudah tidak pernah lagi melakukan hubungan suami istri sebagaimana mestinya.
Semula, Hanita berpikir kalau Satya hanya butuh waktu sampai hubungan mereka kembali sedikit membaik. Tapi dia salah, karena ternyata Satya sudah mendapatkan kehangatan dari wanita lain diluaran sana.
Betapa hancur perasaan Hanita, diabaikan dan di selingkuhi oleh suami yang sangat dia cintai.
"Aaakh! Brengsek kamu,Satya!" Geram Hanita
Hanita tidak bisa meredamkan amarahnya hanya dengan berteriak seperti sekarang ini. Dia harus melakukan sesuatu untuk melepaskan amarahnya
Kedua manik Hanita menangkap keberadaan gunting yang terletak diatas meja rias. Hanita merampasnya lalu membawa gunting tersebut masuk ke dalam ruang ganti
Pakaian milik Satya yang terpajang rapi di dalam lemari, seluruhnya dikeluarkan oleh Hanita.
Tatapannya terlihat sangat tajam saat mengamati setiap jengkal dari kemeja milik Satya yang saat ini dia pegang.
Decihan sinis lolos dari bibir ranum Hanita, "Baju ini sudah menjadi bekas pelukan wanita lain! Aku tidak sudi jika ini tersimpan dikamarku!" Pekik Hanita
Tanpa sedikitpun rasa ragu, Hanita mulai menggunting pakaian tersebut memastikan kalau itu benar-benar hancur dan tidak akan pernah bisa digunakan lagi oleh Satya
Bukan hanya satu, tapi hampir semua pakaian milik Satya dirusak oleh Hanita. Dia melakukannya seperti orang kesurupan yang hilang akal
"Kau harus hancur! Aku tidak sudi kau ada di kamarku!" Pekik Hanita dengan suara paraunya
Bahkan linangan air mata tak kunjung bisa dia hentikan. Justru tangisannya semakin dalam dan keras
Satya tiba di depan mansion disaat yang bersamaan, lelaki itu terlihat sangat bahagia saat melangkahkan kedua kakinya masuk ke dalam
Namun senyum kebahagiaan itu luntur, berganti dengan gurat kepanikan. Saat menemukan ruang tengah sudah berada dalam keadaan kacau berantakan
"Apa yang terjadi? Apa ada perampok yang menerobos masuk?"
"Dimana anak-anakku?" Cecar Satya panik
Para pelayan yang tengah merapikan kekacauan itu hanya bisa saling melirik. Ragu jika harus mengatakan kalau semua ini bukan ulah perampok melainkan Hanita
"Tidak ada perampok yang menerobos masuk ke mansion ini,Tuan." Sahut salah satu pelayan
Satya mengerutkan keningnya, "Lalu? Perbuatan siapa ini?"
"Nyonya Hanita" ujar para pelayan yang membuat kedua bola mata Satya terbelalak lebar
Satya geram mendengar kenyataan ini, dan mulai menganggap kalau Hanita keterlaluan karena berani mengacaukan mansion mereka. Apa istrinya itu tidak memikirkan si kembar? Bagaimana kalau si kembar ketakutan?
"Keterlaluan!" Geram Satya
Lelaki itu setengah berlari menaiki tangga menuju kamarnya yang berada dilantai atas. Satya bahkan mendorong pintu kamar dengan kasar
BRAK!
"Hanita!" Panggil Satya sembari mendekati Hanita
Satya makin kesal karena melihat pakaian miliknya yang sudah berserakan dalam keadaan rusak diatas lantai. Satya yakin kalau ini perbuatan Hanita, apalagi istrinya itu memegang gunting di tangan kanannya.
Merasa terpanggil, Hanita memutar kepala ke arah Satya. Menunjukkan ekspresi wajahnya yang hampa dan kosong.
"Apa yang kamu lakukan?! Kamu memberantakkan ruang tengah! Dan sekarang?! Kamu merusak pakaianku?!" Teriak Satya
Hanita tidak kuat menahan semua ini, belum pulih kehancurannya karena melihat kemesraan Satya dan Shanum. Sekarang? Suaminya itu datang dan memakinya, bukannya bertanya apa yang membuat Hanita seperti ini.
Hanita mengangkat gunting ke atas meletakkan benda tersebut ke lehernya tanpa sedikitpun keraguan. "Kamu begitu membenciku,Satya Dewantara?"
"Apa yang kamu lakukan?! Letakkan gunting itu!'' Teriak Satya
Hanita tersenyum hambar, sakit hatinya terasa makin dalam melihat sorot mata sang suami. Tidak ada kelembutan dan kasih sayang meski hanya secuil disana, jauh berbeda dengan tatapan Satya terhadap Shanum yang Hanita saksikan sendiri beberapa saat lalu.
"Apa salahku padamu? Kenapa kamu sangat membenciku? Tatapan matamu menjelaskan semuanya..." lirih Hanita
Satya terpaku di tempatnya berdiri, dia tidak mengerti kenapa Hanita bersikap seperti ini. Tapi yang jelas, hatinya tidak tega melihat sang istri serapuh ini
"Hanita, aku tidak membencimu" sahut Satya menurunkan suaranya
"Bohong! Kamu membenciku!" Tolak Hanita
Satya hendak mendekat namun Hanita menghentikannya, "Jangan dekati aku!"
"Kamu...kotor" gumam Hanita pelan diujung kalimatnya
Tapi Satya tidak peduli, lelaki itu tahu senekad apa Hanita. Satya takut kalau Hanita akan benar-benar menusuk lehernya sendiri menggunakan gunting
Satya merangkul tubuh Hanita, menahan tangan wanita itu lalu membuang gunting tersebut jauh-jauh dari mereka.
"Lepaskan aku! Jangan sentuh aku,Satya!" Teriak Hanita
Satya bergeming dan justru mengencangkan pelukannya pada sang istri.
"Kamu boleh marah, tapi jangan melukai dirimu sendiri,Hanita" bisik Satya sambil mendekap erat tubuh sang istri
Hanita mulai bisa tenang, wanita itu menyandarkan kepalanya ke atas dada bidang Satya. Dada yang juga menjadi sandaran Shanum beberapa saat lalu, mengingat itu membuat pelukan Hanita kian erat pada sang suami.
Kamu milikku! Bukan Shanum! Batin Hanita
Satya membiarkan posisi mereka tetap seperti ini, mungkin Hanita akan tenang dan tidak lagi berbuat nekad jika Satya menahannya.
Mungkin karena kelelahan menangis, berteriak juga merusak barang. Membuat tubuh Hanita terasa lemah, wanita itu perlahan mulai kehilangan kesadarannya dalam dekapan Satya
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅