Saat persahabatan dan cinta yang terpendam yang sudah terjalin dan tersimpan rapat lebih dari lima tahun harus putus karena kejadian semalam membuat Sheila memutuskan untuk pergi meninggalkan Damar, bahkan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Sheila saat sheila memutuskan untuk pergi.
Dan setelah delapan tahun berlalu saat keduanya di pertemukan kembali dan ingin memperbaiki hubungan masalah dan masalah terus bermunculan.
Apakah mereka bisa bertahan dan bisa mempertahankan hubungan yang baru saja mereka bina ? dan bagaimana cara Sheila dan Damar untuk bisa mendapatkan restu dari Bu Mila yang jelas jelas hanya melihat dari kekayaan dan status sosial ?
Pantengin dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa mengikuti setiap cerita R-kha
Happy reading 😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Restu
Hari yang di nanti Damar pun tiba dimana hari ini adalah hari dimana dirinya akan membawa Sheila dan Dee untuk menemui ibu dan adiknya di rumah besar.
" hati hati di jalan dan semoga apa yang kalian harapkan di mudah kan segalanya " ucap Bu Silla yang hanya bisa mendoakan semoga semuanya berjalan lancar dan juga Bu Mila bisa memberikan restu agar Sheila dan Damar.
" kami berangkat " ucap Sheila sambil melambaikan tangannya ke arah Bu Silla dan juga Altaf yang mengantar mereka sampai ke depan mobil Damar.
Damar, Sheila dan Dee pun mulai menuju kota dimana semua kisah Damar dan Sheila di mulai, butuh waktu hampir empat jam untuk Damar sampai di rumah Bu Mila.
" apa kalian baik baik saja ?" tanya Damar saat mereka baru saja sampai di sebrang rumah Bu Mila.
" apa Bu Mila akan bisa menerima kehadiran kami dengan baik ?" tanya Sheila yang masih ragu harus bertemu lagi dengan Bu Mila yang sebentar lagi akan menjadi ibu mertuanya.
" percaya lah apapun yang akan bunda katakan nanti, aku ada untuk kalian dan kita akan tetap pada rencana awal kita " ucap Damar yang tau kekhawatiran Sheila.
" jadi ayo kita masuk " ucap Damar yang kembali melajukan mobilnya dan mulai memasuki halaman rumah Bu Mila yang langsung di sambut oleh satpam rumah yang membantu membukakan pintu gerbang rumah Bu Milla.
" Bun, apa benar ini rumah ayah ?" tanya Dee yang masih terdengar oleh Damar.
" ini bukan rumah ayah, tapi rumah ibu ayah atau nenek kamu " ucap Damar yang baru saja mematikan mesin mobilnya setelah sampai tepat di depan pintu utama rumah besar Bu Milla.
" ayo kita turun " ajak Damar yang tak kalah gugup karena bagaimanapun dirinya pun berharap ibunya bisa menerima Sheila dan Dee dengan baik.
Meski sempat ragu Sheila pun akhirnya turun dari mobil Damar di ikuti Dee yang langsung menggenggam erat tangan Sheila dan Damar langsung mengulurkan tangannya agar Sheila yakin jika dirinya akan selalu ada untuk dirinya dan juga Dee.
Ting tong
Hampir tiga kali Damar menekan bel rumah dan tak butuh waktu lama pintu itu pun di buka oleh wanita paru baya yang Damar panggil dengan sebutan mbok Tiah.
" siang mbok " sapa Damar yang berhasil membuat mbok Tiah senang akhirnya orang yang sangat di tunggu di rumah ini akhirnya datang juga.
" den Damar, akhirnya den Damar pulang "
" Bu... Non... Den Damar pulang " ucap mbok Tiah yang langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk memberitahu Kia jika damar sudah datang.
" apa semuanya baik baik saja ?" tanya Sheila yang merasa jika mbok Tiah dan orang orang di rumah ini sangat menunggu Damar.
" kita masuk dan lihat apakah semuanya baik baik saja " ucap Damar yang juga merasa tak Tetang karena reaksi asisten rumah tangga ibunya seperti itu.
" siapa mbok yang datang ?" tanya Kia yang baru saja keluar dari kamar Bu Mila.
" den Damar non " jelas mbok Tiah yang tentu saja di dengar oleh Bu Milla.
" apa itu benar mbok ?" tanya Bu Mila yang berusaha bangkit dari tidurnya.
" bunda tunggu saja disini biar Kia yang pastikan apakah itu kak Damar atau bukan " ucap Kia yang memang berharap Damar lah yang datang bulan orang lain.
Kia berjalan turun dari lantai dua rumahnya dan saat sampai di ruang keluarga ternyata benar jika Damar lah yang datang bahkan di sana juga ada Sheila dan Dee.
" kak " Kia berjalan menghampiri kakaknya dan langsung memeluk Damar cukup erat seolah ada beban yang Kia simpan selama Damar tak pulang ke rumah dua Minggu ini.
" kamu kenapa ? Apa semuanya baik baik saja ?" tanya Damar setelah Kia melepaskan pelukannya.
" bunda sakit sudah satu Minggu "
" tapi bunda tak mau berobat dan bahkan bunda melarang Kia untuk memberitahu kakak kondisi bunda saat ini " ucap Kia apa adanya.
" apa sekarang kondisi Bu Mila sudah lebih baik ?" tanya Sheila yang seolah melupakan kekhawatiran dan kegugupannya yang ada rasa khawatirnya akan kondisi Bu Mila saat ini.
" bunda terlihat semakin lemah dan Kia takut" ucap Kia yang bahkan tak berani mengatakan apalagi membayangkan kondisi Bu Mila kedepannya.
" kita lihat bunda " ucap Damar yang langsung di hentikan oleh Sheila.
" boleh aku yang bertemu lebih dulu dengan Bu Mila ?" tanya Sheila yang berhasil membuat Damar dan Kia melihat ke arah Sheila bersamaan.
" apa kamu yakin ?" tanya Damar yang bukannya tak percaya pada Sheila tapi Damar tau bagaimana ibunya dan Damar tak ingin jika Sheila sampai sakit hati dengan apa yang akan ibunya katakan pada Sheila.
" aku yakin dan kamu juga harus yakin jika aku bisa mengatasi semuanya " ucap Sheila yang sebenarnya berharap jika yang iya lakukan memanglah benar.
" Dee ayo kita temui nenek mu " ajak Sheila yang kini sudah mulai berjalan menaiki tangga untuk bisa menemui Bu Milla setelah Dee setuju dengan ajakannya.
" kak apa semuanya akan baik baik saja ?" tanya Kia sambil terus melihat ke arah Sheila dan juga Dee.
" kita doakan saja semuanya akan baik baik saja " ucap Damar yang tak kalah khawatir tentang pertemuan Sheila dan ibunya.
Tok tok tok
" permisi boleh saya masuk ?" tanya Sheila sambil memperlihatkan sedikit wajahnya di ambang pintu kamar Bu Mila.
" kamu ? Dimana Damar ?" tanya Bu Mila yang terlihat kecewa saat bulan Damar yang pertama iya lihat.
" Damar ada di bawah " ucap Sheila sambil melangkah masuk ke dalam kamar di ikuti Dee dari belakang.
" bagaimana kondisi ibu saat ini ?" tanya Sheila yang kini sudah duduk di kursi tak jauh tempat tidur Bu Mila.
" baiklah jika ibu tak ingin menjawab pertanyaan saya " ucap Sheila yang sudah menyiapkan mental nya jika sampai Bu Mila bersikap seperti itu pada dirinya.
" kenalkan ini Dee Anak saya " ucap Sheila sambil menarik Dee agar bisa bersikap sebagaimana mestinya seorang cucu bertemu neneknya.
" katakan untuk apa kalian disini ?"
" apa untuk menghina saya karena saat ini kondisi saya seperti ini ?" tanya Bu Mila yang masih sempat sempatnya berpikiran buruk seperti itu pada Sheila dan Dee.
" kami hanya ingin melihat ibu dan meminta restu untuk pernikahan ku dengan Damar " ucap Sheila yakin.
" saya tau jika ibu tak menyukai saya " ucap Sheila yang kini sudah memberanikan diri untuk duduk di samping Bu Milla.
" tapi sekarang diantara saya dan Damar sudah ada Dee dan kami ingin ibu bisa memberikan restu untuk pernikahan kami karena restu ibu amat sangat penting bagi saya dan Damar untuk bisa memulai pernikahan kami dengan baik " ucap Sheila lagi.
" bagaimana jika saya tak memberikan restu itu apa kalian akan tetap menikah ?" tanya Bu Mila yang sebenarnya sudah bisa Sheila duga akan seperti ini akhirnya.
" kami akan tetap menikah dengan atau tanpa restu bunda "
✍️✍️✍️ siapa yang menjawab pertanyaan Bu Mila ? Sheila atau Damar ? Dan apakah benar Bu Mila tetap tak merestui hubungan Sheila dan Damar?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘