PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
" Asiiik suruh main yang lama ya Mah, Tunggu sampai kita pulang " Ucap Kayla riang
" Iya sayang, Cepat habiskan makanan kalian. Mamah yang akan antar kalian sekolah " Ucapku pada mereka
" Hah? Mamah yang mau antar kita? " Ucap Raylin kaget
" Iya sayang. Mamah ingin mengantar kalian sekolah. Bosan Mamah di rumah " Ucapku pada mereka
" Pergi belanja saja sayang. Atau mau ikut ke kantor? Biar tidak bosan di rumah? " Ucap Mas Willy
" Ke kantor ya Mas? Eemh nanti deh aku kesana. Sekarang mau antar anak-anak dulu " Ucapku padanya
" Ya sudah kalau begitu " Ucapnya
" Ayok kita berangkat anak-anak, Mamah ambil tas sama ponsel dulu sebentar ya " Ucapku pada mereka
" Iya Mah kita tunggu di mobil ya " Ucap Raylin
" Iya. Salim dulu sama Papah " Ucapku pada mereka
Aku pergi ke kamar untuk mengambil tas dan ponsel. Setelah itu aku menyemprotkan sedikit minyak wangi. Aku keluar dan ternyata Mas Willy masih berada di depan pintu.
" Loh kenapa belum berangkat Mas? " Tanyaku keheranan
" Kamu ini menyuruh anak-anak salim tapi kamu tidak salim sama Mas " Ucapnya
" Ya Allah aku sampai lupa. Saking kesalnya aku padamu. Sini salim dulu " Ucapku
" Jangan cemberut terus sayang jadi makin cantik " Ucapnya sambil mencolek daguku.
" Halah rayuanmu buaya " Sambarku
" Haha lucu sekali istriku ini ketika sedang marah seperti ini " Ucapnya tertawa
" His sudah sana berangkat. Anak-anak juga sudah menunggu nanti telat. "
" Iya. Nanti kalau jadi ke kantor kabari Mas ya " Ucapnya
" Untuk apa pakai mengabari segala. Biasanya aku kalau mau datang ya datang saja " Ucapku sambil melirik tajam
" Astaga salah lagi. Ya sudah langsung datang saja sayang. " Ucapnya mengalah
" Hemmm " Aku hanya berdehem dan masuk ke dalam mobil
" Hati - hati sayang " Ucapnya lagi
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya aku mengemudikan mobilku untuk mengantar anak - anak.
" Mah, Sepertinya Mamah sedang marah dengan Papah. Kenapa? " Tanya Raylin yang membuatku terkejut
" Ah itu hanya perasaan Kakak saja. Mamah dan Papah baik - baik saja kok " Ucapku sambil merubah ekspresi terkejutku menjadi senyuman.
" Mamah tidak bohong kan? " Ucap Raylin
" Tidak Kak, Mamah tidak bohong " Jawabku
" Memang kenapa sih Kak? Mamah dan Papah nggak berantem kok. Iya kan Mah? " Tanya Kayla
" Iya sayang " Ucapku padanya
" Ternyata anakku sudah dewasa dan peka terhadap keadaan " Batinku
" Mah, Kakak pengen beli baju deh. Kapan-kapan kita ke mall yah " Ucap Raylin
" Bagaimana kalau nanti siang? Setelah kalian pulang sekolah? Sekalian ngajak tante Nayla " Ucapku padanya
" Waah boleh tuh Mah. Pasti asik " Ucap Raylin bersemangat
" Yeeey kita ngemall ya guys " Ucap Kayla ceria
Aku hanya tersenyum melihat tawa bahagia mereka. Tak terasa kami sudah sampai di sekolah Kayla.
" Kayla sekolah dulu Mah " Ucapnya sambil mencium tanganku dan Raylin
" Iya semangat belajarnya ya sayang " Ucapku sambil mencium kedua pipinya
Diapun berlalu sambil melambaikan tangan. Aku segera menjalankan mobilku untuk menuju sekolah Raylin jaraknya tidak terlalu jauh dengan sekolah adiknya. Setelah sampai sekolah Raylin menyalimiku dan segera masuk ke sekolah karena gerbang sebentar lagi akan di tutup. Jalanan tidak terlalu macet pagi ini. Beruntunglah jadi anak-anakku tidak ada yang telat. Aku menjalankan mobilku dan berhenti di minimarket karena ingin membeli cemilan dan minuman.