Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembentukan Faksi Baru
Masuk ke pedalaman gunung di perbatasan dunia kecil yang terpisah, pekikan burung gagak kian menggema, masuk ke dalam pembatas ruang yang mengelilingi seluruh pegunungan.
Tampak sebuah bangunan megah dengan nuansa suram, menampakkan sepasang patung besar mengerikan di depan pintu masuk yang terbuka.
Mendengar pekikan burung gagak pengintai, sosok berpakaian serba hitam yang duduk di atas singgasana mengangkat telapak tangan, membuat burung gagak itu hinggap di atasnya.
“Hoo… Ternyata ada orang yang bisa mengalahkan regu Wan Qu sendirian. Menarik, aku suka dengan orang berdarah dingin sepertinya. Kalian, kirimkan beberapa orang untuk mencari keberadaannya. Kalau kita bisa mengajak dia bergabung, maka Sekte Asura akan semakin kuat,” ucap pemimpin sekte asura seraya tersenyum tipis.
“Baik Yang mulia,” sambut para tetua Sekte Asura dengan lugas, kemudian pergi dengan begitu cepat bagaikan gemuruh angin yang menerpa.
***
“Hentikan! Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu memukuli mereka?”
Mengalihkan pandangan ke sumber suara, tampak seorang gadis anggun mengenakan pakaian rapih berwarna ungu gelap, membawa keranjang bambu di punggung dengan aroma tanaman herbal sedikit manis, menggunakan kacamata bundar dengan rambut biru langit berkepang dua.
“Kamu siapa?” tanya Ling Tian singkat, melepaskan kerah Cang Zui yang ada di dalam genggaman tangan.
“Aku Yue Xi! Siapa kamu berani berbuat onar di tempat ini?”
Mendengar nama Yue Xi, membuat Ling Tian terdiam sesaat, tak menyangka akan bertemu alkemis Yue Xi dalam keadaan kacau balau seperti itu.
“Ternyata kamu alkemis Yue Xi yang terkenal akan kehebatannya. Aku Ling Tian, murid pelatihan bagian barat. Aku datang ke sini untuk bertemu denganmu, dan orang ini berkata akan memandu jalan, tapi mereka melah menipuku, bahkan ingin merampas semua harta milikku. Jadi, daku tidak ada pilihan selain memberikan mereka sedikit pelajaran,” balas Ling Tian mencoba menjelaskan kepada Yue Xi, membuat gadis anggun itu mengalihkan pandangan ke arah Cang Zai berada.
“Paman Cang! Apa benar yang dikatakannya?” tanya Yue Xi dengan tatapan tajam, meletakkan kedua tangan di pinggang kemudian melangkah tegas ke tempat Cang Zai berada.
“Ahh… Eee… Nona, aku, aku bisa menjelaskan,” balas Cang Zai dengan raut muka panik, tak berani menatap Yue Xi yang terus memelototi dirinya.
“Paman Cang! Kau-” pekik Yue Xi dengan suara keras, membuat para gelandangan lain merangkak pelan mencoba kabur dari sana.
“Ahh… Maafkan aku, aku mengaku salah, aku tidak akan melakukannya lagi,” ucap Cang Zai dengan pandangan tertunduk, tak berani melawan Yue Xi yang jauh lebih muda darinya.
“Kalian mau ke mana, hah!” pungkas Yue Xi seraya melirik tipis ke arah belakang.
Mendengar suara ketus itu, membuat para gelandangan langsung keringat dingin, dengan cepat berkumpul menghampiri Ling Tian, kemudian bersujud meminta maaf dengan suara lantang.
“Kenapa para gelandangan ini sangat menurut dengan perkataan alkemis Yue Xi? Mungkinkah dia memiliki latar belakang yang luar biasa?” gumam Ling Tian di dalam hati, mengalihkan pandangan ke arah Yue Xi yang sedang menceramahi para gelandangan itu.
“Adik Ling, aku Yue Xi mewakili mereka untuk meminta maaf kepadamu. Aku harap kamu bisa melupakan masalah ini,” pinta Yue Xi dengan suara lembut seraya membungkukkan sedikit tubuhnya.
“Tidak masalah, aku mengerti dengan situasi mereka, karena aku juga pernah berada di posisi yang sama. Sebenarnya, selain bertemu denganmu, aku membutuhkan banyak orang untuk memantau kondisi di setiap kota di masa depan. Kebetulan mereka sangat cocok dengan tugas ini, kalau kalian mau, aku bisa mempekerjakan kalian. Tentu saja, aku akan memberikan bayaran yang pantas, bagaimana?” ucap Ling Tian dengan begitu berwibawa, membuat Yue Xi dan para gelandangan itu terdiam sesaat.
“Kamu ingin memperkerjakan kami?” sela Cang Zai sedikit heran dengan perkataan seorang anak kecil.
“Benar, karena kalian bisa berbaur dengan masyarakat dan mencari informasi tanpa dicurigai siapapun. Tidak hanya itu, aku juga membutuhkan orang-orang berbakat di masa depan yang bisa bertarung bersamaku melawan para iblis, itulah kenapa aku membutuhkan kalian untuk mewujudkannya,” balas Ling Tian dengan lugas tanpa keraguan sedikitpun, membuat para gelandangan itu saling bertukar pandangan.
“Apa kamu gila? Mana mungkin kami para gelandangan yang tidak memiliki sumber daya untuk berkultivasi bisa bertarung melawan para iblis. Jangankan mereka, melawan anak kecil sepertimu saja kami tidak mampu,” timpal salah satu gelandangan yang ada di sana.
“Kalian tidak perlu khawatir, aku memiliki berbagai metode pelatihan yang bisa membantu kalian untuk berlatih. Meskipun kalian tidak berbakat sekalipun, setidaknya kalian bisa melindungi diri kalian sendiri dari penindasan orang lain. Contohnya seperti para perampok yang sudah mengakar di seluruh kota, Sekte Asura!”
Mendengar Sekte Asura disebutkan, membuat mereka sontak terdiam, kian tertunduk ketakutan seakan pernah bertemu dengan mereka.
“Aku harus membentuk sebuah kelompok untuk mengantisipasi tindakan mereka di masa depan. Kalau tidak, umat manusia akan hancur dari dalam,” batin Ling Tian di dalam hati, mencoba merencanakan strategi dengan matang.
“Adik Ling, apa kamu yakin dengan rencanamu itu? Sekte Asura merupakan sekumpulan pembunuh berdarah dingin, mereka tidak mudah dihadapi, apalagi hanya dengan kalian,” sambut Yue Xi merasa tak yakin dengan apa yang Ling Tian katakan.
“Alkemis Yue tidak perlu khawatir, aku tidak akan menghadapi mereka dalam waktu dekat. Sekarang aku akan membangun landasan di kota ini dengan bantuan mereka. Tapi, kalau kalian menolak, maka aku tidak akan memaksa,” papar Ling Tian memberikan pilihan, membuat para gelandangan itu sekali lagi bertukar pandangan penuh keraguan.
Mengepalkan kedua tangan kuat, Cang Zai yang tertunduk tampak mengerutkan kening, mengingat sebuah tragedi yang menimpa seluruh keluarganya.
“Apa kamu benar-benar bisa menghancurkan para bedebah itu?” tanya Cang Zai dengan suara berat, bangkit dari tempatnya berada, menatap Ling Tian dengan tatapan dalam.
“Emp…” angguk Ling Tian tanpa keraguan sedikitpun.
“Mereka sudah membunuh rekan dan semua keluargaku. Asalkan bisa membalaskan dendam, itu sudah lebih dari cukup. Aku tidak tau kamu siapa, tapi asalkan bisa membunuh para bedebah itu, aku Cang Zai rela menjadi bawahanmu,” tegas Cang Zai dengan suara lantang, berlutut memberi hormat kepada Ling Tian.
Melihat Cang Zai yang memiliki sifat sedikit arogan dan sulit untuk di nasihati dengan mudah berlutut di hadapan Ling Tian, membuat semua gelandangan sontak terbelalak, kemudian dengan lugas berlutut mengikuti panutan mereka.
“Bangkitlah. Kedepannya kalian harus merahasiakan identitasku, kalau tidak, dengan usiaku yang masih kecil, tidak akan ada yang percaya dan akan menganggap ideologiku hanya sebuah bualan belaka ,” pinta Ling Tian kepada para gelandangan.
“Kalau begitu kami harus memanggilmu dengan sebutan apa?”
“Kalian bisa memanggilku dengan sebutan Wu Jian Ke. Paman Cang, ke depannya kamu yang akan mengatur faksi ini, kalau kalian menemukan sesuatu atau membutuhkan sesuatu, kalian bisa mengirimkan surat melalui burung merpati,” balas Ling Tian kemudian, memulai langkah pertama dengan membangun kepercayaan.
“Wu Jian Ke? Pendekar Pedang Tak Terkalahkan? Benar-benar gelar yang mendominasi. Ketua tidak perlu khawatir, aku akan mengatur semuanya.”
“Emp… Ini gulungan bela diri tingkat rendah untuk membangun pondasi dalam tubuh. Sekarang kalian pergilah untuk berlatih, aku masih memiliki urusan dengan alkemis Yue Xi,” tandas Ling Tian kemudian, memberikan tiga gulungan perak yang berisikan teknik bela diri dan latihan kultivasi untuk memperkuat merdian.
“Terima kasih ketua, kami pasti akan berlatih dengan sungguh-sungguh.”
Setelah melakukan pembicaraan panjang itu, Cang Zai dan para gelandangan lain pun pergi meninggalkan gang buntu itu, hingga hanya menyisakan Ling Tian, Xiou Bai dan Yue Xi di sana.
“Adik Ling… Sepertinya kamu bukan anak kecil biasa. Bahkan bisa membentuk faksi dengan mudah. Siapa kamu sebenernya?” tanya Yue Xi sedikit curiga, menatap Ling Tian dengan tatapan tajam.
***