" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 bikin Frustasi
" Daddy buka pintunya" teriak Aya menggedor pintu kamar mandi dengan sangat kuat .
Zain melepas seluruh pakaiannya lalu baru membuka pintu kamar mandi.
" Akkkk dasar Daddy-Daddy gila " teriak Aya langsung lari keluar kamar saat lagi dan lagi dia melihat Zain tanpa busana .
" Ayo, Kamu mau mandi bareng Daddy. " kata Zain lagi tanpa malu mengajak Aya mandi pula .
Aya berlari keluar kamar menuju kamar utama dan juga segera masuk ke kamar mandi .
............
Zain yang sudah selesai mandi masuk ke kamar utama dan sayup-sayup dia bisa mendengar Aya yang tengah menangis di dalam kamar mandi.
Detik berikutnya ponsel Zain berdering dan Zain dengan cepat masuk ke ruang ganti untuk menyiapkan koper nya .
Zain sudah siap dan menyeret kopernya nya keluar ruang ganti namun langkahnya terhenti melihat tatapan tajam Aya yang masih memakai kimono habis mandi itu bahkan matanya sampai memerah .
" Daddy mau kemana?" tanya Aya menghampiri Zain yang berdiri memegang gagang koper nya .
" Daddy Akan pergi keluar negri malam ini " jawab Zain dengan suara pelan , entah kenapa merasa tidak nyaman melihat tatapan Aya yang tak biasa padanya.
Walaupun sebenarnya alasan pergi keluar negri adalah cara Zain berpamitan pada istri kecilnya karena akan pergi malam ini tidak mungkin juga Zain bilang dia akan pergi ke markas mafia.
" mengapa mendadak?" tanya Aya tatapan tajam nya perlahan meredup berganti tatapan sendu karena Zain akan pergi .
" tidak mendadak memang hari ini Dad,"
" terus kenapa nggak bilang sama Aya sejak awal?" tanya Aya lagi dengan nada datarnya membuat Zain meneguk Saliva nya, sebenarnya kalau di situasi normal Zain memang salah wajar Aya bertanya begitu karena Zain sudah tau akan pergi namun tidak memberi tahu Aya karena walau bagaimanapun Aya adalah istrinya .
" Tadi Daddy mau bilang cuma kan kamu yang pulang terlambat" jawab Zain dengan alasan logis .
Ponsel Zain berdering lagi sehingga dia akhirnya mendekati Aya yang berdiri di hadapan nya .
" Daddy harus pergi sekarang nanti akan ada pelayan yang datang untuk menemani kamu dan Daddy perginya juga tidak lama hanya sekitar 2 hari " ucap Zain mengecup kening Aya yang air matanya sudah siap menetes .
Aya langsung memeluk Zain dengan erat bahkan posesif dan tangisnya benar-benar pecah dalam pelukan Zain .
" Enggak , Daddy nggak boleh pergi malam ini " ucap Aya di sela tangis nya memeluk Zain semakin erat .
" Kenapa dia menjadi tiba-tiba posesif?" batin Zain membalas pelukan Aya dengan perasaan nya yang perlahan menghangat merasakan sikap posesif Aya .
" Daddy harus pergi sekarang Sayang , perusahaan sedang bu,"
" Kenapa harus sekarang besok pagi kan bisa " ucap Aya yang entah kenapa merasa berat hati melepas Zain pergi malam-malam begini walaupun Aya masih marah padanya .
" Bodyguard sudah menyiapkan jet Sayang dan Daddy harus berangkat sekarang" ucap Zain menatap Jam di pergelangan tangan nya.
" Bilang pada mereka kalau Daddy berangkat nya besok pagi aja " kata Aya memeluk Zain dengan posesif sama sekali tak mau di tinggal .
" Sayang tolong mengerti Daddy kesana untuk be," belum selesai Zain berucap Aya sudah menyambung.
" Enggak, Aya nggak mengerti karena masih kecil" jawab Aya dengan ketus intinya apapun alasan nya Aya merasa berat hati membiarkan Zain pergi malam ini entah kenapa.
" Kamu harus mengerti karena Daddy kesana untuk bekerja " senyum lebar Zain mendengar jawaban Aya yang kali ini benar-benar tulus melarang Zain walaupun dia sedang marah .
" Daddy sayang Aya nggak?" tanya Aya mendongak menatap Zain lurus membuat Zain jadi tak karuan tiba-tiba di tatap seperti itu oleh Aya .
" Ya Sayang,"
" Kalau begitu berangkat besok pagi " kata Aya lagi .
" Tidak bi, mmmh" sebelum Zain melanjutkan ucapan nya Aya dengan nekat mencium Zain walaupun begitu kaku namun Zain bisa Merakan usaha Aya untuk menyenangkan nya .
Zain memegang pinggul Aya dengan kedua tangannya lalu meremas dan langsung mendominasi ciuman yang di mulai Aya duluan itu .
" Baiklah Daddy akan pergi besok pagi tapi Daddy mau bobok sambil minum susu" kata Zain dengan senyum nakal nya tau kalau Aya sedang punya firasat tak baik terhadap nya karena itu lah Bocil itu bersikeras melarang Zain pergi malam ini dengan berbagai cara walaupun dia masih marah namun feeling nya begitu kuat sepertinya.
" Enggak " kata Aya begitu tegas bahkan setelah Zain melakukan hal tadi padanya Aya ingin terus menangis dan sekarang Zain malah memintanya lagi .
" Yasudah kalau begitu biarkan Daddy pergi nya " senyum lebar Zain mengelus kepala Aya yang cemberut itu.
Muahcc .
" Doakan Daddy ya cantik " ucap Zain lagi meminta doa istrinya agar di permudah lalu kembali menarik gagang kopernya setelah berpamitan pada Aya .
" Iya " kata Aya kembali memeluk Zain dari belakang yang baru berjalan beberapa langkah menuju pintu kamar .
" Terimakasih sudah mau mendoakan. Daddy harus berangkat sekarang" ucap Zain mengelus-elus tangan Aya yang melingkar di perutnya.
" Aya mau kasih Daddy susu asal berangkat besok pagi " ucap Aya mau melakukan apa pun karena perasaan nya benar-benar tidak tenang melihat Zain pergi entah kenapa .
" Beneran mau ?" tanya Zain mengangkat kedua alisnya berbalik menatap Aya .
" Iya , tapi nggak ada airnya" jawab Aya mengangguk polos .
" Nanti kamu nangis lagi?" tanya Zain dengan serius memegang dagu Aya agar menatapnya.
" Enggak nangis kalau Daddy pergi baru Aya nangis" kata Bocil itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan polos sambil menghapus air mata.
" Tuhan kenapa kau baik sekali memberikan Aku istri kecil sepolos ini" batin Zain dengan senyum lebar nya mencicipi bibir Aya dengan cara yang lembut hingga membuat Aya meremas kemeja yang Zain pakai saking candunya .
" Sepertinya Aku harus menyentuh Aya dengan lembut sampai dia candu bukan justru merasa tersakiti" batin Zain yang bisa merasakan Aya senang kalau dia berlaku lembut bukan seperti tadi .
Setelah Zain melepas ciuman nya Aya mendorong koper Zain sampai kedekat sofa lalu masuk keruang ganti untuk memakai piyama tidur nya.
Zain tidak melakukan hal apapun selain duduk diam menunggu Aya di ranjang .
" Daddy tidak ganti baju kembali?" tanya Aya melirik Zain yang masih memakai pakaian casual.
" Ehhh, Iya " saking semangatnya Zain sampai lupa mengganti baju nya .
Begitu Zain kembali Aya yang berbaring di ranjang itu sudah memejamkan mata dan Zain tersenyum simpul.
" Kau terlalu polos untuk menipu pria dewasa seperti ku dengan pura-pura tidur" batin Zain naik keatas ranjang dan langsung melakukan Hal yang dia inginkan .
" Sial Bocil nakal ini benar-benar tidur " rutuk Zain yang sudah melakukan berbagai gaya agar Bocil itu terangsang namun sama sekali tak terlihat pergerakan.
" Kalau dia tidur begini bagaimana bisa aku membuatnya candu " Zain malah jadi frustasi sendiri di buatnya