NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:762
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

“Bos, para ormas dan kepala desa sedang demo di daerah pembangunan karena tidak terima dengan pembangunan jembatan itu.”

“Bukankah Atlas sudah mengamankan beberapa dari mereka? Mengapa itu bisa terjadi?”

“Sebenarnya beberapa dari mereka memang mau bekerja sama, tapi kepala desa itu tidak terima dengan hal ini.”

“Huft orang-orang ini, mengapa tidak mati cepat saja sih! Menyusahkan! Yasudah setelah rapat dikantor aku akan kesana!”

Derandra mematikan telponnya. Saat ini dia sangat kesal dengan kelakuan orang-orang itu. Sampah masyarakat yang hanya bisa menyusahkan orang dan dibentuk oleh kepala desa tidak berkompeten.

Yang hanya bisa memikirkan perut sendiri tanpa memikirkan warganya. Ingin sekali Derandra membuat mereka jera dengan apa yang dilakukannya.

Namun dia sadar bahwa ini adalah negara hukum, dan dia harus mentaati peraturan yang ada. Meskipun nantinya dia akan menang jika melawan mereka.

Karena dia punya kekuasaan untuk membuat mereka mundur.

Akan tetapi Derandra bukanlah orang yang akan menggunakan kekuasaan hanya untuk menghadapi sampah seperti itu.

“Orang-orang itu apa nggak punya pekerjaan selain merampok pengusaha, bisa-bisanya orang yang ingin memperbaiki jembatan untuk memudahkan warganya malah diganggu.”

Gerutunya sambil membolak-balikan kertas di meja. Dia saat ini sedang memeriksa pekerjaannya di kantor, setelah ini dia akan rapat dengan para karyawan untuk membahas sesuatu.

Pikirannya sekarang benar-benar kacau dan sebal karena sampah masyarakat yang tidak tau diri di desa itu. Derandra sangat ingin pergi kesana sekarang untuk menyelesaikan masalahnya.

Namun dia juga tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya di kantor. Banyak hal yang harus dituntaskannya disini terutama dalam masalah pekerjaan.

“Ada apa dengan wajahmu?”tanya Rejandra.

Rejandra baru datang ke kantor sepupunya dan menemukan sepupunya sedang menahan kesal terhadap sesuatu. Itu terlihat jelas dari wajahnya yang menekuk.

“Masalah yang ingin sekali ku singkirkan, tapi aku ingat kalau ini negara hukum”jawab Derandra.

Rejandra duduk di depan Derandra yng sedang memeriksa pekerjaannya. “Apa masalahnya? Siapa tahu aku bisa membantumu.”

Derandra melepaskan kacamata yang bertengger di wajahnya dan menatap wajah temannya itu.

“Ini karena kepala desa itu tidak terima kalau aku ingin memperbaiki jembatan itu, mereka ingin meminta bayaran atas perbaikan itu serta tenaga pekerja yang dikeluarkan. Sialan memang.”

“Bukannya pekerjanya dibawa oleh Atlas? Mengapa mereka ingin meminta bayaran?”

“Itulah yang ingin aku selesaikan masalahnya, namun sayangnya aku tidak punya orang untuk mengamankan mereka.”

Rejandra yng mendengarnya hanya bisa menghela napasnya. Negara ini memang sudah rusak karena ulah mereka yang tidak tau aturan, ungkapan tentang orang jujur yang dibungkam itu benar adanya.

Rejandra teringat dengan cerita Derandra tentang orang-orang yang melawan kepala desa. Namun harus berakhir dipukuli karena melawan kekuasaan mereka.

“Sulit dipahami dengan orang-orang yang memiliki jabatan disini, mereka sama sekali tidak melaksanakan kewajibannya ketika sudah diberi tanggung jawab”keluh Derandra sambil menggelengkan kepalanya ketika mengingat kelaukan orang-orang yng diberi tanggung jawab.

“Kita di negara dimana orang-orang yang memiliki tanggung jawab tapi tidak pernah melaksanakannya, dan di tempat dimana banyak orang yang memiliki ilmu agama tapi tidak pernah melaksanakan apa yang dipelajari nya. Serta banyak pemuka agama yang memeras jemaahnya untuk kepentingan pribadi dengan dalih kebaikan sesama."

“Terkadang orang yang memilki niat baik pasti akan selalu tidak diberi hak untuk bersuara oleh mereka yang melakukan kejahatan. Kekuasaan dan uang memang kunci dalam pembongkaran kejahatan itu, tapi ketika tidak mempunyai keduanya sama saja dengan bunuh diri.”

“Serba salah memang hidup di negara ini, ketika menjadi baik malah disangka buruk. Tapi ketika melakukan keburukan malah dijunjung.”

Berita tentang penggelapan dana, serta orang-orang yang menganggap dirinya suci melakukan hal senonoh, seperti keseharian artikel yang diunggah dan semua orang tahu di negara ini.

Semua berita seperti itu akan tenggelam tanpa ada penyelesaian antara korban dan pelaku. Banyak yang menyangka berita itu tenggelam karena ada orang besar dibaliknya. Melindungi pelaku dan banyak yang masih membela karena orang itu pilihan Tuhan dan tidak boleh masuk bui.

Terlalu percaya dengan makhluknya dan melupakan penciptanya memang mengerikan. Derandra sangat dibuat miris oleh orang-orang yang terkena brain wash dan doktrin dari orang-orang yang mengaku dirinya suci.

“Setelah ini apa yang akan kau lakukan pada mereka?”tanya Rejandra dengan meminum kopi yng diantarkan office boy tadi.

“Mungkin aku akan menyelesaikan semuanya sendiri, Atlas saat ini lagi diluar pulau tidak mungkin aku akan menyuruhnya pulang hanya karena masalah kecil seperti ini”jawab Derandra.

“Aku sepertinya mempunyai kenalan dari kantor keamanan, barangkali kau butuh untuk mengamankan mereka jika mereka bertindak semaunya.”

“Mengapa kau tidak ikut saja denganku kesana?”

“Benar juga, saat ini aku tidak ada kerjaan. Tapi setelah menyelesaikan masalah itu langsung pulang kan?”

“Tentu.”

“Oke kalau begitu aku ikut denganmu.”

Mereka sepakat untuk pergi ke desa setelah Derandra menyelesaikan meeting nya. Meeting yang dilakukan Derandra bisa dibilang terbilang cukup lama. Karena dia harus membahas banyak untuk restorannya yang ada di desa itu ketika selesai dibangun nantinya.

Rejandra sangat penasaran dengan bentuk desa itu seperti apa. Kekasihnya yang notabene adalah orang desa, tentu bercerita banyak hal tentang kampung halamannya dulu.

Walaupun kekasihnya itu berada di kampung halamannya tidaklah lama, namun memori indah yang terkenang begitu terasa. Emosi setiap mengingat keluarga besarnya, serta pengalaman kecilnya berada di desa sangat membekas di ingatan kekasihnya itu.

Setelah selesai meeting beberapa jam, Derandra dan Rejandra memutuskan untuk langsung pergi ke desa. Rejandra juga menelpon orang kenalannya yang bekerja di pemerintahan untuk membantu mereka.

Derandra juga akan mengangkat kasus ini jika kepala desa dan ormasnya tidak mau kerja sama. Dia bisa saja menggunakan kekuasaan nya untuk menyingkirkan mereka, namun sekali lagi, Derandra bukanlah orang yang akan melakukan hal itu jika tidak dalam keadaan terdesak.

Jika pun mereka tetap tidak bisa diajak kerja sama, dia akan memakai kekuasaannya. Dengan cara membongkar kebusukan mereka tentunya, dan juga dengan sedikit kekerasan. Itu sudah hal biasa bagi pebisnis seperti dia.

Terkadang manusia jika diberi kelebihan akan harta dan kekuasaan, selalu lupa tujuan hidupnya. Manusia diberi kelebihan tentunya untuk dimanfaatkan dengan baik.

Namun yang namanya ego dan nafsu sering tak terkendali jika tidak beriringan dan dikendalikan. Nafsu yang ingin berlebih dan ego yang sering tidak ingin turun membuat manusia itu lupa akan jati dirinya.

Tujuan awalnya sebelum mempunyai segalanya adalah untuk membantu beberapa orang dan menyebarkan kebaikan. Namun ketika sudah mendapatkannya harus mendapat lebih untuk mencapai kekuasaan.

“Manusia jaman sekarang memang nggak bisa ditebak sifatnya, awalnya yang baik lalu harus menjadi jahat karena lingkungan yang dimilikinya.”

ΠΠ

“Pokoknya saya tidak setuju dengan pembangunan ini, kalian tidak izin terlebih dahulu dengan saya. Apa kalian tidak memiliki etika terhadap saya, saya disini sebagai kepala desa Lo!!”

“Saya dan teman-teman saya tidak akan pergi dari sini sebelum kalian izin terhadap saya!”

Para pekerja yang akan melakukan aktivitas pun menjadi terhambat karena ulah kepala desa dan ormas yang tidak tau diri. Mereka mengganggu dengan menduduki mesin-mesin yng akan digunakan untuk memperlambat waktu pekerjaan.

Sementara mandor dari pekerja yang dibawa juga tidak bisa melakukan apapun. Termasuk Yukti, dia juga tidak bisa melakukan apapun. Jika pun melawan mereka juga kalah jumlah. Sangat tidak seimbang jika itu dilakukan.

Salah satu dari pekerja juga ingin menghajar mereka, meskipun mereka kalah jumlah tapi mereka masih memiliki alat berat untuk mendorong mereka ke sungai ini. Namun dia mengingat satu hal, bahwa disini adalah negara hukum. Tidak seharusnya dia melakukan itu.

Yukti sampai saat ini masih menunggu kedatangan Derandra, dia tidak punya kekuatan untuk melawan mereka. Tentu karena kalah jumlah dan juga dirinya tidak setegas Derandra ketika menggertak musuh.

Yukti sering menemani Derandra ketika bosnya itu sedang menggertak beberapa musuhnya. Derandra akan berubah menyeramkan ketika dia diancam dan dipojokkan oleh orang yang ingin menghancurkannya.

Setelah sekian lama menunggu, Yukti akhirnya melihat mobil bosnya yang baru datang. Ia pun langsung menghampiri bosnya itu dengan sedikit berlari.

“Bos akhirnya kau datang!”seru Yukti yang menyambut bosnya. “Gara-gara mereka pembangunan jembatan jadi terhalang.”

Derandra dan Rejandra pun langsung melihat orang-orang yang menghalangi pembangunan jembatan. Beberapa dari mereka ada yang menggunakan seragam dinas, serta antek-anteknya menggunakan seragam khas mereka dengan bertuliskan ‘kami bangga menjadi ormas’. Dan itu membuat mereka berdua mendelikkan matanya.

“Ternyata antek kepala desa itu cukup banyak, kau yakin akan melawan mereka tanpa bantuan Andra?”tanya Rejandra.

“Aku tidak akan melawan mereka, namun aku akan memberi mereka sedikit bumbu panas”ucap Derandra dengan senyum smirknya.

Derandra berjalan menuju tempat kepala desa berdiri, ia akan melakukan hal yang biasa ia lakukan ketika lawan bisnisnya mengancam dan juga menganggap dirinya remeh. Seperti menggertak dengan sedikit ancaman. Jika mereka tetap tidak jera maka dia akan melakukan opsi terakhir.

“Kamu anak muda yang ingin membangun kembali jembatan ini?”tanya kepala desa dengan mengangkat dagunya.

“Benar saya yang ingin membangung jembatan ini”jawab Derandra dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya di saku.

“Apa kamu tidak tahu anak muda, bahwa setiap kegiatan yang bersangkutan di desa ini harus izin terlebih dahulu dengan warga disini?”

“Tentu pak saya tahu hal itu, dan juga saya sudah izin dari warga disini.”

“Benarkah? Mengapa tidak ada laporan yang masuk pada saya akan hal itu?”tanya kepala desa dengan dirinya sendiri. Ia pun menatap antek-anteknya satu persatu dan melihat wajah mereka yang bingung.

“Bohong itu pak kades, mas itu nggak izin sama sekali dengan warga disini”sautnya antek kepala desa.

“Mas berbohong pada saya?!”

“Mana mungkin saya bohong, saya pengusaha pak berbohong bukanlah sifat saya apalagi mengambil hak orang lain”jawab Derandra dengan sedikit sindiran di kalimat terakhirnya.

Kepala desa yang mendengar jawab Derandra sedikit tersindir dengan kalimat terakhirnya. Ia merasa bahwa ucapan pria muda di depannya ini ditunjukkan untuknya.

“Begini ya mas, setiap ada kegiatan yang melibatkan desa ini harus ada izin terlebih dahulu dari warga desa atau saya sebagai kepada desa sini. Dan yang mas lakukan itu tadi adalah kesalahan besar karena tidak minta izin dengan warga sini ataupun saya. Dan kami kesini untuk meminta ganti rugi yang sudah mas lakukan.”

Derandra tersenyum palsu mendengar pernyataan kepada desa itu. Dia tidak menyangka bahwa orang di depannya ini akan memerasnya dengan apa yang dilakukannya.

“Saya sudah minta izin dengan warga desa sini, dan juga sudah mengantongi izin dari pemerintah daerah karena akan membantu memperbaiki jembatan utama ini. Lagi pun saya mendatangi warga desa sini untuk meminta izin, lalu kenapa bapak tidak tahu? Saya masih ada bukti dan vidio izinnya, bapak mau bukti?”

“Meskipun begitu mas juga harus izin dengan ormas sini! Ini namanya perbaikan ilegal karena tidak meminta izin dari kami!”

Para warga yang ada disini saling bersautan untuk membela kepala desa mereka. Derandra sangat ingin memukul wajah orang di depannya ini.

“Dengar ya pak, saya sudah meminta izin kepada warga yang ada disini. Dan mengapa bapak tidak tahu, karena saya izinnya pada warga desa asli sini. Bukan dengan warga desa pendatang yang bapak sewa ini, terutama ormasnya”ucap Derandra dengan sedikit keras agar orang-orang yang ada disini mendengar ucapannya.

Tentu setelah mereka mendengar ucapan Derandra terdiam terutama kepala desa itu, wajahnya sudah memerah karena menahan amarah akibat ucapan Derandra.

Menghadapi orang-orang ini, Derandra membutuhkan tenaga banyak untuk menggertak mereka. Sangat berbeda ketika dia menggertak lawan bisnisnya.

“Saya sebagai kepala desa disini tetap tidak setuju dengan tindakan masnya yang seenaknya. Itu melanggar hukum dan juga peraturan di desa ini”ucap kepala desa itu.

Derandra yng mendengar ucapan pria di depannya ini menghela napasnya. Tenaganya benar-benar terkuras habis akibat lelah berdebat dengan orang rakus di hadapannya. Sangat menjengkelkan.

“Dimana orang itu”gumamnya.

Saat ini dirinya lebih baik menunggu orang yang disuruhnya kesini. Dia akan melakukan opsi terakhir untuk membuat mereka diam dan menuruti ucapannya.

Derandra dan kepala desa saling bertatapan dan mengeluarkan umpatan melalui mata mereka. Derandra melihat jelas bahwa kepala desa itu seperti akan melakukan sesuatu padanya tentang hal ini.

Sementara Rejandra, dia mengawasi perseteruan ini dengan tenang. Beberapa kali Yukti melontarkan pernyataan yang membuat dirinya dan pekerja jengkel tentang kepala desa itu. Orang itu benar-benar sudah rusak menurutnya, sudah tidak hafal asas-asas negara ini dan mengotak-atik peraturan di luar UUD.

“Maaf mas Reja saya terlambat”ucap seseorang yang dipanggilnya untuk menangkap orang-orang disini.

“Ah tidak apa-apa pak,maaf juga kalau saya merepotkan bapak.”

“Tidak apa-apa mas, saya disini juga menegakkan hukum yang adil bagi warga desa sini. Mengenai bukti-bukti yang mas kirimkan tentu kami langsung memprosesnya, kami akan menangkap mereka yang melakukan kekerasan dan penggelapan dana desa disini.”

Rejandra menganggukkan kepalanya pada orang yang dipanggilnya ini. “Baik.”

“Ayo semuanya”suruh pak Hendra orang yang dipanggilnya.

Hendra serta tim yng dibawanya berjalan menuju ke tempat Derandra berdiri. Satu persatu orang-orang yang dibawa kepala desa dibawa oleh mereka ke dalam mobil. Dan Hendra menghampiri kepala desa dengan sebuah surat ditangannya.

“Anda mendapat surat panggilan dari pusat karena terbukti menyelewengkan dana desa. Anda ditangkap pak kepala desa”ucap Hendra dengan menunjukkan surat itu pada kades.

“Bawa dia!”suruh Hendra pada asistennya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!