NovelToon NovelToon
Luka Dan Pembalasan

Luka Dan Pembalasan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Janda / Konflik etika / Cerai
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Di hancurkan berkeping-keping oleh suaminya dan juga ibu mertuanya, kehidupan Laras sangat hancur. selain harus kehilangan anak keduanya, Laras di serang berbagai ujian kehidupan lainnya. Putranya harus di rawat di rumah sakit besar, suami mendua, bahkan melakukan zina di rumah peninggalan orantuanya.

Uluran tangan pria tulus dengan seribu kebaikannya, membawa Laras bangkit dan menunjukkan bahwa dirinya mampu beejaya tanpa harus mengemis pada siapapun. Akan dia balaskan semua rasa sakitnya, dan akan dia tunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Sehebat apa luka yang Laras terima? apakah dia benar-benar membalaskan rasa sakitnya?

Yuk simak terus ceritanya sampai habis ya 🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Provokasi

Tuti dan Jefri sudah kembali ke rumah, tanpa adanya Daryono dan juga Desi disana, melainkan ada Dania dan juga putrinya yang sedang bersantai di ruang tv.

"Eh, ibu sama mas Jefri udah pulang." Dania membalikan tubuhnya saat mendengar suara pintu terbuka, dia berjalan menghampiri Tuti dan juga Jefri dengan raut wajah tak bersahabatnya.

Jefri melenggang begitu saja dari hadapan Dania, entahlah dia sedang merasa kacau karena ucapan Laras saat di pengadilan tadi. Terlebih lagi, ayah dan juga kakaknya ada di pihak Laras membantu wanita yang sebentar lagi menjadi mantan istrinya itu.

"Kenapa dengan kalian? Tadi bahagia aja pas mau berangkat, tapi kenapa kalian malah jadi loyo seperti ini?" Tanya Dania beruntun.

"Gimana gak loyo, kamu gak tahu aja gimana penampilan Laras saat ini! Dia jauh lebih cantik, ibu aja sampai heran liat penampilannya yang berubah drastis. Mana dia pake pengacara terkenal pula, dia unggul dua point dari Jefri dan ngancam mau masukin ibu ke penjara gara-gara dia keguguran." Gerutu Tuti dengan nafas naik turun, dia tidak terima di injak harga dirinya oleh Laras yang tadinya hanya seorang peeempuan miskin dan dekil.

Dania memainkan kukunya menanggapi ocehan Tuti, dia sama sekali tidak percaya kalau hanya dalam beberapa bulan Laras bisa sukses dan lebih cantik seperti apa yang di katakan oleh Tuti.

"Ck, ibu ini gampang sekali tertipu. Mana mungkin dalam tiga bulan ini dia bisa kaya? Kalau bukan menjual dirinya, di dunia ini tidak ada yang gratis dan mudah bu! Jangan lah menilai dari luarnya saja yang mewah, taunya dia minjem kan bisa saja. Lagipula, anak yang di kandung si Laras juga belum tentu anak Jefri kan? Orang Jefri aja jarang nyaris gak pernah nyentuh lagi si cewek udik itu." Tutur Dania berucap menurut logikanya.

Tuti mencerna semua kata-kata yang terlontar dari mulut Dania, tidak mungkin juga Laras bisa terlihat kaya dalam waktu singkat, sementara Jefri pun tidak memberikan banyak uang padanya saat masih tinggal bersama.

"Tapi kali ini dia beda! Dia lebih tertutup, pakai hijab dan gamis. Kalau dia jual diri, mana mungkin dia pakai pakaian seperti itu." Jefri menyahuti ucapan Dania sambil menenggak air minumnya.

"Kau ini, harusnya kalian itu berfikir pakai logika jangan cuma sekali lihat bisa menyimpulkan seenak jidat saja. Zaman sekarang banyak wanita tertutup tapi jual diri, biar gak kelihatan nakalnya, padahal aslinya j*l*ng." Dania berucap memainkan logika yang bisa di percaya oleh Jefri dan juga Tuti, ia tidak mungkin membiarkan keduanya terpengaruh oleh Laras dan membatalkan perceraiannya.

Jefri dan Tuti pun mulai terpengaruh oleh mulut busuknya Dania, wanita itu pun menyunggingkan senyumnya saat Jefri dan ibunya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kau benar, harta peninggalan orangtuanya pun gak ada apa-apanya. Bodoh sekali aku, kenapa juga tadi aku memohon padanya." Rutuk Jefri menyesali apa yang dia lakukan di pengadilan tadi.

"Iya, menurut ibu sih mending kamu tuntut hak asuh Langit dan bagaimana pun harus ada di kamu, Jef. Kalau pun si Laras emang beneran banyak duitnya, kenapa gak kita manfaatin aja lewat Langit? Jadi, kita tinggal menikmati hasilnya." Seru Tuti dengan akal bulusnya, entah sampah seperti apa yang sudah mengotori hati dan pikirannya sampai hati memisahkan Laras dan Jefri, di tambah lagi ia ingin menjadikan Langit sebagai mesin penghasil uang.

Dania pun bersorak menyetujui ide cemerlang dari Tuti, dengan begitu ia bisa leluasa menggunakan hasil uangnya untuk kebutuhannya dan juga anaknya. Lain halnya dengan Jefri yang tampak terdiam, hatinya seolah menolak jika anaknya di jadikan mesin penghasil uang oleh ibu dsn juga kekasih gelapnya, tetapi dia hanya mengangguk saja agar Dania dan Tuti tidak mencurigainya.

*

*

Rumah besar Aiman yang kini terasa berbeda, rumah yang biasanya sepi menjadi begitu hangat dengan suara tawa dari Elsa dan juga Langit. Saat ini, Laras dan yang lainnya sedang makan siang bersama. Tampaknya Elsa jauh lebih bahagia dan perlahan mulai banyak bicara, sebuah kemajuan bagi Elsa dan juga sebuah keajaiban bagi Aiman yang sudah bersusah payah ingin keponakan yang ia angkat menjadi anaknya berbicara.

"Elsa, kak Langit mau ajak Elsa melukis. Elsa mau kan? Kak Langit jago melukis loh," Ajak Langit memajukan dagunya dengan penuh percaya dirinya.

"Melukis apa?" Tanya Elsa dengan suara pelan, namun masih bisa di dengar.

"Manusia lidi, hahaha." Jawab Langit di iringi tawa renyahnya.

"Manusia lidi? Sepelti apa?" Tanya Elsa dengan kening berkerut.

"Manusia lidi, kamu gak tahu manusia lidi?" Elsa menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Manusia lidi itu, kepalanya bulat tapi badannya cuman garis lurus seperti ranting." Jelas Langit, Elsa nampaknya tahu apa yang di maksud oleh Langit, seketika dia tertawa mengingat manusia lidi yang pernah ia lihat di salah satu animasi yang terkenal dengan dua bocah botak.

Hati Aiman semakin menghangat melihat keceriaan Elsa, dia menundukkan kepalanya menyembunyikan air matanya yang sebisa mungkin dia tahan. Andai saja istri dan anaknya masih ada, mungkin ia akan lebih bahagia lagi.

"Ikhlas, bro." Ucap Bayu.

Aiman menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, ia lantas menyunggingkan senyumnya walaupun terkesan di paksakan.

Selesai makan siang, Elsa dan Langit kembali bermain sesuai yang mereka bicarakan, dimana Langit ingin mengajak Elsa melukis manusia lidi yang pastinya di temani oleh Naina.

"Ras, gimana nanti kalo misalnya si bajingan itu mau hak asuh Langit?" Tanya Bayu yang enggan menyebut nama Jefri.

"Tidak akan ku biarkan kak, lagipula jika Langit bersama mereka sama saja aku membiarkan anakku mati secara perlahan. Sudah cukup aku bersabar dan ikhlas kehilangan anak keduaku, tidak untuk Langit! Aku akan merebut semua hak yang seharusnya memang untukku dan Langit, lihat saja bagaimana aku mempermainkan mereka semua." Tegas Laras dengan sorot mata menajam.

"Jangan dendam Laras, itu tidak baik." Pesan Aiman.

"Tidak sama sekali, aku tidak mau mengotori hatiku untuk sebuah dendam. justru aku ingin melakukan PEMBALASAN melalui jalur yang aku langitkan di setiap sujudku, demi Tuhan aku tidak ridho jika mereka bahagia diatas penderitaanku, bahkan sampai mengotori tempat peninggalan mendiang orangtuaku! Aku masih bisa menerima jika aku yang dibuat mereka menderita, tapi anak yang tidak berdosa yang aku bawa kemana-mana harus menjadi korban ke dzaliman mereka, akan ku pastikan Langit tidak akan mengalami kesusahan seperti dulu lagi." Bagi Laras Langit adalah harta yang tak terhingga, tidak akan ada satu pun yang berhak mengambilnya meskipun itu ayahnya sendiri.

Lihatlah bagaimana seorang ibu membalaskan rasa sakitnya, bahkan Tuhan akan mengabulkan doa orang yang terdzalimi. Di saat Jefri meraup kebahagiaan, di belakangnya Laras mati-matian mempertahankan rumah tangga dan juga hidupnya beserta anaknya. Bahkan, Laras rela hanya makan sayur bening tanpa ada lauk lainnya demi melihat suami dan anaknya makan enak, meskipun Langit hanya makan enak sebulan sekali itupun jika ada uang sisa, putranya tidak pernah sekalipun mengeluh. Baju yang robek berkali-kali Laras jahit sampai berulang kali ia tertusuk, pakaian yang ia pakai sampai pudar warnanya saking sudah lamanya ia memakai pakaian yang sama tanpa pernah sekalipun Jefri membelikannya. Sedangkan Dania, dia mendapatkan apapun yang dia mau, anaknya pun di belikan mainan beserta baju yang harganya bisa buat makan Laras dan Langit selama satu bulan lamanya.

1
Rima Irma Anastasya
laras tinggal pergi aja suami kayak gitu nggk perlu pertahanin lagi.. buang aja ke laut biar di mkan ikan hiu
Rima Irma Anastasya
gaji gede ngasih istri cuma 700 ribu sebulan, udahannya istri suruh menarik dan kinclong dimata suami.. aduh suami kaya gitu lem biru aja
Danu Wijaya
Luar biasa
SR.Yuni
seigatku laras punya riwayat lambung waktu itu dirawat di RS dan mantan suaminya bilang punya asam lambung, terlepas sekarang dia mungkin hamil ya✌️✌️✌️
Anifa Anifa
lebay banget
Daffa Bintang
yang jelas. udah salah gak ngaku salah y gays
Ruzita Ismail
Luar biasa
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sativa Kyu
👍👍👍
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣🤣🤣sumpah ngakak aku thor🤣🤣🤭
Sri Winarni
Lumayan
Partini Minok Nur Maesa
yg bnr kan emang sholat dimasjid
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭
Partini Minok Nur Maesa
kenapa hrs papa man sich berasa akang jualan somay
Ai Diah
betul uang memang bukan segalanya tapi segala nya butuh uang,, setidaknya kalou banyak harta kita tidak di hina sodara atou pun yg lain nya 🙏
Dardi Mauza
iy Laras nikah sama aiman ku setuju thor
Lia Safitri
pengasuh nya mungkin jahat x aiman, coba kamu liat deh betul apa gk sihhh.. 🤔
Umy Kheijiv
Mimpi aja lho ,Nesi !
Octa Neyland
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!