NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-27

Kedua pria itu tercengang, wajah mereka memucat saat menyaksikan kengerian yang terjadi. Bagaimana mungkin rekannya dapat mengalami nasib naas seperti itu.

Suasana tampal mencekam, hening dan tak bergeming.

"Siaaal!" maki pria itu dengan kesal. Tatapannya menyapu setiap sudut hutan dan mencoba waspada pada kemungkinan yang terjadi.

Kreeeseek....

Terdengar suara gemerisik dari balik semak, dan pria itu secepatnya berbalik arah dengan.senjata api yang siap menembak.

Detik berikutnya, tampak seorang bocah berusia dua tahun dengan menggunakan cawat berdiri tegak dengan tatapan memelas.

Kedua pria itu mendenguskan nafasnya. Seolah merasa jika bocah bukanlah sebuah ancaman bagi mereka dan perlahan menurunkan senjatanya.

Akan tetapi, bocah itu tiba-tiba tersenyum seringai dengan memamerkan barisan giginya yang dipenuhi cairan pekat berwarna merah.

Seketika keduanya melangkah mundur dan kembali mengangkat senjatanya dengan diacungkan ke depan.

Dan tiba-tiba sebuah serangan mendadak dari arah belakang...,

Kraaaas...

Sebuah mata tombak menancap dipunggung kedua pria itu hinhha menembus dadanya.

Seketika keduanya membeliak, lalu menjatuhkan senjata apinya dan cairan pekat mengalir dari sudut bibirnya, dan keduanya merundukkan kepalanya secara bersamaan.

Dalam hitungan detik, rombongan para wanita yang dengan anak-anak mereka keluar secara bersamaan dan menyerbu mangsanya dengan berebut seolah mereka begitu sangat lapar dan berpesta pora dengan apa yang ada.

Ditempat lain, Emy dan Yudi masih berlari menyusuri lorong goa. Mereka masih dikejar oleh beberapa pasukan primitif. Langkahnya harus berhati- hati karena stalagmit yang tumbuh dilantai.goa membuat mereka harus waspada jika tak ingin celaka.

Nafas keduanya memburu dan degub jantung dikeduanya berdetak lebih kencang.

"Dimana pintunya?" tanya Yudi dengan pandangan menelisik, sebab semua merapat tanpa.menyisakan cela, sedangkan suara derap langkah para pengejar sudah semakin dekat.

Emy mera- ba dinding, mencoba menemukan sesuatu yang dapat dijadikan pedoman untuk membuka dinding.

Langkah yang menderu semakin dekat, hingga akhirnya mereka terpojok dengan para pasukan manusia bertubuh coklat pekat yang memiliki tinggi 180 cm.

Pasukan yang berjumlah lebih 10 orang itu semakin melangkah mendekat, dan membuat mereka harus segera menemukan jalan keluar jika tidak ingin menjadi santapan para manusia kanibal itu.

Emy masih memiliki tombak ditangannya dan begitu juga dengan Yudi. Mereka hanya dapat mempertahankan hidupnya dengan perlawanan yang tidak seimbang dan kalah jumlah.

"Aku tidak mau jadi santapan mereka," ucap Yudi dengan menghunuskan ujung mata tombaknya.

"Sama, aku juga tidak mau," sahut Emy yang juga bersiap dengan tombaknya.

Sejujurnya mereka saat ini mengalami haus dan juga lapar, akan tetapi mereka seolah tak mendapat kesempatan untuk bersantai sejenak sekedar untuk ngopi, karena para manusia kanibal itu terus memburu mereka.

Wuuuuussss....

Suara lesatan benda melayang diudara dan menuju kearah mereka.

Craaaaas....

Aaaaarrrggghhhh...

Yudi mengerang kesakitan saat ujung mata tombak mengenai lengannya. Ia mencabut tombak tersebut dengan paksa dan tampak luka yang cukup parah hingga da-rah mengucur deras.

Emy tersentak kaget, dengan refleks, ia merobek pakaian Yudi yang berbahan kaos menggunakan mata tombak untuk mengikat luka tersebut.

Para pasukan semakin mendekat dan berjarak cukup sangat membahayakan, hingga keduanya berjalan mundur dan merapat kedinding.

Tanpa sengaja Emy menyentuh bagian dinding goa yang lebih menonjol, dan ia menekannya, tiba-tiba saja sebuah gerakan bergetar didinding dan ternyata membuka.

Dengan cepat Emy menarik lengan Yudi yang terluka dan membawanya keluar segera dari goa dan berlari menuju hutan.

Akan tetapi sialnya, para pasukan manusia kanibal itu mengejar mereka memasuki hutan yang terus berlari dengam mengikuti arah matahari yang masih tampak bersinar.

Braaaak...

Yudi terjatuh. Ia merasakan jika tubuhnya tiba-tiba lemah. Ternyata mata tombak mereka terdapat racun ular kobra yang dapat membunuh hanya dalam waktu dua puluh menit saja.

"Yudi, ayo bertahanlah. Kita sudah berada dihutan. Kita harus selamat. Pergi berdelapan, pulang juga berdelapan," ucapnya dengan berusaha mengangkat tubuh pria itu.

Wajahnya tampak memucat dan nafasnya tersengal.

Emy kembali merobek kaos tersebut, lau mengikatnya dengan kencang dibagian pangkal lengan agar racun dari bisa ular itu tidak menyebar dan menuju jantung.

Ia merogoh saku celana milik pria itu dan menemukan pemantik api, lalu membakar kulit dipinggiran pembalut luka tersebut. Rasa panas membuat pria itu meringis kesakitan. Ia tau jika Emy ingin menghambat racunnya, namun para pasukan itu sudah semakin dekat.

"Pergilah, jangan perdulikan aku selamatkan dirimu!" Yudi mendorong tubuh wanita tersebut hingga terjengkang kebelakang. "Pergi, kau harus selamat!" Yudi menghardik Emy dengan nada penenakan.

Akan tetapi, wanita itu sangat keras kepala, dan ia tak perduli dengan ucapan rekannya. Ia kembali menghampiri pria yang sudah terluka parah itu.

"Jika harus pergi, maka itu denganmu, atau tidak sama sekali!" jawabnya, lalu memaksa sang penuda untuk bangkit dan memapahnya.

"Dasar keras kepala, kau jangan mengorbankan nyawamu demi untuk ku!" Yudi terpaksa bangkit dan berlari lemah dengan dipapah oleh Emy.

"Bukan aku berkorban untukmu, tapi aku gak tega liat kamu mati disantap oleh mereka. Kalau mau mati ya minimal dirumah, kan bosa dikubur secara baik-baik," sahut Emy yang terus berlari dengan menjaga keseimbangannya.

Seketika Yudi tercengang mendengar jawaban rekannya. "Dasar Kau, awas saja jika aku selamat!" ancam pemuda itu.

"Ya kalau begitu mari berlari," ajak Emy dengan mempercepat langkahnya.

Braaaaak...

Kembali Yudi terjatuh, dan Emy menghentikan langkahnya. Lalu kembali mengangkat tubuh pria tersebut.

"Ayolah, kita akan tiba ditepi laut," ajak Emy.

"Pergilah. Aku tidak kuat lagi," tolak Yudi. Ia tak ingin wanita itu harus mati bersamanya.

Emy melihat lengan Yudi semakin membengkak karena ia mengikatnya kencang. Tapi jujur ia belum siap mati saat ini.

Tampak para manusia primitif itu sudah berdiri didepan mereka dengan jarak hanya 10 meter saja.

Emy menghunuskan tombaknya. Ia berusaha terlihat tegar dihadapan para lawannya meskipun nyalinya saat ini begitu tipis.

Tetapi lebih baik melawan daripada tidak sama sekali.

Mereka tampak tertawa melihat wanita cantik dihadapan mereka dengan kulit yang cukup bersih. Sebab wanita-wanita mereka berkulit coklat pekat dan tidak pernah mandi.

Sepertinya mereka tidak ingin langsung membunuh sang wanita, melainkan untuk bersenang-senang.

"Pergilah, selamatkan dirimu," ucap Yudi lirih.

Emy tak bergeming, ia menatap sepuluh orang pria itu dengan tombaknya.

"Ayolah cantik, kami tidak akan menyakitimu," ucap salah satu dari mereka dengan diiringi tawa menjijikkan dari yang lainnya.

"Jangan mendekat!" Emy mengingatkan, namun gertakannya tak membuat mereka menyurutkan langkah, justru semakin terpancing.

Entah bagimana, salah satu diantara mereka menyelinap dibalik semak dan menangkap Emy dengan mudahnya.

"Aaaaaa..., lepaskan jelek, brengseeeeek!" maki Emy dan diiringi teriakan yang memekakkan telinga.

Yudi tersentak kaget. Waktunya yang tersisa mmebuatnya harus bangkit, dan ia mengambil tongkat Emy yang terlepas dan berusaha untuk menombak lawan mereka yang menangkap Emy dan membawanya kebelakang.

1
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: drpd kelaparan ceu 😋 manusia bisa tahan lapar katanya mah selama 5 ato 7 hari gituh 🙄🤪
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: yg ada sakit perut makan 4 kilo maah.. 😂
mual mual juga tetap aja ya buah loa nya di embat 🤣
total 2 replies
Heri Wibowo
lanjut
❤Lembayung Jingga❤: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh keren yahhh bener kata Buu bidan klo waktu terdesak JD jago tinju juga hahaaaa keren2
Ai Emy Ningrum: ayo sapa lg yg berani adu mekanik sama cewek2 ini 👊🏻👊🏻🤺🤺
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: uwoooww... kereeeennn 🙀🙀😍😍😍
total 6 replies
Susi Akbarini
waahhh..
deg2an terussss...
❤❤❤❤❤❤
Ai Emy Ningrum
jgn dibayangin bang 🙈 serem pastinya ,secara baru lepas dr suku Pulu Pulu ketemu bule rusuh sekarang...
Ai Emy Ningrum: 💤😴💤😴 mbeeeekkk 🐑👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: lagi berduka Ceu, embeknya mati /Whimper//Whimper/
total 14 replies
Tiah Fais
lanjut kak
V3
butuh bantuan .... butuh bantuan .... buruan bntu Bang Yudi dan Kak Emy 📢📣
V3
sepotong kaki beserta sepatu nya yg tersisa 🤣🤣🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehhhh si swet dehhh keren tp namanya manusia kanibal yahhh ngeri hiiiii
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
gila sekali ini mahhh /Puke//Puke//Puke/
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
haiiiiii semua
AQ baru on aja tp sampul nya udah beda hahhhhh mklm lah timbul tengelem dulu
buuuuu
arfan
semangat up terus bos
Susi Akbarini
asih2..
di mana asih..
Susi Akbarini
lhooo..
kok ya cuma ngintip..
harusnya segera twmbak qanita kanibal itu ..
Susi Akbarini
waaaahhhh...
ngeriii..

deg2 an bacanya
Heri Wibowo
lanjut thor.
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn nanti di sisain tulang doang sama sepatu 😳🙀
Ai Emy Ningrum: amiiiiin ( berjamaah ) 🤲🏻 😌😇🙏🏻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: isssh jangan sampe donk, mari kita berdoa agar sepatu dan tulang2 semua selamat 🤲
total 7 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn sampe pergi berdelapan, pulang bersepuluh 🙀🙀
(suku Pulu Pulu ada yg ngintil) 🙈
Ai Emy Ningrum: 🥴🥴🥴🥴🥴😔🥴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: /Puke//Puke//Puke//Puke/
total 13 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!