Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kepulangan allena
Hari ini setelah 3 hari di rawat , Allena di perbolehkan pulang, mami nya sedang berkemas di bantu Sean, Neo dan zevan tentunya.
Allena menatap mereka , dia tidak di perbolehkan membantu, hanya duduk di pinggir kasur cemberut.
"udah siap , ayo pulang," seru Neo , barang bawaan mereka tiga tas , jelas banyak yang menginap di sini bukan cuma Allena , tentu ke tiga temannya juga.
"ayo sayang,"ajak mami , keduanya bergandengan tangan,
bodyguard tiga di belakang menenteng tas , siapa lagi kalau bukan Sean ,zevan dan Sean,
ketiga nya memakai baju dan celana serba hitam juga kacamata hitam, Allena menggeleng malu, karna sepanjang jalan banyak mata yang memandang ke arah mereka.
Dan Neo dengan pede nya melambai kan tangannya , Sean berdecak malas.
"bisa diem gak Lo," Sean menahan malu nya saat Neo dengan pede nya memberikan ciuman jarak jauh kepada salah satu dokter muda,
mami terkekeh lucu, "lucu Banget Neo," cubit nya pelan , Neo meringis mengusap pipi nya.
"pantes Allena doyan cubit cubitan, ternyata emak nya juga,"cicit nya , Allena mendelik ,
"lah lo doyan gigit kayak siape , babeh Lo?" ucap Allena bengis, mau sembuh mau sakit kayak nya Allena bawaan nya gedek aja gitu sama Neo.
Zevan memisahkan keduanya yang sudah ber adu tatapan , di angkat nya Allena seperti membawa sekarung beras.
"zevan, ih sakit perut gue,"rengek Allena , bukan perut nya yang sakit , tapi ia malu, bokong nya dekat sekali dengan wajah zevan.
Zevan menurunkan Allena , tapi kembali menggendong nya ala bridal style.
"modus"sindir Sean , menyeret Neo yang membawa dua tas, mami tidak berkomentar apa apa , hanya tersenyum.
Neo menyetir mobil merchandise milik mami, tangan lihai nya memutar stir mobil,
sore hari memang jalanan tidak sepadat saat di pagi hari, 30 menit mobil sampai di depan rumah minimalis mami , Neo memarkirkan mobilnya langsung ke garasi, dan mereka turun,
Sean menggendong paksa Allena dan membawanya lari ke rumah kayu,
"Sean, kan gue bisa jalan , mana pake lari lari geh."keluh Allena duduk di kursi.
Sean hanya cengengesan ia takut di dahului zevan, makanya membawa Allena lari,
dari arah samping , zevan dan Neo berjalan tatapan keduanya seperti hendak membunuh Sean.
"heheh gue duluan" ucap Sean , zevan mendelik sinis , ia memutar kunci dan membuka pintu.
kali ini Allena menolak di gendong, kaki nya masih berfungsi dengan baik,
"hmmm , kangen kasur empuk, kangen yayang gue," Allena membaringkan tubuhnya di kasur , memeluk guling yang bagian atas nya muka jin BTS, memeluk dan mencium nya berulang kali.
Mereka bertiga melihat tingkah Allena , cemberut , kalah sama guling.
"gue buang tu guling,"gumam Neo sinis, ia mengambil sebotol minuman di kulkas,
"gue potong potong, Ampe jadi abu,"gumam Sean, juga mengambil sebutir buah pir.
zevan hanya menggeleng, ia masuk ke kamar mandi membasuh muka nya , padahal yang panas kan hatinya hehehe.
Allena tak menghiraukan ketiganya , ia masih memeluk mesra bantal guling nya , mengajak ngobrolnya seakan akan jelmaan jin benar benar ada di hadapannya.
"udah sinting kayaknya," ucap Neo,
"gak sinting juga Neo, geser doang dikit otaknya,"Sean juga berkomentar pedas, keduanya berdiri memandang Allena,
"lea lepasin tu guling atau gue bakar sekarang juga," tiba tiba suara datar zevan terdengar, membuat ke tiganya menoleh.
Allena dengan kesadaran penuh melempar guling nya , ia terkekeh malu.
dirinya memang suka lupa jikalau sedang berkhayal tentang bias nya ini.
"set dah ,"Neo menggeleng , dia sampai kaget mendengar suara zevan,
Sean tersenyum di ambilnya guling itu , dan menonjok nya kencang.
"seeean"jerit Allena , tak terima meskipun itu hanya guling,
"hajar Sean, hajar, gue dukung." seru Neo menyemangati Sean ,
zevan memegang kedua tangan Allena ,
"lepas zevan, Sean. yayang gue tolong!"histeris nya berontak dari genggaman tangan zevan, kaki nya menendang nendang.
Neo tergelak dan mem vidio kan aksi mereka.
"gue bunuh Lo Sean. aaaakh zevan lepas gak Lo."jeritnya tak di hiraukan ketiganya.
Sean masih terus memukul Bahakan menggigit guling Allena , kesal sangat kesal.
"gedek banget gue Ama Lo, rasakan nih.!" ucap nya menggigit wajah tampan jin BTS.
"bakar Sean sekalian," ucap zevan , yang membuat Allena menggeleng,
"jangan!"jerit nya ,
uhuk uhuk
Allena terbatuk , mereka lupa tenggorokan Allena yang belum sepenuh nya pulih.
"lea," ucap zevan panik mengusap pundak Allena.
Neo yang tadi nya tertawa , jadi panik.
Sean melempar guling nya kasar , ia mendekati Allena , yang masih terbatuk dan meringis.
Uhuk,"sakit," ucap nya mata nya berkaca kaca , wajah nya sudah memerah,
"maaf kita bercanda nya kelewatan." sesal Sean, membawakan segelas air.
Allena segera meminum nya , namun rasa nya terasa perih di tenggorokan nya.
"perih,"lirihnya , memberikan gelas itu ke Sean , hanya sedikit yang berhasil Allena telan.
Mereka sudah duduk, dengan mimik panik menghiasi wajah mereka,
"lea ke rumah sakit lagi ayo." panik Neo hendak mengangkat tubuh Allena ,
namun Allena menggeleng menolak nya.
"nggak, obat nya ambil di mami," ucap nya , suara nya sangat pelan.
Tidak menunggu dua kali zevan segera berlari keluar.
Dan kembali lagi di ikuti mami,
"ya ampun kenapa lagi ini Allena," tanya mami cemas, ia mendekati Allena dan ikut duduk , tangan nya mengusap pundak Allena , yang kadang masih terbatuk dan meringis.
"minum lea," zevan menyodorkan dua butir obat, dan segelas air.
"nggak bisa sakit,"menggeleng , memegang leher nya.
"di hancurin dulu zevan. Pake air hangat."perintah mami , zevan mengangguk dan kembali ke rumah utama ,
"jangan dulu teriak teriak sayang, ngomong nya harus pelan pelan , makan juga jangan yang bertekstur keras, pedes apa lagi."nasehat mami ,
Neo dan Sean menelan Saliva nya kasar , mimik kedua nya panik takut dan cemas ,
"kenapa bisa sakit gini,?" tanya mami menatap Sean dan Neo bergantian.
"anu mi,,,"Neo menceritakan semuanya ,
mulai dari mereka yang baru masuk hingga tadi, secara rinci Neo bercerita.
Mami menggeleng tak habis pikir,
"jangan dulu main main, Allena baru aja keluar dari rumah sakit, masa mau masuk lagi, apa nggak kasihan kalian."nasihat mami, keduanya mengangguk meminta maaf,
"Allena maaf," cicit keduanya .
"gue maafin, tapi Lo pada pulang sana." ucap Allena pelan,
zevan yang baru datang sontak berhenti , Neo dan Sean juga menatap Allena.
"maafin atuh le, Lo ko ngusir kita si, gak kesian sama gue apa," ucap Neo sendu,
"Lo aja gak kasian Ama gue,"jawab Allena pelan,
"sut. udah minum obat nya dulu." mami memberikan obat nya , pelan Allena meminum nya sambil menyerit perih.
"tidur sama mami aja," ucapan allena memeluk mami nya.
"iya ," jawab mami,
"gue juga tidur bareng mami kalo gitu ." ucap Neo tak mau kalah,
"nyebelin Lo,"ucap Allena sinis.
***
maaf guys masih banyak typo.
See you ❤️ jangan lupa tinggalin like dan komentar , plus ikutin akun author .
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪