Fika, seorang wanita polos, tiba-tiba terlibat dalam pertarungan dengan makhluk ghaib dan dimensi lain setelah mengetahui bahwa dalam darahnya mengalir warisan dari Sijjin, makhluk antar dimensi yang berbahaya. Untuk mencegah Sijjin mengamuk di dalam dirinya, Fika memiliki khodam pelindung yang membantunya. Sementara itu, sebuah organisasi bernama **Sanctorum**, yang terdiri dari lima orang terkuat di Bumi, memburu Sijjin. Fika harus menemukan cara untuk mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirinya sebelum dunia dan dirinya hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farisky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 22 - BENTUK PERTAMA KHODAM FIKA
"DUAARRR"
sebuah ledakan muncul dari arah kota, ledakkan itu terdengar sampai ketempat latihan Fika & Faylyne , dengan cepat Faylyne membalikkan Kepalannya dan melihat ke arah ledakkan itu terjadi mata yang fokus ke arah kekacauan itu membuat Faylyne bergegas ke arah sana.
"SETTTT"
sebuah kuda kuda dari kaki Faylyne yang ingin melompat, membuat retakkan di tanah karena beban yang di keluarkan Faylyne bersiap siap ingin melompat dengan wajah fokus melihat ke arah asap asap yang di akibatkan ledakkan, Fika ingin memanggil Faylyne tapi terlambat dia bergerak cepat dan melompat tinggi ke arah asap asap itu, debu debu pasir menyebar disekitar Fika yang di akibatkan lompatan dari Faylyne , membuat Fika batuk karena debu masuk kehidung Fika , melihat ke atas ke arah Faylyne yang terbang menuju kota.
"orang itu, apa aku bisa seperti dia" sambil menggenggam tangan dengan kuat.
sesampainya di kota Faylyne telah tiba, mendarat di atas gedung dengan mata ke arah kiri kanan sedang mencari sumber ledakkan , banyak orang berlarian berpencar mencari perlindungan di suatu tempat.
"apa yang terjadi kenapa mereka berlari" sambil menengok kiri dan kanan.
ledakkan kembali muncul di kaki gedung yang tinggi , ledakkan di campur dengan kobaran api bergegas menuju arah api itu, mendarat perlahan di depan gedung yang hancur banyak korban berjatuhan tertinduh puing puing bangunan hingga terlempar kemana mana , membuat Faylyne kesal dan segera masuk ke gedung yang hancur itu.
perlahan langkah demi langkah di lalui, suasana mencekam lantai retak dinding banyak yang bolong dan juga banyak kabel tergantung bebas, terpancar juga listrik di kabel itu membuat Faylyne harus berhati hati dengan sekitarnya, cukup dalam memasuki gedung yang hancur itu, dari depan dia melihat mahluk dengan tubuh mengkilap kurus dengan lidah panjang mata merah kuku yang panjang, membelakangi Faylyne sambil memakan manusia. mahluk itu seketika menoleh kebelakang dengan cepat Kepalanya berputar melihat ke arah Faylyne, tatapan mahluk itu terlihat sangat tajam, lapar, dan menekan hawa di sekitar, mata dari mahluk itu bergerak kesegala arah seperti gila, dengan cepat dia bergerak ke arah Faylyne dan menendang Faylyne
BRUGGHH.....
Walaupun sempat menangkis tapi itu sia sia kekuatan mahluk itu luarbiasa hingga membuat Faylyne terlempar sangat jauh sampai keluar dari bangunan rusak itu, pada warga datang dan melihat ke arah Faylyne, dia menyuruh warga untuk mundur karena mahluk yang ia lawan bukan sembarangan mahluk biasa, dengan cepat mahluk itu kembali menyerang Faylyne.
"SKILL MATAHARI : BELAHAN NAGA MATAHARI"
sebuah pedang terayun di barengin aura api yang bersinar membentuk seperti naga, mahluk itu terbelah tetapi mahluk itu bukannya mati malah bergenerasi dengan cepat sisa badan mahluk itu malah membentu cloning dari mahluk yang di belah tadi, kemudian Faylyne kembali di hajar oleh mahluk itu. para warga di sekitar Faylyne lari karena mahluk itu masih hidup
situasi kini 2 lawan 1 , bagi Faylyne itu bukan masalah besar, Faylyne memulai pertarungannya dengan cepat pedang dari Faylyne membuat api yang sangat besar dengan cepat.
"SKILL MATAHARI : GHIDORA!!!", Teriak Faylyne dengan penuh tekad.
sebuah naga berkepala 3 muncul di dan menyerang 2 Mahluk tadi sekaligus, mahluk mahluk itu bepencar untuk menghindari serangan Faylyne. salah satu mahluk itu kembali menyerang Faylyne dari sisi kanan kemudian salah satunya menyerang dari sisi kiri membuat Faylyne harus extra untuk mengadapinya, serangan demi serangan terus di lancarkan beberapa bangunan rusak karena pertarungan mereka
"Jika aku teruskan semua fasilitas kota bisa hancur, pikir Faylyne ayoo berfikir!!!" ujar Faylyne sambil memukul ringan Kepalanya.
kedua mahluk itu kembali menyerang Faylyne dengan berbagai cara, salah satu dari mereka melempar sesuatu kearah Faylyne, dengan mudah Faylyne menangkis lemparan tersebut salah satu dari mereka pergi meninggalkan Faylyne , satu lagi tertahan oleh Faylyne
"SIALL SATUNYA KABUR" ucap Faylyne dari dalam hati sambil melihat kearah mahluk yang kabur itu.
sedangkan satunya sedang menahan Faylyne.
"kau menahan ku yaa?, baiklah jika itu maumu" sambil mengarahkan pedangnya ke depan.
disisi lain Mahluk itu mengamuk di seisi kota, tim pertahanan kota sedang mencegah mahluk itu mengamuk tapi terlalu cepat dan kuat hingga para anggota pertahanan kota tidak dapat mengantisipasi dengan mudah.
"dia melarikan diri kita harus cegah dia jangan sampai melukai warga sipil" sorak salah satu anggota pertahanan kepada seluruh anggotanya.
dari atas sebuah batu menghantam mahluk itu dengan kuat sehingga mahluk itu terlempar jauh.
"ELEMENT TANAH : MERIAM BATU" turun dari atas gedung dengan santai sambil mengucapkan skill miliknya , Dika datang membantu para anggota pertahanan untuk mengurus mahluk itu.
"apa warga sipil aman?" sambil melihat ke arah para anggotanya.
"semua warga selamat hanya saja, yang berada di titik ledakkan sedang dirawat" ujar salah satu anggota pertahanan kota tersebut.
di tengah tengah perbincangan mahluk itu bangkit dan langsung menyerang mereka.
"ELEMENT TANAH : DINDING TANAH" sambil menghentakkan tangannya ke Tanah Dika mengeluarkan Dinding tebal dan tinggi untuk mencegah serangan dari mahluk itu, akan tetapi mahluk itu malah melompati tembok yang di buat Dika dan pergi jauh dari area tersebut.
"dia lari?" sambil menegakkan Kepala keatas melihat kearah mahluk itu yang melompati skill miliknya.
mahluk itu pergi menjauh dari Dika melompati bangunan ke bangunan yang lain dengan kecepatan yang luar biasa.
"ayoo kita kejar dia, jangan sampai dia menyakiti orang orang" Ujar Dika menyuruh seluruh anggotanya.
sedangkan di tempat Faylyne mahluk yang ia lawan hangus terbakar, yang dilawan Faylyne tidak satu melainkan ada banyak di karenakan Faylyne membelah terus menerus mahluk itu.
"jenis mahluk yang ngeselin, kamu menambah jumlah mu tidak membuat ada perubahan yaa dari pertempuran ini" ujar Faylyne yang memandang rendah mahluk itu.
warga sekitar bersorak menyabut keberhasilan Faylyne. tapi ini masih belum selesai satu mahluk yang tersisa masih ada di kota ini, Faylyne dengan cepat langsung lari mengejarnya.
sedangkan Fika dari tempat latihan datang ke kota mencari apa yang sedang terjadi di kota, Fika merasa bingung dengan warga yang berlarian berlawanan arah dengan arah Fika berjalan, sampai ada yang tidak sengaja menabrak Fika hingga terjatuh.
"oyy apa yang kau lakukan cepat pergi dari sana" sambil menatap tajam ke arah Fika , yang menyuruh Fika pergi dari sana.
Fika mengabaikan dia terus berjalan ketempat itu sampai menemukan Faylyne, sesampainya di suatu jalan yang sepi dari warga, dari kejauhan terlihat sosok Mahluk yang di kejar Oleh Dika dan para anggotanya, mahluk itu melihat ke arah Fika dengan tatapan menyeramkan.
"aa apa itu?" merasa ketakutan melihat mahluk itu kemudian dengan cepat Fika lari dari sana untuk menjauh dari mahluk itu.
akan tetapi mahluk itu sudah melihat Fika dengan kecepatannya mampu mengejar Fika hingga mahluk itu berada didepan Fika, dengan gerakan yang cepat Fika di tentang bagian otot tangannya hingga terpental jauh, merasakan sakit sambil berusaha untuk kabur dengan tubuh lemas, Fika melihat ke arah Mahluk itu menghilang.
"kemana mahluk itu?" sambil melihat kiri dan kanan dengan wajah yang panik dan pucat.
Mahluk itu berada di belakang Fika , saat menyadari keberadaannya Fika lalu menghadap ke belakangnya, mahluk itu lalu mengayunkan cakarnya ke arah Fika , berusaha untuk menangkis tapi itu hanya sia sia sebuah luka sayatan cakar mahluk itu membekas di kedua tangan Fika.
"AGGHH.. Tangan ku" darah yang menetes dari Lengannya , Fika berusaha untuk lari dari Mahluk itu.
"oyyy Khodam sialan! masa aku di diamin aja gimana sih katanya ngelindungin aku" teriak Fika sambil memegang tangannya yang luka.
"haaa?? katanya mau menggunakan kekuatan ku untuk melindungi diri sendiri lakukan lah, aku sudah membuka seluruh bentuk ku bahkan bentuk ke 7 kau bisa menggunakannya tapi yaa itu bukan tanggungjawab ku jika kau mati karena menampung aura yang sangat banyak itu" Khodam Fika berbicara dari dalam tubuhnya terlihat santai seperti tidak ada tanggung jawab.
"kenapa kau malah-" belum sempat berfikir lebih lanjut, Fika melihat ke arah Mahluk itu, betapa terkejutnya Fika karena mahluk itu berubah yang awalnya tubuhnya kurus , kini memiliki otot yang kekar dan badan yang besar.
"dia meminum darahmu" ujar Khodam Fika dari tubuh Fika
dengan cepat mahluk itu bergerak dan tepat didepan Fika dia muncul lalu memukul perut Fika hingga Fika memuntahkan cairan dari mulutnya.
"UGHHH.... " badannya Fika terpukul seperti di hantam oleh palu raksasa , terlempar sangat jauh hingga bangunan rusak karenannya.
Fika terbaring lemah sambil memegang perutnya kepalanya pusing seketika mata berkunang kunang, batuk karena nafas yang seperti di tutup kakinya menyapu tanah karena menahan rasa sakit yang hebat, mahluk itu berada didepan Fika berdiri tegak mengarahkan kepalanya ke arah Fika, tangannya yang besar meraih leher Fika lalu mencekiknya hingga tubuh Fika terangkat ke udara sambil memegang tangan mahluk itu yang besar dan kaki menyapu udara, nafas yang sesak membuat Fika tidak bisa melakukan apapun.
"aagghh" nafas Fika yang terasa sangat sesak membuat Fika tidak bisa bernafas, seperti tidak berdaya Fika berusaha menendang mahluk itu tapi itu sia sia. berusaha tenang berkonsentrasi berusaha menelan liur Fika mencoba untuk membuka bentuk pertama dari kekuatan Khodam.
"nah begitu lakukan bocah ingusan sialan" ujar Khodam Fika yang tersenyum.
dengan perlahan cengkraman mahluk itu Fika longgarkan berusaha menarik nafas dalam dalam hingga Fika berhasil keluar dari cengkramannya dengan nafas masih di atur Fika berdiri tegak dan sebuah tanda di Pipinya muncul, aura putih bercampur biru menyelimuti tubuh Fika.
"Sini kau sialan" Fika sambil menunjuk ke arah Mahluk itu.