Kawin Gantung Dengan Ketos

Saat bel pulang sekolah, Jessy ternyata masih berada di UKS. Tapi kemudian ia tiba-tiba terbangun ketika menyadari ia masih berada di sekolahan.

"Ya ampun!" Saat baru saja matanya terbuka, dan reflek ia langsung duduk. Tapi yang lebih membuatnya terkejut, ternyata Nathan sudah duduk di kursi sebelah ranjangnya.

"Ngapain lo kesini?" ketus Jessy. Entah kenapa ia kesal melihat kehadiran Nathan.

Nathan menautkan kedua alisnya, sudah beberapa hari ini gadis di depannya itu sikapnya semakin ketus terhadapnya.

"Sudah puas tidurnya?" Nathan tidak menjawab pertanyaan Jessy, ia justru memberikan pertanyaan lain.

Jessy memutar bola matanya malas menanggapi pertanyaan Nathan. Ia kemudian turun dari ranjang dan berniat kembali ke kelasnya, pasti sekarang di kelasnya sudah kosong dan hanya tinggal tas nya saja yang berada di sana.

"Mau kemana?" Nathan mencegah Jessy.

"Bukan urusan lo," sungutnya.

Nathan menghembuskan nafasnya pelan. "Tas lo ada di sini," ujarnya. Ia menunjukkan tas Jessy yang berada di lantai dengan ekor matanya.

"Kok ada sama lo?" heran Jessy.

Nathan tidak menjawabnya, tapi kemudian ia mengambil tas Jessy dan menyerahkannya. "Sekarang ikut gue." Setelah itu ia berjalan meninggalkan Jessy yang masih tidak mengerti.

Jessy semakin kesal melihat sikap Nathan yang seperti itu, ia sudah mengikuti langkah Nathan hingga ke parkiran tapi ia masih belum tau apa yang akan di lakukan Nathan.

"Apa dia mau hukum gue? Apa dia tau kalau gue cuma alasan sakit waktu di UKS? Tapi ini kan sudah jam pulang sekolah?"

Jessy terus bermonolog dalam hatinya.

Keduanya bahkan menjadi pusat perhatian murid sekolah yang masih berada di sana.

Hingga di detik berikutnya ia melihat Nathan membuka pintu mobilnya.

"Sebenernya lo mau ngapain sih?" kesal Jessy, ia berdiri di belakang Nathan yang hampir masuk ke dalam mobilnya.

Nathan kemudian mengurungkan niatnya dan berbalik menghadap Jessy. "Nggak usah banyak tanya ikut aja?" ia tidak memperdulikan wajah kesal gadis itu karena sikapnya.

Jessy berdecak kesal, mana ada orang mau di ajak pergi jika tidak tahu tujuannya.

"Nggak bisa, nenek lagi nunggu di rumah." Jessy mencari alasan.

"Gue udah ijin nenek buat bawa lo pergi." Setelah itu Nathan masuk ke dalam mobilnya.

Mata Jessy melotot, kenapa bisa neneknya mengijinkannya begitu saja tanpa bertanya padanya. "Dasar nenek durhaka!" gerutunya.

Tapi dengan setengah malas akhirnya ia ikut masuk kedalam mobil Nathan.

Dengan perlahan mobil Nathan melaju meninggalkan area sekolahan.

Di dalam mobil hanya ada keheningan, kedua remaja itu sama-sama saling diam.

Jessy masih penasaran akan kemana Nathan akan membawanya. Terakhir kali Nathan mengajaknya pergi, ia langsung mengatakan tujuannya. Tapi kini cowok itu hanya diam dan tetap fokus menyetir.

Diam-diam Jessy melirik ke arah Nathan, meskipun ia kesal dengannya tapi jika ia melihatnya dari jarak dekat seperti ini wajah tampannya mampu mengurangi rasa kekesalannya.

"Udah... nggak usah ngelihatin lama-lama, nanti jatuh cinta." Nathan yang sadar di perhatikan oleh Jessy.

Seketika saja Jessy membuang pandangannya. "Sial," umpatnya dalam hati. Ia merutuki dirinya sendiri saat baru menyadari kebodohannya. Bagaimana ia bisa tidak sadar jika sedang mengamati wajah tampan Nathan.

Tidak ada sahutan untuk membalas ucapan Nathan, karena sekarang yang ada hanya kata malu di diri Jessy.

...----------------...

...Nah udah aku up lagi, jangan lupa jempolnya juga. Kalau ada yang kasih kopi juga gak apa-apa 😁, siapa tau nanti bisa up lagi 😁...