Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29. CEK RUMAH
Rara baru selesai menunaikan kewajibannya sebagai orang muslim, rara tersenyum ketika melihat caca yang masih tertidur pulas ‘’ Masya allah sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu dari gadis cantik ini, semoga aku bisa mendidik caca dengan baik. Aamin ‘’ Rara mengusapkan telapak tangannya ke wajah.
‘’ Aamin.. aku yakin kamu pasti bisa menjadi ibu yang baik untuk caca ‘’
Caca langsung menoleh ‘’ Mas Irfan ‘’ Kaget rara. Rara pikir di kamarnya hanya ada dirinya dan juga caca.
Irfan tersenyum ‘’ Maaf, mas main masuk aja. Mas tidak tau kalo kamu sedang sholat ‘’ Kata Irfan
‘’ Iyah mas tidak apa-apa, lagian nanti juga kamar ini menjadi kamar mas juga ‘’ Balas rara ‘’ Ngomong-ngomong mas ada apa kesini, dan kapan sampai? ‘’ Tanya rara.
‘’ Apa mas boleh ikut sholat dulu? Di rumah air nya lagi mati ‘’ Kata Irfan
Tadi Irfan sudah ijin kepada ibu untuk ikut sholat karena air di rumah sedang mati, Ibu langsung menyuruh Irfan ke kamar rara dan menunaikan sholat di kamar rara.
Ibu dan Ayah sangat percaya kepada Irfan dan rara jika mereka tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak apa lagi Irfan yang bawaanya dewasa tidak mungkin Irfan melakukan hal di luar batas.
‘’ Boleh mas, boleh. Tau gitu tadi kita sholat berjamaah ‘’ Timbal Rara malu-malu.
‘’ Nanti kalo kita sudah sah menjadi suami istri, kita akan sering sholat berjamaah ‘’ Balas Irfan ‘’ Kalo boleh tau dimana kamar mandinya? ‘’ Tanya Irfan
‘’ Di sana mas ‘’ Tunjuk Rara kearah kamar mandi.
Setelah irfan masuk kedalam kamar mandi, Rara langsung kegirangan karena malu sendiri. Bisa-bisanya rara menggoda Irfan untuk sholat berjamaah ‘’ Ra sepertinya urat malu kamu sudah putus ‘’ Keluh Rara kepada dirinya sendiri.
Ceklek...
Rara melihat irfan semakin tampan dengan wajah yang masih ada airnya ‘’ Masya allah ciptaan Allah memang tidak ada yang gagal ‘’ Celetuk Rara yang memuji ketampanan Irfan.
‘’ Istigfar ra, belum muhrim ‘’ Tegur Irfan
Benar saja rara langsung tersadar dalam lamunannya ‘’ Maaf mas ‘’ Rara menggaruk kepala yang tidak gatal ‘’ Kalo begitu aku kelur dulu takut ada setan ‘’ Rara langsung pergi dari kamar.
Sedangkan irfan menggelengkan kepalanya melihat sikap Rara yang menurutnya menggemaskan ‘’ Tidak mungkin ada setan di sinikan ada caca ‘’ Irfan langsung menunaikan sholatnya.
Di bawah Jantung rara terasa akan cokot. Rara memegangi dadanya yang berdetak kencang ‘’ Ya Allah jantungku kenapa ‘’ Gumam Rara.
‘’ Jantungnya telah jatuh hati ‘’ Celetuk ibu dari belakang tubuh rara
‘’ Ibu ih... ‘’ rara merasa malu karena di pergoki oleh sang ibu.
Ibu tersenyum ‘’ Lagian kaya ABG labil aja sampai tidak tau jantungnya kenapa ‘’ Kata Ibu yang langsung duduk di sofa ‘’ Kalo lagi jatuh cinta ya gitu tuh, jantung berdetak kencang, wajah terasa panas dan pikiran tidak karuan karena terbayang orang terkasih ‘’ Goda Ibu.
Rara langsung ikut duduk di samping ibunya ‘’ Ibu kenapa tau? Jangan-jangan ibu kodam nya rara ya ‘’ tebak Rara
‘’ Hus jangan asal kalo ngomong, gini-gini juga ibu pernah muda tau ‘’ Timbal ibu
Rara terdiam yang di katakan ibunya memang benar. Ibu pernah muda sudah pasti ibu tau apa yang sedang rara rasakan saat ini.
Tidak butuh waktu lama Irfan turun sambil menggendong caca ‘’ Mommy ‘’ Rengek caca yang langsung minta di gendong oleh rara
‘’ Mommy nya lagi jantungan tuh cantik ‘’ Ledek Ibu.
‘’ Mommy sakit jantung? ‘’
‘’ Rara sakit jantung? ‘’ Tanya Irfan dan Caca bebarengan.
‘’ Enggak ‘’ Jawab Rara cepat
‘’ Iyah sakit jantung karena jatuh cinta heheeh.. ‘’ Celetuk ibu sambil terkekeh
‘’ Ibu ‘’ Rengek Rara malu.
Irfan langsung mengusap tengkuk lehernya, ia pikir Rara sakit jantung beneran ‘’ Bu, ayah mana? ‘’ Tanya Irfan untuk mengalihkan pembicaraan.
‘’ Ayah sedang di rumah baru sama calon besan, katanya sih ada yang mau di pasang ‘’ Jawab Ibu.
‘’ Oh gitu, kalo begitu aku kesana dulu bu, ra. ‘’ Pamit Irfan
‘’ Aku ikut ‘’ Pinta Rara yang ingin tau sudah seberapa jauh pembangunan rumah barunya.
Irfan mengangguk, mereka berjalan bertiga ke rumah baru ‘’ Ra, nanti kamu lihat-lihat saja dulu siapa tau ada yang mau kamu tambahin ‘’ Kata Irfan
‘’ Iya mas, eh mas belum jawab pertanyaan aku loh ‘’ Kata Rara
‘’ Pertanyaan apa? ‘’
‘’ Mas kapan datang, ko mobil mas gak ada di garasi? ‘’ Tanya rara heran.
‘’ Mas sampai tadi pagi sekitar jam sepuluhan, mas tidak langsung ngasih kabar karena mas lelah banget. Kalo soal mobil, mobil sedang di pinjam sama rekan kerja mas ‘’ Jawab Irfan ‘’ Ada lagi yang ingin di tanyakan sebelum kita sampai? ‘’ Tanya Irfan.
‘’ Tidak ada mas, sudah cukup hehehe.. ‘’ Rara tersenyum
Irfan mengucek ngucek rambut rara, membuat jantung rara tidak karuan lagi ‘’ Mas, hati neng meleleh ‘’ Gumam hati Rara.
‘’ Sudah ayok masuk ‘’
‘’ Caca mau sama omah, daddy ‘’ Pinta caca
‘’ Yaudah sana pergi ke omah, omah ada di rumah ‘’ Kata Irfan
‘’ Mommy anter ya ‘’ Tawar Rara
‘’ Gak usah mommy, aku bisa sendiri ‘’ Kata Caca yang langsung meninggalkan irfan dan rara.
Setelah kepergian caca, irfan dan rara pun masuk kedalam rumah. Rumah ini baru delapan puluh persen jadi, dua puluh persen lagi siap huni.
‘’ Sepertinya rumah ini akan beres setelah kita menikah, apa tidak apa-apa jika kita tidur di rumah mamah dulu? ‘’
‘’ Tidak apa-apa mas, lagian aku menikah bukan karena rumah melainkan karena isi rumah hehehe.. percuma rumah cepat jadi tapi gak ada mas sama caca ‘’ Kara rara mengayun ayunkan tangannya seperti anak kecil.
Irfan mendongkangkan kepalanya ‘’ Sepertinya calon istri mas, sudah mulai pintar gombal ya ‘’ Kata Irfan mencubit pipi Rara karena gemas.
Lagi-lagi hati rara meleyot mendapatkan perlakuan manis dari Irfan, entahlah rara juga bingung kenapa dia jadi cewek yang agresif padahal sebelumnya tidak begini.
‘’ Ayuk ‘’ Ajak Irfan tersenyum.
Rara dan Irfan melihat isi rumah, dari satu ruangan keruangan yang lainnya. Katanya ada ayah dan juga papah tapi sepertinya hanya mereka berdua yang ada di rumah ini.
‘’ Mas, papah sama Ayah mana? Katanya ada di sini ‘’ Kata Rara
‘’ Mungkin sudah pulang ‘’ Balas Irfan ‘’ ra, ruangan ini yang akan menjadi kamar kita nanti ‘’ Tunjuk Irfan.
Kamar yang lebih besar dari kamar yang lainnya, Rara sampai bengong ‘’ Belum jadi aja sudah sebagus ini apa lagi kalo sudah jadi ‘’ Ucap Rara.
‘’ Mas sengaja memilih kamar ini untuk kamar kita nanti, di sini ada ruangan untuk kerja mas nanti dan di situ ada ruangan ganti. Mas pikir kamu akan menyukainya ‘’
‘’ Aku suka mas, nanti kita bisa simpan kursi di balkon untuk kita bersantai dan sofa kecil di sini siapa tau aja mas mau tidur di sofa hihihi.. ‘’ Canda Rara.
Irfan menahan tangan Rara dan membawa tubuh rara kedalam pelukannya ‘’ Memangnya kamu akan tega melihat mas tidur di sofa? ‘’ Wajah Irfan dan Rara sangat dekat sekali sehingga mereka bisa mencium aroma wangi mulut mereka.
Rara menggelengkan kepalanya pelan ‘’ Ti..dak ‘’ Rara menggigit bibir bawahnya.
‘’ Jangan menggigit bibir mu, nanti terluka ‘’ Kata Irfan yang mengusap bibir Rara dengan jempol lalu mengecup sekilas bibir merah rara ‘’ Maaf ‘’