David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penawar
Bekerja di sebuah swalayan cukuplah menyenangkan bagi David. Jauh lebih menyenangkan dari pada tidak mempunyai pekerjaan sama sekali.
Di tempat baru itu David menjadi sosok yang lebih pendiam. Ia tidak banyak bergaul dengan para karyawan lain di sana.
Teman-teman barunya kebanyakan adalah anak-anak yang masih baru lulus sekolah. Mereka bekerja di tempat itu sebagai batu loncatan untuk karir mereka yang lebih baik. Mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan selanjutnya.
Pekerjaan David sebagai seorang pramuniaga di sebuah swalayan seperti memajang barang-barang yang di jual. Menyortir barang-barang yang sudah kadaluwarsa. Menerima barang datang dari truk kontainer. Hingga membersihkan lantai dan jendela.
David menjalaninya dengan tekun. Kegiatannya di sini mengingatkan pada masa kecilnya dulu. Dimana ia dan anak-anak yang lain membantu membersihkan rumah panti asuhan tempat mereka tinggal.
*
Siang itu selepas bekerja David tidak langsung pulang. Ia yang baru gajian mampir di toko serba ada. Sebuah toko yang menjual apa pun dalam kondisi bekas.
Di sana ada tumpukan majalah.
David pun memilah-milah buku-buku itu. Ia mencari bacaan tentang music atau gitar. Ia ingin memberikannya sebagai hadiah kepada si tua Rahman tetangga kontrakannya yang sekarang sudah menjadi teman baiknya.
David tidak keberatan berkawan dengannya. Ia tidak pernah membeda-bedakan seseorang hanya dari penampilan atau pun status sosialnya.
Ia justru lebih senang menghabiskan waktu senggangnya dengan bapak tua itu dari pada harus pergi bermain sampai larut malam dengan anak-anak kontrakan yang lain atau pun temannya dari tempat kerja.
Sore itu David baru sampai di kontrakan.
Ia heran melihat pintu kamar si tua Rahman terbuka.
Apakah pak Rahman mengambil libur hari ini? Sebagai seorang seniman jalanan jam kerjanya memang tidak menentu. Suka-suka.
“Kenapa pak?”, tanya David melihat Rahman yang sedang tidur-tiduran.
Tampak Rahman meringis kesakitan.
“Kenapa pak? Sakit?”, tanya David lagi.
“Gigiku sakit”, keluh Rahman.
“Coba buku mulutnya pak. Saya lihat”, pinta David.
Sore itu juga David memaksa Rahman untuk ikut dengannya pergi ke klinik dokter gigi terdekat.
Gigi Rahman ada yang busuk. Tidak tertolong lagi. Harus segera dicabut demi kesehatannya. Jika dibiarkan gigi yang berlubang dan busuk bisa menyebabkan datangnya penyakit lain yang lebih serius.
“Jangan lupa diminum obatnya”, kata David.
“Tidak usah nyanyi dulu”,
“Jika lapar datang saja ke tempat ku, ada makanan yang bisa aku bagi”, ujar David.
“Ini tadi aku membeli majalah dewa gitar”,
“Bekas, tapi masih bagus untuk dibaca”, kata David.
Rahman yang baru saja cabut gigi tidak bisa menjawab apa-apa. Orang tua itu hanya manggut-manggut saja seperti burung pelatuk.
*
Malam itu David tidak bisa tidur dengan mudah. Sudah beberapa malam ini hal itu kerap terjadi.
Di saat seperti itu David kerap berandai-andai untuk menjalin sebuah hubungan baru yang lebih serius. Ada beberapa teman wanita dari tempatnya bekerja yang sudah memberi lampu hijau kepadanya.
Tapi kembali lagi pikiran David selalu bermuara pada Kasih. Cinta sejatinya yang sudah setahun lebih telah mati. Sungguh tidak mudah.
David membuka lembaran-lembaran koran sisa yang ia minta dari Rahman. Kertas surat kabar yang ia gunakan sebagai tirai untuk menutupi sebagian kaca jendela kamarnya.
David membaca surat kabar terbitan tahun yang lalu. Ia berharap dengan membaca berita-berita itu bisa membuat matanya lelah kemudian ia bisa tertidur dengan lelap.
Namun bukannya bisa lekas tidur mata David justru makin membelalak.
Itu terjadi saat David membaca rubrik lalu lintas. Dimana ia membaca berita tentang kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dirinya. Kalimat-kalimat isi berita itu yang membuat David terperangah.
“Truk tabrak taksi online. Ajaib dua orang penumpang selamat”,
“Terjadi sebuah kecelakaan di tengah hujan deras. Truk dengan rem blong terjang mobil jenis minivan. Mobil berwarna hitam yang ditabrak merupakan mobil taksi online yang sedang mambawa penumpang. Bagian depan mobil yang tertabrak ringsek. Mobil terpental hingga menghantam beton pembatas jalan.”
“Sopir taksi meninggal di tempat. Sementara dua orang penumpang yang tidak sadarkan diri mengalami luka ringan dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.”
Apakah Kasih selama ini masih hidup?