Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?
Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menembus Kegelapan
Bab 26: Menembus Kegelapan
Dunia baru ini terasa seperti dimensi yang terpisah dari dunia yang mereka kenal. Kegelapan menyelimuti mereka dari segala sisi. Udara terasa lebih berat, hampir seperti ada sesuatu yang menekan mereka dari setiap arah. Meskipun cahaya yang memancar dari portal masih terlihat di belakang mereka, itu semakin memudar seiring langkah mereka lebih dalam memasuki dunia yang tidak dikenal ini.
"Kael, aku tidak suka ini," Rian berkata dengan suara berat. "Ini terasa... menakutkan."
Kael menoleh ke arah Rian, mencoba memberi kenyamanan meskipun dirinya sendiri merasa tertekan. "Aku juga merasa hal yang sama, Rian. Tapi kita harus melanjutkan. Kita sudah sampai sejauh ini."
Namun, Kael tahu bahwa setiap langkah mereka semakin mendalam ke dalam dunia yang jauh lebih gelap dan penuh dengan ancaman. Suasana di sekitar mereka semakin mencekam, dan mereka bisa merasakan kehadiran makhluk-makhluk yang mengintai di kegelapan.
Setiap langkah mereka membawa mereka lebih jauh dari kenyamanan yang mereka kenal, dan mereka mulai merasakan getaran energi yang sangat kuat. Energi ini bukanlah energi biasa—ini adalah kekuatan yang lebih tua, lebih kuat, dan lebih berbahaya dari apa pun yang pernah mereka hadapi sebelumnya.
"Kael, lihat!" teriak Aria dengan suara gemetar, menunjukkan ke arah sebuah ruangan besar yang muncul di depan mereka. Ruangan itu dipenuhi dengan cahaya yang berpendar, tetapi cahaya itu terasa tidak alami, seolah-olah dunia ini memancarkan energi yang tak terlihat.
Di tengah ruangan itu, ada sebuah patung besar yang menggambarkan sosok yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Sosok itu tampak seperti seorang manusia, tetapi dengan ciri-ciri yang aneh dan tidak biasa. Tubuhnya besar, dengan mata yang terbuka lebar dan tajam, serta mulut yang membentuk sebuah senyum mengerikan. Patung itu terlihat seperti penjaga, seperti simbol dari kekuatan yang lebih besar yang mengendalikan dunia ini.
"Siapa dia?" tanya Rian, suaranya bergetar.
Kael menatap patung itu dengan hati-hati. "Ini adalah penjaga dunia ini. Sosok ini lebih tua dari apa pun yang kita ketahui. Dia adalah penguasa yang pernah ada di sini."
Saat Kael berbicara, ruangan itu tiba-tiba bergema dengan suara keras, dan dari kegelapan, muncul makhluk-makhluk yang tidak mereka kenal. Makhluk-makhluk itu tampak seperti bayangan, dengan tubuh yang tidak jelas dan mata yang menyala-nyala. Mereka bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menyerang tim Kael dengan kekuatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
"Siap-siap!" teriak Kael, menarik pedangnya dan maju untuk melawan. "Jangan biarkan mereka mendekat!"
Pertempuran pun dimulai, dan meskipun mereka sudah terbiasa bertempur melawan makhluk-makhluk kuat, kali ini terasa berbeda. Setiap serangan yang datang tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga dipenuhi dengan energi gelap yang mencoba merasuk ke dalam tubuh mereka. Mereka harus bertarung tidak hanya dengan kekuatan fisik, tetapi juga dengan kekuatan mental yang luar biasa.
"Jangan biarkan mereka mengendalikan pikiranmu!" teriak Kael kepada timnya. "Kita harus tetap fokus!"
Namun, semakin lama mereka bertempur, semakin jelas bahwa makhluk-makhluk ini bukan sekadar penjaga biasa. Mereka adalah manifestasi dari dunia ini—kekuatan yang lebih besar dan lebih berbahaya dari apa pun yang pernah Kael hadapi sebelumnya. Kael tahu satu hal: jika mereka tidak mengalahkan makhluk-makhluk ini, mereka tidak akan pernah bisa mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi di balik dunia yang lebih gelap ini.