"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Tidak Terduga
Farhan yang sempat kehilangan mobil Alvin pun tidak menyerah, dia tetap saja melajukan sepeda motornya sesuai feeling nya sendiri. Sampai akhirnya dia melihat mobil yang sama terparkir didepan sebuah bangunan tua.
Walaupun merasa takut, Farhan memberanikan diri untuk memeriksa bangunan tersebut. Dia takut terjadi apa-apa ada gadis tukang marah, yang baru dikenalinya itu.
"Malam ini, aku aku buktikan, kalau kita akan bersama selamanya." kekeh suara lelaki yang terdengar oleh Farhan.
Farhan pun mengumpulkan keberanian dan memeriksa dimana suara lelaki tersebut berasal. Tak terdengar suara dari gadis tukang marah sedikitpun, Farhan takut, jika gadis tersebut sudah pingsan ataupun mati.
Dengan hati-hati, Farhan melangkah. Dia menggenggam satu batang balok yang kebetulan ditemuinya, tidak juah dari pintu masuk tersebut.
Plak ,,, Farhan memukul keras tengkuk Alvin. Sampai-sampai Alvin meringis dan hampir pingsan. Sedangkan didepannya terlihat Fira yang diikat, serta disumpal mulutnya. Bahkan lebih parahnya lagi, baju bagian atas Fira entah hilang kemana.
Alvin yang menyadari kelakuannya diketahui orang lain, langsung berlari keluar. Farhan yang hendak mengejar pun, mengurungkan niatnya. Karena baginya menyelamatkan gadis tukang marah, jauh lebih penting dari pada mengejar pelaku tersebut.
Farhan buru-buru membuka kaosnya untuk bisa dipakai oleh Fira, agar bisa menutupi tubuh bagian atasnya.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Farhan setelah melepaskan ikatan dari tangan serta mulut Fira.
Fira buru-buru memakai pakaian yang diberikan oleh Farhan, dan Farhan juga memutar tubuhnya. Agar tidak kembali melihat yang seharusnya tidak dilihatnya.
"Makasih." isak Fira memeluk erat tubuh Farhan dari belakang.
"Keluar kalian tukang zina. Keluar." terdengar suara teriakan dari luar gedung.
Fira buru-buru melepaskan pelukannya, dia terkejut akibat teriakan yang didengarnya. Begitu juga dengan Farhan, dia juga terkejut mendengar teriakan tersebut.
"Kalian keluar lah, percuma kalau kalian hendak lari. Karena tempat ini sudah kami kepung." lagi suara teriakan terdengar.
"Dengar kan aku baik-baik. Kita keluar, dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka." ujar Farhan menenangkan Fira yang keburu menangis akibat ketakutan.
"Kamu jangan takut, aku ada disini. Bersamamu." lagi, Farhan berucap. Padahal dia sendiri tidak yakin, jika orang-orang akan percaya padanya. Apalagi jika mereka melihat, tubuhnya polos tanpa baju.
Farhan dan Fira sama-sama melangkah untuk keluar secara berdampingan. Tanpa sadar, Fira menggenggam erat tangan Farhan.
"Ooo ini nih, pasangan mesum." pekik mereka saat melihat Fira dan Farhan bersama.
"Oo jadi, kalian sengaja kemari hanya untuk mengotori kampung kami?" tanya bapak-bapak disana.
"Bakar aja mereka. Mereka sudah berani-berani mengotori kampung halaman kita." ujar seorang bapak-bapak seperti menggompori.
"Kami bukan berzina. Aku kesini untuk menolongnya dari lelaki yang hendak memperkosanya." ucap Farhan memberi penjelasan.
"Dia benar Bapak-bapak Ibu-ibu."ucap Fira dengan menunduk.
" Halah, aling itu cerita bohong dari kalian. Buktinya Adik ini gak pakai baju. Dan kamu juga gak pakai kut*ng deh kayaknya."ujar seorang Ibu menarik tangan Fira yang sedari tadi berada di dadanya.
"Jangan Bu." larang Fira menangisi aksi brutal yang diterimanya.
"Jangan Bu, dia gak salah." larang Farhan memegang lengan Ibu-ibu yang hendak menarik tangan Fira agar bisa terlihat oleh khalayak ramai. Kalau Fira tidak memakai underwear.
"Mereka beneran berzina Pak Bu, terbukti gadis ini tidak memakai dalaman. Jadi, baiknya kita bawa keliling kampung. Dan buka semua baju mereka. Agar tidak ada pasangan lainnya yang berani berbuat zina di tempat kita." ucap Ibu-ibu yang tadi menarik tangan Fira.
"Ada apa ini? Kenapa tidak ada yang melapor pada saya?" tanya seorang lelaki yang memakai peci.
"Mereka telah berani mengotori kampung kita dengan berzina di bangunan tua ini Pak RT." ucap seorang lelaki, pada orang yang di panggil pak RT.
"Iya Pak RT, dan kami semua sepakat, jika mereka ditelanjangi dan dihukum keliling kampung." ujar lainnya.
"Ditelanjangi untuk apa? Biar suami ataupun istri dari kalian, bisa melihat aurat orang lain? Dan agar bisa kalian bayang, dan banding-bandingkan dengan milik pasangan ataupun milik kalian sendiri? Nauzubillah!" ucap Pak RT.
"Ibu-ibu, Bapak-bapak. Ada baiknya kita musyawarah dulu, jangan langsung main ambil tindakan sendiri. Untuk kalian berdua, ikuti saya ke rumah." ajak Pak RT. mendapatkan sorakan dari warga yang kecewa.
"Oya, tolong untuk wakil dari warga, tolong datang ke rumah sebanyak delapan orang. Yang lelaki!" tekan Pak RT. Karena paham bagaimana rusuhnya ras terkuat di muka bumi ini. Ataupun Ibu-ibu.
Setelah mendengarkan cerita dari Farhan dan Fira. Kemudian Pak RT juga bertanya pada warga. Bagaimana mereka bisa tahu, jika dibangunan tersebut, telah terjadi perbuatan zina.
"Jadi gini Pak RT. Tadi, saya baru pulang dari warung. Dan warga disini semua juga tahu, kalau rumah aku melewati bangunan tua tersebut. Keluarlah, seorang pemuda dengan napas ngos-ngosan. Dia mengatakan melihat pasangan didalam sedang melakukan zina. Tapi, dia tidak berani menegurnya. Karena keburu takut." ujar seorang Bapak, yang tadi seperti kompor.
"Lalu?" tanya Pak RT.
"Dia menyuruh saya untuk memanggil warga lainnya, dan dia sendiri berjaga disana. Agar pasangan yang didalam tidak lari. Ataupun meninggalkan tempat itu."
"Saat kami sampai disana, tidak terlihat lagi pemuda yang memberitahukan pada kami. Tapi, aku melihat motor butut diluar bagunan tersebut. Sedangkan mobil yang sebelumnya ada disana, entah hilang kemana." jelasnya.
Pak RT langsung menghela napas, mendengar penjelasan dari saksi mata. Tapi, yang dijelaskan warga tadi pun, menjadi pertimbangannya. Bagaimana, jika mereka telah melakukan aksi haram tersebut. Apalagi, bukti memperlihatkan jika mereka seperti telah melakukannya. Ataupun, baru saja hendak melakukannya.
Tak lama kemudian, Santi dan suaminya datang kesana. Dia sebelumnya dihubungi oleh Farhan. Dan Farhan hanya mengatakan secara garis besar pada Santi.
"Kak Santi." isak Fira memeluk erat tubuh Santi. Dan Santi juga membalas dengan sama eratnya.
"Aku tidak melakukannya Kak, sungguh." isak Fira.
"Iya, iya Kakak percaya padamu. Kamu sabar ya. Kakak juga telah menghubungi pamanmu. Karena dia bertanggung jawab atasmu." ucap Santi memijit pelipisnya.
"Ibu ,,,"
"Kakak, tidak memberitahu padanya. Hanya mengatakan kamu ada urusan sama Kakak." ucap Santi, dia paham akan kekhawatiran yang dirasakan anak buahnya itu.
Tak lama kemudian Danu sampai, karen sebelumnya dia sudah diberikan alamat lengkap oleh Santi.
Plak ,,, Danu langsung menampar keras wajah Fira. Dia amat teramat kecewa pada keponakannya itu.
"Kenapa kamu mempermalukan aku hah? Kenapa harus dengan cara ini, kamu membalaskan dendammu pada Paman, Fira?" teriak Danu dengan keras.