Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
atas kuasa Tuhan
"hanya mengucapkan terimakasih saja"ucap Tyas
"Untuk apa?"tanya Bima sengit
"Dia dengan mudah melepaskan saya. Justru itu yang saya syukuri sekarang bisa terlepas dari laki-laki tidak punya hati seperti dia "ucap Tyas
"Bisa ya kamu pikiran kayak gitu. Harusnya tuh kama marah , nggak terima apalagi dia hanya menghargai kamu 500jt saja."ucap Bima emosi
"Saya bukan orang lain mas yang mudah marah. Mungkin alasan mas Yuda melepas saya juga karena dulu saya pemarah makanya saya ingin sedikit berubah untuk lebih baik lagi"ucap Tyas
"Terserah kamu sajalah. Oiya mana ponsel kamu"ucap Bima
"Saya? Saya tidak punya ponsel mas."ucap Tyas
"Serius? Uang 500jt diterima cuma-cuma oleh suami kamu , tapi kamu hp saja sampai tidak punya?"Ucap Bima tak percaya.
"Entahlah mas, ada apa memang."ucap Tyas
Bima merogoh sakunya celananya. Lalu ia mengeluarkan ponsel keluaran terbaru dari perusahaan apel gignya
"Ini kamu pakek aja. Kalau ada apa-apa sama mama atau papa kamu bisa hubungi saya"ucap Bima
"Lah terus mas Bima pakai apa?"tanya Tyas
"Saya ada hp lain khusus untuk kerjaan saya"ucap Bima
"Baik, sebelumnya terimakasih banyak mas Bima sudah membantu saya"ucap Tyas
"Nggak gratis, anggap kamu membayarnya dengan menjaga papa mama"ucap Bima
Tyas hanya menganggung dan kembali fokus pada makanannya.
Hingga tak berapa lama Bima juga Tyas telah menyelesaikan makannya. Kini Tyas sudah berada di kamar Bu Mika. Ia sengaja mempercepat waktu agar pekerjaannya bisa selesai sebelum Ayuning terbangun.
Tok..
Tok..
"Mama, Bima pamit ya. Nanti kalau kerjaan Bima bisa kelar cepet pasti Bima bakal tengokin mama lagi. Tyas saya berangkat dulu, "ucap Bima
"Oh iya mas. Mari saya bantu bawakan barang-barangnya."ucap Tyas
"Boleh deh."ucap Bima
Sesampainya di halaman rumah. Tiba-tiba ada tetangga Bima yang melintas
"Eh Bima, kapan pulangnya udah mau balik aja?"tanya Bu Endro
"Iya Bu, ada perkerjaan saya yang tidak bisa ditinggal"ucap Bima
"Istrinya di ajak juga?"tanya Bu Endro
"Ha? "Bima kaget. Menyerngit kedua alisnya dan pandangannya langsung tertuju pada Tyas.
"Pinter kamu pilih istri Bim, dia sabar banget. Rajin juga tiap hari Bu Mika pasti di ajak jalan-jalan sekitar sini"ucap Bu Endro
"He ... Itu. . iya Bu"ucap Bima bingung
"Kapan nikahnya sih Bim, masa di bawa kesini udah nimang anak juga. Makhlum saya tinggal disini kan baru beberapa bulan ini"ucap Bu Endro.
"Iya nanti pasti diadakan resepsi kok bu, waktu itu memang belum sempat, jadwal saya penuh"ucap Bima berbohong
"Ya sudah Bim dilanjut , saya permisi dulu. Mari mbak"ucap Bu Endro turut menyapa Tyas
"Tyas , bisa tolong jelasin maksud Bu Endro tadi apa?"tanya Bima tatapan menghakimi
"Emm... Itu ..anu ..apa..."ucap Tyas berfikir keras
"Am em am em bicara yang jelas Tyas"ucap Bima
"Maaf mas Bima, waktu itu sebenarnya saya lagi jalan sama ibu buat berjemur trus ketemu Bu Endro. Mas Bima tau sendiri Bu Endro banyak sekali bicaranya. Tiap saya mau menjelaskan selalu saja langsung dipotong. Sampai akhirnya salah paham begini. Tapi saya janji akan meluruskan masalah ini"ucap Tyas
"Udahlah percuma juga , Bu Endro orangnya sulit mendengarkan ucapan orang lain. Nanti biar saya minta tolong papa aja. Kamu jaga orang tua saya baik-baik. Kalau ada apa-apa telfon saya. Saya pergi"ucap Bima
"Iya mas, assalamualaikum "ucap Tyas
"Oiya. Iya waalaikum salam"ucap Bima
Tyas hanya geleng-geleng menatap mobil Bima yang melaju meninggalkan rumah.
Tyas masuk dan langsung menuju kamar anaknya. Namun Tyas dikejutkan dengan posisi anaknya yang tertindih bantal tempat tidur.
"Ya Allah Ayuning"ucap Tyas syok
Ia langsung membuang ke sembarang arah bantal yang menindih tubuh Ayuning.
Ayuning tampak pucat bahkan tak menangis.
"Nak.... Ayuning.. bangun sayang . Ini ibu nak . Ya Allah Ayuning sayang dengar ibu nak.. Ayuning.... Ayuning hiks ...hiks.."tangis Tyas pecah memeluk Ayuning yang sama sekali tak bergerak.
Tyas segera mengambil ponsel yang tadi sempat di berikan oleh Bima
Tuuut...
Tuuut..
"Iya hallo , belum juga 10menit Tyas , ngapain telfon saya?"ucap Bima
"Hiks..hiks....tolong mas"ucap Tyas
"Kamu nangis Tyas. Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Cepat katakan Tyas. Atau saya putar balik aja sekarang"ucap Bima panik
"Ayuning meninggal mas"ucap Tyas tak begitu jelas.
"Ha ? Apa? Kok bisa. Oke-oke saya pulang habis ini. Kamu tenangin diri dulu. Bentar"ucap Bima
Bima segera memutar arah mobilnya .
(Kok bisa bersamaan seperti ini. Yang kuat Tyas. Aku yakin kamu wanita tangguh ) Gumam Bima
Bima meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu.
Tuuut....tuuut...
"Hallo Bim, ada apa . Sudah berangkat kamu?"tanya P Harun
"Pa, Ayuning anak Tyas meninggal pa. Tyas baru aja telfon aku."ucap Bima
"Apa? Oke papa pulang sekarang."ucap P Harun
15menit perjalanan pulang karena jalan setu arah sedang diberlakukan.
Sesampainya di rumah Bima segera mencari keberadaan Tyas di kamarnya.
Sementara P Harun terlebih dahulu menuju kamar istrinya.
"Ma... Anak Tyas meninggal ma. Kita ke kamar Tyas sekarang. Ayo"ucap P Harun
Mulut Bu Mika bergetar seperti akan mengucapkan sesuatu. Hingga terdengar..
"Apa pa?"ucap Bu Mika gemetar
"Ha? Benar tadi mama yang bicara? Coba ma sekali lagi . Papa mau denger ma."ucap P Harun haru.
"Ayo pa kita ke kamar Tyas"ucap Bu Mika
"Alhamdulillah,mama sudah bisa berbicara kembali. Ayo ma kita kesana sekarang"ucap P Harun mendorong kursi roda Bu Mika.
Sementara itu,
Ceklek,
Tyas terlihat bersimpuh memeluk bayi yang sudah tak bernyawa itu.
"Tyas"ucap Bima
"Mas Bima, Ayuning meninggal mas. Ia tertindih bantal besar. Dan badannya sudah tak bergerak."ucap Tyas menangis terisak-isak
"Kenapa bisa terjadi?"tanya Bima
"Entah mas, sepertinya ia meraih bantal di sisinya saat ia berusaha memiringkan tubuhnya"ucap Tyas sedih.
"Kamu yang sabar ya, Bentar lagi papa datang. Setelah itu kita urus pemakamannya. Sini biar aku yang gendong dia. Kamu kuat kan untuk berdiri?"tanya Bima meraih bayi Ayuning
Maha kuasa Tuhan atas segala sesuatu, setelah bayi Ayuning berada di dekapan Bima bayi itu langsung menangis kuat sekencang-kencangnya.
Mata Tyas melotot syok melihat bayi yang tadi sempat ia gendong dalam keadaan tak bernyawa kini menangis kuat di pelukan Bima.
Sementara Bima ,ia dibuat terkejut dengan kejadian itu. Sedangkan P Harun dan Bu Mika berdiri mematung menyaksikan keajaiban yang datang bersamaan ini. Di balik musibah pasti ada hikmah.