EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Tetangga Julid
Nanda terpaksa meminta bantuan tetangganya yakni Bu Juleha. Sebab, pagi ini dirinya tidak bisa cuti mendadak. Karena jatah satu bulan hanya diberikan maksimal dua kali cuti reguler jika ingin merapelnya.
Dan jatah cutinya untuk bulan ini sudah ia ambil untuk urusan perpisahan dan kelulusan di taman kanak-kanak, tempat Elang bersekolah sebelumnya. Satu lagi ia gunakan saat Elang harus kontrol mata secara rutin ke rumah sakit.
Jika hari ini dirinya tak masuk kerja alias bolos atau izin, maka tunjangan bonus bulan ini akan gugur seratus persen. Sebab salah satu syarat tunjangan bonus tersebut bisa didapatkan jika kehadiran mencapai seratus persen di luar cuti reguler. Di mana nominalnya lumayan banyak bagi Nanda dan Elang pada level kehidupan mereka berdua saat ini. Hampir setengah dari gaji bulanan yang diterima oleh Nanda.
"Makasih banyak ya Bu Juleha. Maaf, jika saya merepotkan Ibu. Makanan buat Elang, susu, camilan dan obatnya semua sudah saya sediakan. Saya usahakan untuk pulang on time dan enggak lembur hari ini. Ini ada sedikit uang untuk pegangan. Kalau misalnya Elang meminta sesuatu. Sisanya untuk Bu Juleha," ucap Nanda seraya menyelipkan beberapa lembar uang pada telapak tangan Bu Juleha.
"Enggak apa-apa Bu Nanda. Enggak merepotkan kok. Sesama tetangga kan kita perlu saling tolong-menolong. Kebetulan anak-anak saya sudah balik ke pondok. Jadi sekarang di rumah, saya hanya sendirian saja. Maklum Bapaknya anak-anak pelaut. Jadi pulangnya gak tentu," ucap Bu Juleha.
"Kalau ada apa-apa dengan Elang, tolong segera hubungi saya ya, Bu."
"Iya, Bu Nanda. Semoga Elang cepat sehat kembali," ucap Bu Juleha seraya mendoakan dengan tulus.
"Aminn..." jawab Nanda.
Akhirnya pagi itu Nanda bergegas berangkat kerja. Sebab, ia tak mau terlambat masuk kerja. Sungguh dirinya dilema dengan keadaan seperti ini yang terjadi di kehidupannya. Bukan sekali dua kali ia mengalami hal ini. Hidup tanpa saudara, kerabat atau keluarga yang bersamanya.
Dirinya hanya tinggal berdua dengan Elang. Pilihan yang cukup sulit baginya. Tetapi ia harus tetap memutuskan yang terbaik demi putranya yang masih membutuhkan materi untuk menjalankan hidup yang tak mudah ini.
Pernah terbesit rasa ingin menyerah dengan kehidupannya yang penuh cobaan. Namun, Elang adalah alasan dirinya untuk tetap bertahan hidup hingga saat ini. Akhirnya, ia tidak menyerah dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kerasnya jalan hidup yang harus ia tempuh hingga berada di titik ini.
Setiap dirinya terjatuh, maka ia akan berusaha bangkit kembali. Satu per satu tahapan ia lakukan dengan penuh kegigihan. Senyum Elang adalah penyemangat hidupnya yang paling utama untuk tetap bertahan.
Di zaman seperti ini, kita harus banyak-banyak bersyukur jika sudah memiliki pekerjaan. Sebab, di luar sana masih banyak orang yang lebih tidak beruntung yang masih ke sana kemari lontang-lantung untuk mencari sebuah pekerjaan.
Walaupun dari pekerjaan tersebut tidak membuat diri kita kaya, akan tetapi dari pekerjaan tersebut bisa membuat keluarga kita hidup berkecukupan dan bisa makan dengan baik, itu sudah lebih dari cukup baginya.
Sehingga Nanda selalu berusaha tetap semangat menjalani lika-liku kehidupannya bersama putranya. Ia sangat jarang mengeluh tetapi ia lebih banyak bersyukur. Sebab dengan bersyukur, percayalah bahwa Tuhan akan menambah nikmat padamu. Bahkan rezeki yang tak disangka-sangka oleh hambaNya yang pandai bersyukur.
☘️☘️
Sepeninggal Nanda pergi, Bu Tedjo yang sengaja lewat depan rumah Nanda untuk menagih uang kontrakan, cukup terkejut melihat Bu Juleha ada di sana.
"Loh, Bu Juleha kok di rumah si janda gatel sih! Ada apa?" tanya Bu Tedjo dengan nada khas tetangga yang julid bin kepo.
"Oh, Bu Tedjo. Saya lagi nemenin putranya Bu Nanda, si Elang. Dia lagi sakit demam. Elang sedang tidur di kamar, barusan selesai minum obat. Bu Tedjo sendiri ke sini mau jenguk Elang atau iseng mampir nih?
"Eh, Bu Juleha. Saya mah orang sibuk bukan pengangguran. Habis beberes rumah eh badan saya capek-capek. Jadi ini saya mau pergi spa sekalian nagih uang kontrakan ke janda gatel," jawab Bu Tedjo.
"Kita mah sama-sama nganggur, Bu. Lah kita berdua kan ibu rumah tangga sejati. Yang kerja cari uang kan suami kita. Kalau Bu Nanda itu contoh ibu pekerja yang bukan pengangguran seperti kita ini. Kalau saran saya, Bu Tedjo kan banyak uang, nah daripada capek bebenah rumah lebih baik bayar pembantu saja. Biar Bu Tedjo tinggal duduk manis dan terima beres. Jadi rumah rapi deh tanpa capek. Bener enggak, Bu?"
SKAKMATT !!
JLEB...
Bu Tedjo pun menggerutu sebal dalam hati atas ucapan Bu Juleha yang seakan memihak pada Nanda. Sebab di kampungnya, ia dikenal pelit alias kikir. Walaupun banyak uang.
"Sialan Bu Juleha! Rupanya pengaruh janda gatel itu ke tetangga-tetangga sini makin hari makin jadi. Dasar kurang ajar si Nanda itu. Awas saja nanti !!" batin Bu Tedjo menggerutu.
Tak lama ia berusaha mengubah mimik wajahnya di hadapan Bu Juleha.
"Gimana toh Bu Nanda itu. Katanya ibu yang sayang banget ke anaknya. Lah kok ini anaknya sakit malah dititipin ke tetangga. Dasar emak-emak jaman now! Sak karape dewe !" sindir Bu Tedjo dengan nada sinis dan pedas tentang sikap Nanda yang meninggalkan Elang yang sedang sakit di rumah dan memilih tetap pergi bekerja.
"Bu Nanda itu ibu yang bertanggung jawab dan pekerja keras loh, Bu. Saya justru kasihan sama dia yang harus jadi kepala rumah tangga di usia muda. Katanya suaminya meninggal dunia sewaktu ia melahirkan Elang. Akhirnya dia dan Elang tidak bisa tinggal lagi di rumah dinas yang diberikan oleh kantor suaminya. Terus dia pindah jadi warga di sini dan ngontrak di petakan rumah milik Bu Tedjo ini. Harusnya kita prihatin loh, Bu. Apalagi Elang anak yatim. Pahala loh Bu, kalau kita nolongin janda sama anak yatim."
"Kalau dia mah janda gatel. Bukan pahala malah kita dapat dosanya, Bu Juleha. Apa Ibu enggak perhatian selama ini atau curiga gitu sama si janda gatel?"
"Curiga apa, Bu?" tanya Bu Juleha yang bingung.
"Lah suami dia yang terdaftar, aku denger-denger dari Bu RT itu namanya kayak bule. Kenapa Elang kok wajahnya enggak ada bule-bulenya sama sekali?"
"Hayo gimana bisa begitu Bu Juleha?" cecar Bu Tedjo dengan sinisnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah, oh-oh
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anug'rah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti 'kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar
Dan tak kenal putus asa.
☘️ Jangan Menyerah by D'Masiv☘️
kasihan alea uh salah jalan, langit juga tersiksa pnya mak rempong sombong gini