NovelToon NovelToon
Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Jujutsu Kaisen
Popularitas:467
Nilai: 5
Nama Author: Ramos Mujitno Supratman

Judul: Ninja Rian dari Surabaya

(Bab 1: Kehidupan Sehari-hari Ninja Rian)

Di sebuah warung kopi pinggir jalan di Surabaya...

Rian: (meminum es teh dengan santai) “Aku ini ninja loh, tapi kok kerjaanku malah jadi kurir paket, ya?”

Farid (teman Rian): (tertawa kecil) “Ninja dari mana, Ri? Orang Surabaya kok ninja? Ninja itu dari Jepang, bukan?”

Rian: “Lah, ninjanya internasional dong! Mana ada ninja cuma di satu tempat aja. Sekarang kan eranya globalisasi. Ninja Surabaya juga ada.”

Farid: (mengangguk sambil menahan tawa) “Terus, apa jurus andalanmu?”

Rian: (bersemangat) “Jurus kiriman kilat! Paketmu pasti sampai dalam 30 menit atau gratis!”

Farid: “Itu bukan jurus ninja, Ri. Itu ekspedisi.”

Rian: “Eh, jangan salah! Ninja itu kan harus cepat, tak terlihat, dan efisien. Aku kalau kirim paket nggak pernah kelihatan sama orang, tiba-tiba aja paketnya sampai depan rumah! Aku bahkan pakai motor ninja.”

Farid: “Jadi kamu ninja yang pakai motor ninja, gitu?”

Rian: “Lah, iya. Kalau nin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Judul: Ninja Rian Antar Paket ke Arab: Komedi Bahasa Arab yang Kocak

Suatu hari, Rian, si ninja pengantar paket dari Surabaya, mendapat tugas yang unik: mengantar paket ke Arab Saudi! Dengan semangat yang tinggi, Rian mengenakan kostum ninjanya dan bersiap untuk terbang jauh. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi pengantar paket terbaik di dunia, bahkan di negara yang jauh!

---

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, Rian tiba di bandara Arab dan langsung bergegas menuju alamat pengiriman. Saat dia tiba di lokasi, dia melihat seorang pria berkumis tebal yang tampak bingung.

Rian: (dalam hati) "Oke, saatnya menggunakan bahasa Arab yang sudah aku pelajari! Semoga tidak konyol!"

(Rian menghampiri pria tersebut dengan percaya diri.)

Rian: "As-salamu alaykum! Ana ninja, wa ana a'amil ila huna!"

(Selamat datang! Saya ninja, dan saya bekerja di sini!)

(Pria itu menatapnya dengan bingung.)

Pria: "Wa alaykum as-salam! Ma hua hadha?"

(Dan selamat datang! Apa ini?)

(Rian, yang merasa sedikit tidak percaya diri, berusaha untuk tetap tenang.)

Rian: "Hada... hada... paket!"

(Ini… ini… paket!)

(Dia mengangkat paket di tangannya, tetapi terlihat canggung. Pria itu melihat paket tersebut dengan rasa curiga.)

Pria: "Hada? Ma bihi?"

(Ini? Apa isinya?)

(Rian mencoba berpikir cepat dan berusaha menjelaskan.)

Rian: "Hada... adalah blender! Makanan!"

(Ini… adalah blender! Makanan!)

(Pria itu mengerutkan kening.)

Pria: "Blender? Ma’ana?!"

(Blender? Apa maksudnya?!)

(Rian mencoba menunjukkan cara penggunaan blender dengan gerakan yang lucu.)

Rian: "Hada... blender, untuk jus! Jus mangga, jus jeruk! Yum-yum!"

(Ini… blender, untuk jus! Jus mangga, jus jeruk! Yum-yum!)

(Pria itu mulai tertawa melihat Rian yang berusaha keras.)

Pria: "Ana laa afham! Juz bikhayr!"

(Saya tidak mengerti! Hanya baik-baik saja!)

---

Melihat pria itu yang masih bingung, Rian mencoba pendekatan lain. Dia mulai berbicara dengan gerakan yang berlebihan, berusaha menjelaskan dengan lebih lucu.

Rian: "Hada blender! Hiiisssss... (menirukan suara blender) Untuk makanan enak! Mari kita masak! Kucing mau jus! Yum-yum!"

(Ini blender! Hiiisssss... Untuk makanan enak! Mari kita masak! Kucing mau jus! Yum-yum!)

(Pria itu mulai tertawa terbahak-bahak dan menggelengkan kepala.)

Pria: "Anta ninja, lakin anta lucu!"

(Kamu ninja, tapi kamu lucu!)

(Rian merasa senang dan mulai lebih percaya diri.)

---

Setelah beberapa kali berusaha dan dengan beberapa gerakan lucu, akhirnya pria itu mengerti bahwa Rian membawa blender untuk memasak. Mereka tertawa bersama, dan pria itu menerima paket tersebut dengan senang hati.

Pria: "Shukran, ninja! Enta jayyid jiddan!"

(Terima kasih, ninja! Kamu sangat baik!)

Rian: "Afwan! Ma'a as-salama!"

(Sama-sama! Sampai jumpa!)

---

Dengan misi berhasil, Rian merasa bangga bisa mengantarkan paket sambil berkomunikasi dengan cara yang lucu. Dia melanjutkan petualangannya di Arab dengan senyuman di wajahnya, menyadari bahwa bahasa humor bisa melampaui segala batasan!

Tamat

Dengan pengalaman ini, Rian belajar bahwa meskipun ada kendala bahasa, tawa dan kegembiraan bisa membuat semuanya lebih mudah. Siapa sangka, menjadi ninja bisa membawa keceriaan di negara orang!

Judul: Ninja Rian dan Petualangan Lanjutan di Arab

Setelah sukses mengantarkan paket pertama, Rian merasa percaya diri dan siap untuk menjalani tugas berikutnya. Dia mendapatkan beberapa paket lagi yang harus dikirim di Arab, dan kali ini ke berbagai tempat. Namun, dia tidak menyadari bahwa setiap pengiriman membawa tantangan baru.

---

Rian berjalan di jalanan Arab yang ramai. Dia melihat pemandangan baru: pasar tradisional yang penuh dengan orang-orang dan berbagai barang yang dijual. Dia bersemangat dan memutuskan untuk mengantarkan paket ke salah satu kios di pasar.

Ketika dia tiba di kios yang dituju, dia melihat seorang penjual sayur yang tampak sangat serius sedang menjajakan produknya.

Rian: (mengetuk paket) "As-salamu alaykum! Ana ninja, wa ana jibilit hadha pakku!"

(Selamat datang! Saya ninja, dan saya membawa paket ini!)

(Penjual sayur itu menatapnya dengan kaget.)

Penjual: "Wa alaykum as-salam! Ma huwa hada?"

(Dan selamat datang! Apa ini?)

(Rian merasa tertekan, tetapi dia memutuskan untuk tetap ceria.)

Rian: "Hada… alat masak! Untuk memasak sayur!"

(Ini… alat masak! Untuk memasak sayur!)

(Penjual itu mengerutkan kening, tampak tidak yakin.)

Penjual: "Sayur? Ma’ana?"

(Sayur? Apa maksudnya?)

---

Rian, kali ini, mencoba menggunakan gerakan yang lebih dramatis. Dia mulai menari sambil menggerakkan tangan seolah-olah memasak di dapur.

Rian: "Hada alat, masak sayur! Chop-chop, aduk-aduk! Yum-yum!"

(Ini alat, masak sayur! Chop-chop, aduk-aduk! Yum-yum!)

(Penjual mulai tertawa melihat tingkah laku Rian, tetapi masih belum mengerti sepenuhnya.)

Penjual: "Anta lucu! Lakinn… ada sayur?!"

(Kamu lucu! Tapi… ada sayur?!)

---

Dengan cepat, Rian melirik ke sekeliling dan melihat tumpukan sayuran segar di sebelah kios.

Rian: "Aha! Mari kita masak bersama!"

(Dia mengambil beberapa sayuran dan meletakkannya di meja.)

(Dia berusaha mengajarkan cara memasak sambil menggunakan alat yang diantarkannya.)

Rian: "Hada… sayur, kita masak! Ayo, chop-chop! Aduk-aduk!"

(Ini… sayur, kita masak! Ayo, chop-chop! Aduk-aduk!)

---

Penjual itu terpingkal-pingkal melihat Rian yang berusaha keras menjelaskan dengan cara yang konyol. Akhirnya, dia mengangguk setuju dan menerima paket tersebut.

Penjual: "Shukran, ninja! Anta jayyid!"

(Terima kasih, ninja! Kamu sangat baik!)

---

Setelah berhasil lagi, Rian merasa sangat senang. Namun, perjalanan belum selesai. Dia mendapatkan paket terakhir yang harus diantar ke sebuah hotel mewah di pusat kota.

Ketika dia tiba di hotel, dia langsung dihadapkan pada seorang resepsionis yang terlihat sangat serius dan formal.

Rian: "As-salamu alaykum! Ana ninja, wa ana jibilit hadha pakku!"

(Selamat datang! Saya ninja, dan saya membawa paket ini!)

(Resepsionis itu melihat Rian dengan skeptis.)

Resepsionis: "Wa alaykum as-salam! Hada untuk siapa?"

(Dan selamat datang! Ini untuk siapa?)

---

Rian terdiam sejenak, lalu berusaha mengingat nama yang tertera di paket.

Rian: "Uh… untuk… uhm… Mr. Hossain! Ya! Hossain!"

(Uh… untuk… uhm… Tuan Hossain! Ya! Hossain!)

(Resepsionis mulai skeptis.)

Resepsionis: "Anta bukan dari sini, kan?"

(Kamu bukan dari sini, kan?)

---

Rian merasa tegang, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. Dia mulai mengeluarkan trik ninja-nya dan mencoba melakukan gerakan yang mengesankan.

Rian: "Ya, saya ninja! Ninja dari Surabaya! Yang terbaik! Dulu-dulu, tidak ada ninja yang bisa bawa paket!"

(Ya, saya ninja! Ninja dari Surabaya! Yang terbaik! Dulu-dulu, tidak ada ninja yang bisa bawa paket!)

(Resepsionis mulai tersenyum meski mencoba menahan tawa.)

Resepsionis: "Oke, ninja. Tapi kamu harus mengisi formulir ini."

(Oke, ninja. Tapi kamu harus mengisi formulir ini.)

---

Rian mengambil formulir dan melihat banyak kolom yang harus diisi. Dia terlihat bingung.

Rian: "Ah, ini banyak! Seperti menu di restoran!"

(Ah, ini banyak! Seperti menu di restoran!)

(Dia mulai mengisi dengan cara yang konyol, mencoret-coret dengan pensil dan menggambar kucing di sudut formulir.)

Rian: "Ini adalah... kucing ninja! Purr-purr!"

(Ini adalah… kucing ninja! Purr-purr!)

---

Resepsionis tidak bisa menahan tawa dan akhirnya memberikan tanda tangan untuk paket tersebut.

Resepsionis: "Oke, ninja. Paket diterima. Terima kasih!"

(Oke, ninja. Paket diterima. Terima kasih!)

---

Rian melangkah keluar dari hotel dengan rasa bangga. Dia berhasil menyelesaikan semua pengantaran dengan cara yang lucu, meski terkadang dengan sedikit kesulitan bahasa. Dia menyadari bahwa setiap tantangan baru adalah kesempatan untuk bersenang-senang dan membuat orang tertawa.

Tamat

Dengan petualangan yang penuh humor ini, Rian belajar bahwa meskipun dia adalah ninja, menyebarkan tawa dan keceriaan adalah bagian terbaik dari pekerjaannya!

Judul: Ninja Rian dan Pertemuan dengan Putri Arab Saudi

Setelah menjalani beberapa pengiriman yang lucu dan penuh tawa di Arab Saudi, Rian, si ninja pengantar paket, merasa puas. Namun, petualangannya belum berakhir. Suatu sore, saat berjalan-jalan di kota, Rian mendengar desas-desus tentang sebuah acara besar di istana kerajaan. Dia penasaran dan memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.

---

Saat Rian tiba di depan istana, dia melihat banyak orang berkumpul. Dia mendekat dan mendengar bahwa putri Arab Saudi, Putri Layla, akan memberikan pidato. Rian merasa terinspirasi dan berharap bisa melihatnya.

Rian: (dalam hati) "Wow, mungkin saya bisa bertemu putri! Tapi bagaimana caranya?"

(Dia melihat sekelompok orang berseragam berdiri di dekat pintu masuk dan memutuskan untuk menggunakan taktik ninja-nya.)

---

Rian berusaha menyelinap ke dalam kerumunan dan tiba-tiba, dia terjatuh dan menggelinding ke arah para penjaga.

Rian: "Aduh! Maaf, saya hanya ninja yang sedang mencari paket!"

(Ouch! Sorry, I’m just a ninja looking for a package!)

(Para penjaga terlihat bingung dan mulai tertawa melihat aksi konyolnya.)

Penjaga 1: "Ninja? Apa kau tahu di mana kamu berada?"

(Ninja? Do you know where you are?)

Rian: "Saya tahu! Di Arab Saudi, di depan istana, dan saya ingin melihat putri!"

(I know! In Saudi Arabia, in front of the palace, and I want to see the princess!)

(Salah satu penjaga, yang merasa baik hati, mengangguk dan memberikan izin.)

---

Setelah berhasil masuk, Rian melihat Putri Layla di atas panggung, berbicara dengan anggun dan percaya diri. Rian terpesona, tetapi dia juga ingin tampil di depan putri dengan cara yang konyol.

Rian: (berbisik pada dirinya sendiri) "Oke, Rian. Saatnya membuat kesan yang luar biasa!"

(Dia mengangkat tangannya dan mulai melompat, berusaha menarik perhatian Putri Layla.)

Rian: "Saya ninja! Ninja terhebat di Surabaya!"

(I’m a ninja! The greatest ninja from Surabaya!)

---

Putri Layla melihat ke arah Rian dan tersenyum, seolah-olah terhibur dengan kehadirannya. Rian merasa lebih berani dan berusaha untuk tampil lebih menonjol.

Rian: "Saya di sini untuk mengantarkan paket! Paket cinta! Untuk putri tercantik di seluruh Arab!"

(I’m here to deliver a package! A package of love! For the most beautiful princess in all of Arabia!)

(Tawa riuh bergema di antara orang-orang yang hadir. Putri Layla tampak terhibur dengan tingkah laku Rian.)

---

Setelah pidato selesai, Putri Layla turun dari panggung dan menghampiri Rian.

Putri Layla: "As-salamu alaykum, ninja! Apa yang kau katakan tadi? Paket cinta?"

(Selamat datang, ninja! What did you say earlier? A package of love?)

Rian: "Wa alaykum as-salam! Iya! Paket dari Surabaya! Untuk putri!"

(And welcome! Yes! A package from Surabaya! For the princess!)

---

Putri Layla tertawa dan mengangkat alisnya, tampak sangat tertarik.

Putri Layla: "Jadi, kamu seorang ninja yang mengantar paket? Apa semua ninja seperti kamu?"

(So, you’re a ninja delivering packages? Are all ninjas like you?)

---

Rian berusaha sekuat tenaga untuk terlihat keren dan menjawab dengan percaya diri.

Rian: "Tentu saja! Semua ninja di Surabaya sangat lucu! Kami juga ahli dalam memasak!"

(Of course! All ninjas in Surabaya are very funny! We’re also great at cooking!)

---

Putri Layla tertawa terbahak-bahak dan menambahkan:

Putri Layla: "Saya suka memasak! Apa kamu bisa mengajarkan saya beberapa resep?"

(I love cooking! Can you teach me some recipes?)

---

Rian tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mengambil kesempatan.

Rian: "Tentu saja! Kita bisa memasak bersama! Tapi saya harus memperingatkan, masakan saya mungkin sedikit... ekstrem!"

*(Of course! We can cook together! But I must warn you, my cooking might be a bit... extreme!)

(Rian membuat ekspresi lucu dan menggerakkan tangan seolah-olah memasak sesuatu yang aneh.)

---

Putri Layla tak bisa berhenti tertawa dan mengangguk setuju.

Putri Layla: "Saya suka tantangan! Mari kita atur waktu untuk memasak bersama!"

(I love a challenge! Let’s schedule a time to cook together!)

---

Setelah berbincang-bincang, Rian merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan Putri Layla. Dia pun bersiap untuk meninggalkan istana dan melanjutkan tugasnya.

Rian: "Terima kasih, Putri! Sampai jumpa di dapur!"

(Thank you, Princess! See you in the kitchen!)

(Rian berbalik untuk pergi, tetapi tidak sebelum melakukan gerakan ninja yang konyol dan melompat dengan gaya yang lucu.)

---

Ketika dia meninggalkan istana, orang-orang masih tertawa terbahak-bahak melihat aksinya. Rian merasa seperti seorang pahlawan, bukan hanya karena dia berhasil mengantarkan paket, tetapi juga karena bisa membuat putri dan orang-orang di sekitarnya tersenyum.

Tamat

Dengan pertemuan yang lucu ini, Rian menyadari bahwa dengan humor dan keceriaan, dia bisa menciptakan kenangan yang tak terlupakan, bahkan dalam situasi yang tidak terduga sekalipun!

Judul: Ninja Rian dan Petualangan Kocak di India

Setelah menyelesaikan beberapa pengiriman di Arab Saudi, Rian, si ninja pengantar paket, mendapatkan tugas baru: mengantarkan paket ke India. Dengan semangat yang tinggi dan harapan untuk menemukan petualangan lucu, Rian berangkat menuju negeri Bollywood.

---

Sesampainya di India, Rian terpesona oleh keramaian, warna-warni, dan suara musik yang menggema di sekelilingnya. Dia mengangkat tasnya dan bergegas ke lokasi pengiriman pertama, sebuah pasar yang ramai di New Delhi.

Ketika Rian tiba, dia langsung dikelilingi oleh berbagai aroma makanan yang lezat dan suara pedagang yang berteriak menawarkan dagangan mereka.

---

Rian menghampiri seorang pedagang sayur yang sedang menjajakan produknya dengan semangat.

Rian: "Namaste! Ana ninja! Ana jibilit hadha pakku!"

(Salam! Saya ninja! Saya membawa paket ini!)

(Pedagang sayur itu menatap Rian dengan bingung.)

Pedagang: "Kya? Haan? Kya hai yeh?"

(Apa? Ya? Apa ini?)

---

Rian, berusaha keras untuk tetap tenang, mulai melakukan gerakan tangan dan meniru suara blender seperti yang dia lakukan sebelumnya di Arab Saudi.

Rian: "Hada… blender! Untuk jus! Jus mangga!"

(Ini… blender! Untuk jus! Jus mangga!)

(Pedagang mulai tersenyum tetapi tetap tidak mengerti.)

Pedagang: "Blender? Tumhe samajh nahi aa raha!"

(Blender? Kamu tidak mengerti!)

---

Rian berusaha menjelaskan sambil menggerakkan tangannya dan berimprovisasi dengan tari-tarian lucu.

Rian: "Kita potong-potong sayur! Chop-chop! Aduk-aduk! Jus mangga, enak-enak!"

(Kita potong-potong sayur! Chop-chop! Aduk-aduk! Jus mangga, enak-enak!)

(Pedagang itu tertawa terbahak-bahak, melihat Rian yang berusaha keras.)

---

Setelah menjelaskan dengan gaya komedi, pedagang sayur akhirnya mengerti dan menerima paket tersebut.

Pedagang: "Shukriya, ninja! Tum bahut funny ho!"

(Terima kasih, ninja! Kamu sangat lucu!)

---

Rian melanjutkan perjalanannya ke lokasi berikutnya, tetapi tidak sebelum mencicipi beberapa buah dari pedagang sayur yang sangat murah hati.

Setelah pengantaran di pasar selesai, Rian mendapatkan alamat selanjutnya: sebuah studio film di Mumbai. Tanpa ragu, dia naik kereta api yang penuh sesak.

---

Di dalam kereta, Rian berdiri di tengah kerumunan sambil berusaha tidak terjatuh. Dia mendengar beberapa orang bercanda dalam bahasa Hindi dan merasa sedikit terasing.

Rian: (dalam hati) "Oke, Rian. Saatnya menunjukkan keahlian ninja-mu!"

(Dia mulai berusaha melakukan gerakan ninja, tetapi justru membuat penumpang lain tertawa.)

Rian: "Ninja tidak jatuh! Hah! Hah!"

(Ninja tidak jatuh! Hah! Hah!)

(Salah satu penumpang berpaling.)

Penumpang: "Tumhe kaise pata chala ki tum ninja ho?"

(Bagaimana kamu tahu bahwa kamu ninja?)

---

Rian merasa sangat bangga dan menjawab dengan percaya diri.

Rian: "Karena saya bisa mengantarkan paket dan membuat orang tertawa! Jus mangga!"

(Because I can deliver packages and make people laugh! Mango juice!)

(Penumpang mulai tertawa lebih keras, dan suasana kereta menjadi lebih ceria.)

---

Sesampainya di studio film, Rian disambut oleh seorang sutradara yang terlihat sangat serius.

Sutradara: "As-salamu alaykum! Ini untuk siapa?"

(Selamat datang! Ini untuk siapa?)

---

Rian merasa tertekan tetapi berusaha untuk tetap ceria.

Rian: "Wa alaykum as-salam! Untuk... Amitabh Bachchan!"

*(Untuk… Amitabh Bachchan!)

(Sutradara terkejut dan mulai tertawa.)

Sutradara: "Amitabh? Tumhe pata chala kaise?"

(Amitabh? Bagaimana kamu tahu?)

---

Rian langsung merespons dengan gerakan dramatis.

Rian: "Karena saya ninja yang terkenal! Hah! Kami tahu semuanya!"

(Because I’m a famous ninja! Hah! We know everything!)

---

Rian melanjutkan dengan gerakan lucu dan mulai menari, membuat semua orang di studio tertawa.

Sutradara: "Oke, oke! Paket diterima! Ayo, gabung dalam film!"

(Oke, oke! Paket diterima! Ayo, bergabung dalam film!)

(Rian terkejut tetapi merasa senang. Dia tidak menyangka akan menjadi bagian dari film Bollywood.)

---

Setelah pengambilan gambar selesai, sutradara memberi Rian kesempatan untuk berbagi kebudayaan ninja-nya.

Rian: "Jadi, inilah gerakan ninja! Tari-tari, chop-chop!"

(So, here’s the ninja move! Dance-dance, chop-chop!)

(Semua orang tertawa dan menirukan gerakan Rian.)

---

Setelah hari yang panjang dan penuh tawa, Rian merasa sangat bahagia. Dia berhasil mengantarkan semua paket dengan cara yang paling konyol dan membuat banyak orang tersenyum.

Tamat

Dengan petualangan konyol di India ini, Rian belajar bahwa humor dan keceriaan bisa menjadi jembatan antara budaya yang berbeda, dan setiap tempat yang dia kunjungi adalah kesempatan untuk membuat kenangan yang tak terlupakan!

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu d Gc Bcm..
d sini ada event menarik beserta reward juga ad mentor senior yg bs bimbing
caranya mudah wajib follow aku sebagai pemilik Gc Bcm ya.
Terima kasih.
anggita
ikut ng👍like aja+ hadiah ☝iklan. terus berkarya tulis moga lancar novelnya👌.
anggita
Ninjanya suroboyo.. mungkin ninja berdarah bonek 😁🙏
jamalnurcahya17
semangat 🤙🔥
Ramos Mujitno Supratman: makasih Master
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!