“Gun ... namamu memang berarti senjata, tapi kau adalah seni.”
Jonas Lee, anggota pasukan khusus di negara J. Dia adalah prajurit emas yang memiliki segudang prestasi dan apresiasi di kesatuan---dulunya.
Kariernya hancur setelah dijebak dan dituduh membunuh rekan satu profesi.
Melarikan diri ke negara K dan memulai kehidupan baru sebagai Lee Gun. Dia menjadi seorang pelukis karena bakat alami yang dimiliki, namun sisi lainnya, dia juga seorang kurir malam yang menerima pekerjaan gelap.
Dia memiliki kekasih, Hyena. Namun wanita itu terbunuh saat bekerja sebagai wartawan berita. Perjalanan balas dendam Lee Gun untuk kematian Hyena mempertemukannya dengan Kim Suzi, putri penguasa negara sekaligus pendiri Phantom Security.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fragmen 27
Ming Deok-su sudah hampir gila. Terror yang terus diterimanya dari Goblin seperti kutukan. Dia sempat mengutus orang-orangnya untuk mengejar musuh gila yang seperti hantu, tapi yang ada justru mereka yang dibuat tidak berdaya oleh Goblin.
Menjebak melalui beberapa ranjau, juga 'tak berhasil menangkap buruannya yang bergerak secepat cahaya.
Seminggu lalu istrinya mendapat kiriman paket yang didalamnya berisi jaket bulu angsa yang sangat mewah, namun bertabur ribuan belatung dan cacing tanah.
Jantung Nyonya Wu Changmi mendapat sinyal urgent dan dilarikan ke rumah sakit saat itu juga. Itu kedua kali setelah yang pertama puluhan tikus di dalam lemari.
Menggunakan tema itu karena Wu Changmi menderita phobia kritis terhadap segala jenis hewan.
Ming Leejun, anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMP, ditangkap dewan sekolah karena memainkan game online orang dewasa berbau p0rno di perpustakaan. Tentu saja perbuatan manipulasi Archie dan komputer bajingannya yang menggoda anak ingusan itu dengan oppai dan setelan bikini pantai.
Sangkalan Ming kecil belum bisa diterima sampai akhirnya mendapat skors selama dua minggu dari sekolah. Jika terulang, dia akan dikeluarkan tanpa hormat tak peduli anak seorang menteri.
Nona cantik Ming Jiyoon juga mendapat bagiannya, tapi tidak seburuk yang didapat ibu dan adiknya beberapa waktu lalu. Ya, tidak seburuk itu!
"Bukankah mobil baru diservis seminggu lalu? Kenapa tiba-tiba mogok?” Jiyoon keluar dari dalam mobil untuk mengecek apa yang salah. Kap depan mobil dibukanya, tapi dia tak paham apa pun tentang mesin, alhasil hanya memijat kening yang sudah pening sedari awal.
Semakin bingung ketika ponselnya tiba-tiba hilang entah kemana. Padahal dia sangat yakin sudah memasukkan benda pintar itu ke dalam tas jinjing yang dibawanya.
Rasa pengar dari alkohol yang dia minum saat di pesta menambah kepalanya semakin tak bisa berpikir.
"Aku harus bagaimana? Tidak mungkin berjalan kaki, 'kan?" Gadis itu berkeliling badan seraya berkacak pinggang, sementara raut wajahnya setia dalam kebingungan, diperburuk pusing kepala yang makin membayang-bayang. "Jalanan juga sepi."
Keluhan yang tak ada guna, akhirnya dia memutuskan masuk kembali ke dalam mobil, duduk menunggu pagi dengan kepala tersandar dan mata pejam.
Waktu di jam tangannya menunjuk angka satu dini hari. Pengalaman pertama kali tinggal di dalam mobil di jalanan sepi, mungkin 'tak akan seburuk yang dibayangkan. Ya, tidak akan seburuk itu.
Sampai kemudian seseorang mengetuk dari luar kaca. Ming Jiyoon terperanjat dan langsung menegakkan tubuh.
"Nona, ada yang bisa kubantu?"
Esok harinya sekitar pukul 08 pagi.
Sebuah lorong jalanan di belakang hotel berbintang, dikejutkan dengan penemuan seorang wanita muda yang tertidur di tumpukan sampah dalam keadaan tampilan kacau. Busana yang dikenakan tak lagi utuh, separuh telanjang.
Dengan cepat berita tersebar hingga memunculkan nama Ming Jiyoon putri menteri tenaga kerja ke permukaan.
Gun tertawa geli saat menonton layar televisi yang menampilkan berita viral itu di apartemen Hyena.
Dia ingat, bagaimana semalam Jiyoon dengan senang hati menerima bantuan Ryuji yang dia utus menangani bagian wanita itu. Bantuan yang sebenarnya hanya permainan gila. Sedangkan Gun sendiri hanya menonton di jarak sekian meter dari lokasi.
Ming Jiyoon positif mengkonsumsi alkohol dalam pemeriksaan. Itu diangguki teman-temannya yang terlibat di pesta yang sama. Pembelaannya tentang dia dikerjai seseorang tak diterima dengan mudah oleh aparat, terutama khalayak umum.
Perihal Ming Jiyoon, dia tak sepenuhnya menjadi alat dan ancaman untuk menyerang Ming Deok-su sang ayah. Gun memilihnya karena sesuatu diketahui dari Paman Jang--kepala asisten rumah tangga Kim Suho, beberapa waktu lalu. Nona Ming itu pernah melakukan hal buruk pada Kim Suzi saat di bangku SMA. Jadi pembalasan dilakukan sekalian saja.
Standing ovation, please!
Segelas latte panas diseruput Lee Gun penuh perasaan. Berita masih menyiarkan bagaimana Ming Deok-su terus menghindari kejaran wartawan.
Tatapannya kini berubah menajam. "Sekarang saatnya aku menuntaskan semuanya denganmu, Pak Tua Keparat!”
**
Malam hari yang dingin, salju pertama di tahun ini baru saja turun.
Ming Deok-su duduk gelisah di ruang kerjanya. Kejadian hari-hari belakangan semakin membuat pusing. Menghadapi satu orang seperti menghadapi puluhan macan.
"Aku harus bisa membalikkan keadaan. Goblin harus ditaklukkan." Pria tua ini baru saja bertekad, tapi sayangnya ....
"Siapa yang harus ditaklukkan, Tuan Menteri?"
Keterkejutan seketika menyerang Ming Deok-su, manusia yang sedang dia pikirkan tahu-tahu muncul di belakangnya.
"Apakah itu aku?" Goblin menyeringai.
"Ba-bagaimana ka-kau bisa ma-masuk?" Ming Deok-su balik bertanya, dengan nada gagap. Dia yakin semua penjagaan sudah sangat ketat. "Dan ... ba-bagaimana kau ta-tahu aku di sini?" Mengingat dia baru saja pindah ke tempat ini tiga jam lalu dengan cara sembunyi-sembunyi, tentu saja kemunculan Goblin di sini sangat mencengangkan.
Goblin terkekeh seraya merebahkan diri di atas sofa. "Apa ini terlalu aneh untukmu, Tuan?" tanyanya. "Aku ini Goblin. Bisa menyelinap melalui apa saja termasuk lubang hidungmu."
Sekarang Ming Deok-su tak yakin jika makhluk di hadapannya itu adalah manusia. Manusia biasa tak akan melakukan se-magic ini. Dia mengutuk kemampuan anggota pengamanannya yang mengapa tidak sekuat Phantom.
Organisasi milik Kim Suho itu memiliki sumber daya kuat. Mengatasi Goblin mereka pasti mampu dengan sangat mudah--menurut Ming Deok-su.
Sudah terlambat banyak. Dan dia tidak tahu, orang di hadapannya juga adalah bagian terpenting Phantom. Phantom yang sebenarnya tidak sekuat itu.
Kim Suho harus lebih belajar banyak, karena Phantom juga sudah lebih dulu dikelabui Goblin.
"Apa yang kau inginkan sekarang?" tanya Ming Deok-su.
Meski kehabisan cara menghadapi musuh hantunya, Ming Deok-su tetap mencoba ingin bernego. "Kau boleh ambil banyak dari hartaku jika memang yang kau butuhkan adalah uang. Tapi--"
"Aku memang bekerja untuk uang!" pungkas Goblin cepat. Bangkit dari rebahnya di sofa, lalu duduk mendongak menatap Deok-su yang berdiri dengan keresahan.
"Tapi kenapa kau memperlakukan aku seperti ini sementara aku bisa memberikan apa yang kau mau?! Siapa yang mempekerjakanmu untuk menangkapku hanya karena seorang wartawan kecil?!"
Kalimat sang menteri seperti tamparan yang sontak menajamkan tatapan Goblin. "Wartawan kecil katamu?" Dengan rahang mengetat, dia bangkit berdiri lalu melangkah mendekati Ming Deok-su. Dan ....
"‼️"
Satu bogem mentah menyemburkan darah segar dari mulut Ming Deok-su.
"Ya. Seseorang membayarku mahal untuk membalas dendam kematian wartawan kecil itu. Apa yang dia berikan tak akan bisa kau menggesernya dengan hartamu!"
Ming Deok-su menegang. Mundur dengan gemetar seraya memegangi pipinya yang mulai lebam, mulutnya terasa asin karena darah. Sedang Goblin terus maju mendekatinya. "A-apa yang o-orang itu ... pertaruhkan?" Dia sangat ingin tahu.
Gun menyeringai, suka dengan pertanyaan itu. "Kau ingin tahu apa yang dia pertaruhkan untuk ini?"
Dok-su mengangguk cepat walaupun teka-teki yang dipertaruhkan, karena Goblin bilang bukanlah uang. "Aku akan membayar lebih dari yang dia berikan. Apa pun itu asal kau mau berhenti menggangguku." Dia menekankan dengan sangat yakin.
Tatapan tajam dengan seringai, Gun menyatukan itu dalam wajahnya.
“Nyawa.”
**
Dua hari kemudian ....
Seluruh jagat internet kembali dihebohkan dengan video pengakuan menteri tenaga kerja yang mengejutkan, pengakuan bahwa dirinya adalah otak yang mendalangi pembunuhan Park Hyena si wanita wartawan berita.
Selain itu, rekaman tentang rencana kotornya dengan beberapa bawahan yang sempat terekam Hyena, juga menyusul jadi penguat hukuman atas pria itu.
Nam Cha menelusur tempat di mana Hyena dieksekusi. Ditemukan di sana sebuah alat kecil seupa pulpen yang digunakan kekasih Gun itu untuk merekam suara Ming Deok-su dan orang-orangnya.
Kim Suho luar biasa terkejut. Seorang menteri yang diberi kursi khusus di kabinetnya, ternyata seburuk itu. "Aku kembali buta memilih orang." Sangat menyesali dirinya sendiri.
Sementara di tempat lain.
"Sudah selesai, Hyena. Kuharap kau bahagia sekarang." Dengan suara tenang, Gun mengatakan itu di depan pusara kekasihnya.
Setelah sesaat memejamkan mata untuk menetralisir hatinya yang mulai aneh, dia berbalik untuk pergi. Namun gerak itu terhenti. Dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang entah sejak kapan ada di sana. “Kim Suzi! ... Bukankah aku memintamu menunggu di mobil?"
“Maaf. Aku ... aku hanya ingin tahu siapa yang kau kunjungi,” aku Suzi, jujur. Wajahnya melongok ke arah batu nisan. "Park Hyena, bukankah itu nama wartawan yang--"
"Ya!" potong Lee Gun seraya menoleh kembali pusara Hyena. "Dia wartawan itu! ... Dan dia adalah kekasihku.”
ditunggu karya barunya yang tak kalah keren dan pasti mengguncang dunia perhaluan lagi. semangat n'sukses selalu Thor kesayangan.😘😘 lope sekebon orang beserta isinya🤣🤣🤣
akhirnya ketemu visual buat babang jagoan dan si cantik😍