Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Subuh Hana sudah bangun, menjalankan aktivitasnya sebagai muslimah, mandi lalu membantu ibu memasak serta bersiap untuk berangkat ke Palopo.
"Sudah sana siap² saja kak." ujar ibu Ramlah saat mengetahui jika Hana menyusulnya kedapur.
"Gak apa² bu, masih pagi juga."
"Udah sana kak, gak kerasa nanti tiba² sudah jam tujuh. Ibu siapkan ini nanti kamu tinggal sarapan lalu berangkat." paksa ibu.
"Iya bu. Maaf ya aku merepotkan ibu."
"Sssttt anak² ibu gak ada yang merepotkan, kalian tanggung jawab kami nak." ujar ibu Ramlah. Hana mengangguk lalu mempersiapkan segela keperluannya kemudian sarapan ketika ibu telah memanggilnya.
"Hana, Hasna, dan Husna. Ayo sarapan nak!" panggil ibu Ramlah. Sedangkan ayah Ahmad sudah menyusul ibu Ramlah didapur untuk sarapan.
"Iya bu." jawab mereka kompak. Kemudian mereka keluar kamar dan sarapan bersama.
Seusai sarapan Hana dan Hasna berpamitan pada kedua orang tuanya dan juga adiknya.
"Jaga ibu dan ayah ya dik." ucap Hana kepada Husna saat berpamitan sambil berpelukan.
"Iya kak. Hati² ya kak disana, jangan lupain aku." matanya sudah berkaca² hendak menangis.
"Sudah. Adik kakak harus kuat." ucap Hana, dia juga tidak kuat jika melihat adiknya menangis.
Hana dan Hasna berangkat ke Palopo dengan menggunakan mobil angkutan umum. Mereka berangkat jam tujuh pagi, kemungkinan akan sampai sekitar jam dua atau tiga sore. Sebelum berangkat Hana dan Hasna berdoa bersama.
"Kak, jauh ya perjalanan ke Palopo? Kira² berapa jam kak?" tanya Hasna.
"Iya cukup jauh de kalau dari kampung, sekitar tujuh sampai delapan jam baru kita akan tiba di Palopo. Kamu pernah kan ke Palopo waktu wisuda kakak?"
"Jauh juga ya kak, iya kak pernah. Tahun 2015 lalu kan? Aku agak lupa² sih kak!" ucap Hasna.
"Ya sudah, sekarang kamu tidur saja supaya gak pusing dan gak mabok perjalanan. Rilex, santai, nikmati perjalanannya semua akan terasa lebih dekat de!" jelas kak Hana.
"Iya kak. Akan aku coba saran kakak." ucap Hasna sambil tersenyum manis.
Beberapa jam telah mereka lalui, mereka akhirnya tiba di Palopo dengan selamat.
"Jam berapa ini kak?"
"Kayaknya jam tiga de, karna itu baru bunyi radio masjid tanda masuk waktu ashar. Ayo masuk kos, ini kosnya teman kakak, nanti kita cari kos sendiri ya! Sekarang kita numpang dulu." jelas Hana.
"Iya kak. Tapi kok sepi, mana orangnya kak?" tanya Hasna.
"Teman kakak pulang kampung, namanya Sunarti panggilannya Narti. Dia kemarin disini tapi sudah pulang karena hanya datang temani iparnya mendaftar."
"Dia sudah nikah kak?"
"Hhhmmm dulu ini kosnya, kemudian dia lanjutkan untuk iparnya, dia baru selesai de. Dia lambat selesai karena menikah!" Hasna hanya manggut² mendengarkan.
"Kalau capek istirahatlah de, biar kakak bereskan dulu ini supaya gak berantakan."
"Aku gak capek kok kak, tadi juga sudah tidur dimobil. Kakak kok punya kuncinya?"
"Tadi kakak ambil dikamar sebelah, kemarin kakak sudah chat kak Narti supaya kuncinya ditinggal. Hehehe."
"Begitu kak. Kayaknya kos disini enak kak!" sambil membereskan mereka bercerita supaya pekerjaannya cepat selesai.
"Nanti kakak tanya ibu kos dulu, sempat masih ada yang kosong! Sudah beres, Alhamdulillah. Mandilah, shalat baru istirahat de. Kakak mau kesebelah dulu." perintahnya.
"Ok kak." Hana ke kamar sebelah untuk mencari informasi.
"Kak Dewi, boleh aku masuk?" tanya Hana.
"Masuk Hana, tidak dikunci pintunya." teriak Dewi dari dalam.
"Kakak kerja ya di Palopo?" tanya Hana.
"Gak, kakak cuma mau urus Ijazah de. Kamu ngapain ke Palopo? Urus pendaftaran adik kamu ya?" cecar kak Dewi. Dewi ini senior Hana di S1 tapi bersamaan dengan Hana selesainya karena dia terlalu asyik di organisasi ekstra kampus.
"Iya kak, adikku mau masuk kuliah. Katanya pendaftaran tinggal beberapa hari lagi, jadi cepat² maka kesini! Untung masih ada waktu kak." ucap Hana cemas. "Oya kak. Aku mau tanya, kakak tau gak kos disini masih ada yang kosong gak ya?." tanya Hana.
"Kakak kurang tau de, yang kos disini sekarang Dina sepupu kakak. Nanti kakak tanyakan sama Dina kalau dia sudah pulang ya! Kakak cuma nebeng saja disini dua atau tiga malam de." ucapnya sambil tersenyum.
"Oh iya kak. Tolong tanyakan ke Dina ya kak. Makasih kak, aku permisi!" Hana buru² pamit karena ada tamu cowok. "Mungkin cowoknya kak Dewi." gumam Hana dalam hati. Kak Dewi hanya mengangguk ketika Hana berpamitan karena sudah fokus pada tamu yang datang.
***
Flashback On
'Narti, ada mi kah kosnya iparmu? Mau k numpang dulu boleh?' Hana mengirimkan Narti pesan setelah baku telfon kemarin dulu.
'Disini ji dia tinggal, dikos lama ku teman! Nanti ku titip saja kunci dikamar sebelah nah.' balas Narti cepat.
'Thank you teman, terbaik memang ki.'
'Ih kayak apa saja! Santai saja. Ok. Mau maka pulang ini, sementara k tunggu mobil umum teman.' balas Narti.
'Ok selamat sampai rumah nah!' Seusai mengirim pesan, Hana bernafas lega karena ada kos yang akan dia tuju bersama sang adik.
Flashback Off
***
"Dina, tadi ada Hana kesini yang tempati kamar disebelah. Adakah kamar kosong dikos ini?" tanya Dewi ketika Dina sang sepupu sudah datang.
"Penuh mi kak, di Kosnya temanku ada kosong. Kos Berkah namanya!" jawab Dina.
"Oh, biar nanti ku bilangi Hana." ujar kak Dewi. Dina hanya mengangguk setuju!
Dina melangkah menuju kamar mandi, tetapi langkah kakinya terhenti didekat tong sampah. Sedangkan kak Dewi keluar untuk menemui Hana dikamar sebelah.
"Apa ini? Siapa yang pakai ini?" Dina mengambil barang tersebut.
Deg...
"Ini kan." belum sempat dia selesaikan ucapannya, Dina membekap mulutnya dengan telapak tangannya. "Milik siapa ini? Apa yang kak Dewi lakukan disini? Sama siapa?" gumamnya dalam hati. Lemas kaki Dina, tidak menyangka ada hal aneh yang dia temukan. Ya itu adalah kondom!
Banyak pertanyaan dibenak Dina, dia berusaha kuat untuk berdiri lalu menuju kamar mandi. Tidak lupa dia buang kembali benda aneh itu ke dalam tong sampah. Dina bergidik ngeri dan merasa jijik.
"Astaghfirullah... Ternodai pikiranku dengan hal aneh itu. Apa kak Dewi sudah biasa ya? Ya Allah... Kenapa aku jadi berpikir terlalu jauh. Uh sudahlah urusannya." berusaha menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran kotornya.
***
"Hana, kamu didalam?" panggil kak Dewi menjelang maghrib.
"Iya kak." lalu Hana membukakan pintu buat kak Dewi. Padahal Hana dan Hasna akan melaksanakan shalat maghrib berjamaah.
"Hana, na bilang Dina tidak ada mi kamar kosong dikos ini, kalau mau ada di kos Berkah." ujarnya sambil melangkahkan kaki masuk ke kamar yang ditempati Hana.
"Oh iya kak. Besok setelah mendaftarkan Hasna aku akan mencarinya kak. Makasih informasinya kak. Kami shalat dulu ya kak!" pamit Hana.
"Shalat mi, aku disini saja gak apa² kan? Aku lagi libur shalat de." Hana hanya tersenyum lalu shalat berjamaah bersama Hasna. Sedangkan Dewi sibuk sendiri dengan hpnya dan berbalas pesan dengan sang kekasih.
Seusai shalat mereka mengaji bersama lalu shalat isya kemudian makan.
"Ayo makan kak?" ajak Hana.
"Gak usah Hana, kakak mau pamit pulang! Rencana mau makan diluar. By." keluar kamar dengan senyum² sendiri.
"Aneh." gumam Hana. "Dia baik tapi pergaulannya terlalu bebas. Astaghfirullah." gumam Hana dalam hati.
"Apanya yang aneh kak?" tanya Hasna.
"Itu kak Dewi."
"Mungkin lagi bahagia kak." ucapnya polos. Hana hanya mengangguk saja.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆
Jangan lupa like, komen, dan berikan penilaian ya! ♡♡♡