follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 Misi Yang Gagal.
Sore harinya, tidak Lara duga sama sekali Edgar pulang ke apartemen bersama seorang wanita yang lebih cantik dari yang kemarin. Entah siapa lagi wanita yang dibawa Edgar tapi yang jelas wanita itu terlihat anggun dan berpendidikan, tidak seperti wanita tempo hari yang terlihat begitu murahan karena keluar dari kamar seorang pria.
"Lara kenalkan ini Julia, Tunanganku." Ucap Edgar dengan merangkul pinggang wanitanya.
"Oh.. jadi ini kak Julia." Lara mengulurkan tangannya. "Aku Lara, aku—"
"Adik Edgar bukan? Aku Julia." Ia menerima uluran tangan calon adik iparnya dengan tersenyum. Jujur Julia bahagia karena untuk pertama kalinya Edgar mau membawanya ke apartemen sekaligus berkenalan dengan adik tunangannya itu.
"Ya, adik." Lara tersenyum kaku. Rasanya sedikit kesal mengakui Edgar sebagai kakaknya. Karena secara tidak langsung kehadiran pria itu membuat Robert tak lagi peduli pada anak-anak dari istri pertamanya. "Silahkan duduk!" Ucap Lara dengan sopan.
"Terima kasih," Julia pun duduk.
"Kak ambilkan minuman untuk kami ya." Lara yang hendak duduk di samping Julia, merasakan pakaiannya ditarik dengan kasar dari belakang.
"Kau yang ambil minuman untuk kami, cepat sana!" usir Edgar dengan ketus.
Lara pun mau tidak mau mengambil minuman untuk kedua orang tersebut, meninggalkan Edgar dan Julia yang duduk di ruang tengah. Padahal ia ingin sekali bertanya pada Julia apa sudah menerima foto-foto yang dikirim Mom Miranda, karena sepertinya belum melihat hubungan keduanya yang terlihat baik-baik saja.
"Loh kemana Kak Edgar?" tanya Lara saat melihat Julia hanya sendiri di ruangan tersebut.
"Edgar bilang ingin mengganti pakaiannya."
"Oh... " Lara pun langsung duduk di samping wanita itu setelah menaruh minuman yang dibawanya ke atas meja. "Kak apa boleh aku bertanya sesuatu?"
Julia menautkan kedua alisnya. "Tentu saja."
"Em.. tadi siang apa kakak menerima pesan yang berisi foto kak Edgar dengan seorang wanita?" bisik Lara.
"Foto?" Julia menatap Lara dengan intens. "Jangan bilang kau orang yang mengirim foto-foto itu?" tanya Julia balik dengan curiga. Karena memang tadi siang ia menerima pesan singkat berisi foto-foto Edgar dengan seorang wanita dari nomer yang tidak dikenal.
"Bukan aku," elak Lara. "Tapi Foto-foto itu aku yang mengambilnya. Tapi tunggu dulu, berarti kau sudah tahu kalau Edgar berselingkuh?"
Julia terdiam sesaat lalu tersenyum. "Aku sudah tahu, bahkan sejak kami memutuskan bertunangan."
"What?" Lara terkejut. "Kakak tahu tapi tetap mau betunangan dengan pria brengsek itu?"
Julia lagi-lagi tersenyum. "Pria brengsek itu kakak mu, lagi pula —"
"Ayo aku antar kau pulang!" Edgar berjalan mendekati Lara dan Julia.
"Tidak perlu, kau pasti kelelahan. Lebih baik aku pulang sendiri." Tolak Julia dengan halus. Karena memang sebelum ke apartemen Edgar, pria itu sudah menemaninya berbelanja. "Aku tidak akan mengatakan pada Edgar, kau sudah memotretnya." Bisik Julia sebelum pergi dari ruangan tersebut.
Lara hanya terdiam menatap Edgar yang mengantar Julia pulang sampai pintu. "Wanita aneh, sudah tahu tunangannya selingkuh tapi masih mau menerima." Gumamnya dalam hati sambil melamun.
"Bagaimana harimu?" Edgar duduk di samping Lara dengan merangkul kuat gadis itu setelah mengantar Julia.
"Kak lepaskan! Sesak tahu?" Lara bergidik ngeri saat melihat bagaimana sorot mata Edgar menatapnya dengan tajam, belum lagi rangkulan pria itu yang seperti ikatan kuat memenjarakan tubuhnya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Adik kecil?" Edgar mendekatkan wajah mereka. "Bagaimana harimu setelah mengikuti aku? Atau kata yang lebih tepat memata-matai ku?" Edgar mengetahui informasi tersebut dari supir pribadinya.
Deg.
"Aku.. aku tidak mengikutimu, aku hanya..."
"Katakan apa tujuanmu datang kemari?" Edgar semakin mendekat hingga hidung mereka kini saling bersentuhan. "Katakan atau aku akan mengirimmu pulang saat ini juga." Bisiknya dengan mengancam.
"Kak, aku.. aku hanya disuruh Mom Miranda untuk mencari tahu apa saja kegiatanmu setiap harinya. Hanya itu."
"Benarkah?" tanya Edgar tak percaya.
Lara menganggukkan kepalanya. "Kalau aku bohong, aku rela Kak Edgar tersambar petir."
Edgar reflek mentoyor kepala Lara. "Kau yang berjanji kenapa aku yang tersambar petir?"
"Karena —"
"Sudah sana masuk ke kamar!" Edgar melepaskan pelukannya, karena sejak tadi ia merasa tubuhnya panas dingin hanya karena berada di dekat Lara.
"Oke." Lara beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu!" Edgar menarik tangan gadis itu hingga terjatuh di atas pangkuannya, membuat keduanya kini saling menatap dengan intens.
"Kak kau mau apa?" tanya Lara dengan bingung, saat melihat bibir Edgar seperti bergerak maju.
"Sial" Edgar mendorong Lara hingga gadis itu terjatuh ke atas lantai.
"Kak Edgar sakit tahu?" kesal Lara apalagi saat melihat kakaknya itu pergi begitu saja masuk ke dalam kamar. "Aku laporkan pada Robert kau sudah melakukan kekerasan pada adik cantik mu ini." teriaknya lagi sambil mengusap bagian belakangnya.
lanjut thor