menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Pagi yang cerah dan menyejukkan tiba juga, seperti biasanya para pekerja akan datang ke kebun Rani dan memanen sayuran. Siang nya mereka akan meminta upah. Dan pada sore harinya para bapak-bapak yang bertugas akan mengantar sayuran itu ke kota untuk di serahkan kepada penjual besar yang ada di kota.
Berbeda dengan desa yang masih asri dan banyak pepohonan sehingga pagi hari nya sejuk dan bebas polusi. Maka di kota, tepat nya di kota yang menjadi tempat seorang pria dingin itu bekerja.
Raihan, pria itu masih saja belum puas dengan hasil yang di peroleh dari tim nya tentang kekasih nya, Zaifa yang belum di temukan hingga saat ini. Wanita itu seperti hilang tertelan bumi.
Pria itu duduk di bangku kebesaran nya, matanya memandang ke arah jalanan yang sudah mulai lenggang sebab jam juga sudah hampir menunjukkan pukul sebelas siang. Pria itu menyimpan satu kaki nya di atas paha kaki satunya. Matanya tajam melihat ke arah luar. tangan nya mengetuk-ngetuk kan pena yang ia pegang sejak tadi. Sebab pria itu baru saja menyelesaikan tugas nya, menandatangani berkas yang di perlukan untuk membuka usaha baru nya.
Restoran, ia akan membuka usaha di bidang kuliner. Dengan bekerja sama bersama Niken, mama dari Niel. Raihan meyakinkan diri untuk membuka usaha restoran yang menyajikan makanan tradisional. Sebab di kota metropolitan ini sudah jarang di temui makanan desa yang menjadi makanan tradisional. Kebanyakan makanan yang di jajakan di restoran saat ini adalah makanan barat, dan kadang tidak semua lidah cocok dengan makanan itu
Tok tok tok
suara pintu di ketuk membuyarkan lamunan Raihan. Ia segera kembali mendekat ke meja kerja nya kemudian meraih remot control untuk membuka pintu.
"maaf tuan, saya ingin bertanya apakah siang ini tuan jadi bertemu dengan seseorang yang akan menjadi supplier sayuran dan bahan yang di butuhkan untuk membuka usaha restoran milik anda?" tanya Alex.
pria itu lebih dulu berkata sebelum ucapan tajam bos nya menusuk perasaan nya. Raihan dengan wajah datar dan dingin itu memandang ke arah Alex kemudian menyenderkan tubuhnya di senderan kursi.
"aku butuh supplier yang benar-benar panenan itu hasil nya sendiri Lex. aku ingin dari penjual pertama bukan penjual yang sudah mengoper sana sini dagangan nya" jawab Raihan.
Alex menghela nafas. seperti nya ia harus bekerja keras lagi nanti. Impian nya untuk pulang lebih awal dan jalan bersama kekasih nya kandas sebab setelah ini ia harus mencari supplier yang sesuai keinginan bos nya.
"baik tuan, saya akan segera menemukan nya"
Raihan menyipitkan mata, pandangan tajam itu semakin tajam membuat Alex merasa seperti di kuliti.
"kau belum menemukan nya?"
"be-belum tuan. Eh maksud saya sudah, tapi saya belum memastikan apakah ia pemilik kebun atau pengoper" jawab Alex gagap.
Raihan menyuruh Alex keluar dengan kode tangan nya. Setelah Alex keluar Raihan menghidupkan laptop nya dan menampilkan foto Zaifa sebagai wallpaper nya.
"Zaifa...."
***
Sementara jauh di desa sana, seorang wanita yang sebenarnya sudah berusia lebih dari tiga puluh tengah berjalan-jalan bersama anak kecil yang berjumlah sekitar lima belas.
"lihat bagus banget kan pemandangan nya" seru seorang anak yang membuat anak lainnya ikut memandang ke arah hamparan sawah dan perkebunan yang luas.
Jalanan yang masih berupa tanah itu sedikit basah karena guyuran gerimis tadi malam.
"ayo sayang, kita harus cepat sampai sekolah. Bu guru punya sesuatu loh buat kalian" ucap seorang guru yang membimbing jalan mereka.
Mendengar kata hadiah para anak-anak pun bersorak antusias.
"sesuatu nya apa Bu gulu?" tanya anak yang masih cedal.
"maka kita harus cepat sampai sekolah agar kita tau hadiah nya apa"
"yyyeeaayyy" seru anak-anak itu bersamaan kemudian saling berlari untuk sampai di sekolah lebih dulu.
Bahkan bangunan sekolah yang tidak jauh dari sana pun sudah terlihat. Bu guru yang tak lain adalah Rani itu pun segera berjalan cepat untuk mengimbangi anak-anak yang tengah berlari.
Tak jauh dari sana, segerombolan ibu-ibu yang sedang berhenti memetik sayuran memandang ke arah jalanan. Mereka tersenyum lega sekaligus bahagia. Anak-anak yang dulu belum mengenal sekolah usia dini kini sudah mulai mengenal karena sekolah yang di dirikan oleh Rani.
"mbak Rani itu baik banget ya yu, sudah banguni sekolah buat anak-anak kita mana ngga di mintai uang bulanan pula" celetuk seorang ibu yang anak nya adalah salah satu siswi di sekolah Rani.
"iya yu, duhh tapi aku penasaran Lo"
"penasaran opo (apa)?"
"mbak Rani itu masih muda, cantik, badannya juga bagus. tapi kok belum menikah ya?"
"huss,,, jangan ngomong gitu. jodoh itu kan ada di tangan Gusti Allah, kita juga ngga tau apa yang terjadi sama mbak Rani tiga tahun lalu. Yang terpenting mbak Rani itu baik, sudah mau memperkerjakan kita yang tadinya pengangguran ini"
mereka pun mengangguk paham kemudian bersiap melakukan kembali pekerjaan mereka.
***
"Niel, apa masih belum ada kabar dari anak buah mu?" tanya Niken, sang mama.
"kabar apa ma?" tanya Niel menutup macbook nya kemudian menatap sang mama.
"kabar mengenai gadis itu?"
"oh Zaifa maksud mama?"
Niken mengangguk, namun Niel juga menggeleng sebagian jawabannya.
Sejak tahu Zaifa kabur, Niel justru menceritakan segala kecurigaan nya tentang Zaifa. tentang kemiripan dan juga tanggal lahir yang sama. Sejak itu pula, sang mama genjar menuntut nya agar lekas mencari gadis itu. Tujuannya adalah untuk melakukan tes DNA apakah cocok dengan nya atau tidak. Niken hanya tidak tahu, jika gadis yang di ceritakan oleh Niel adalah gadis yang sama yang di temui nya di pasar malam saat itu.
Di belahan kota Jakarta, tepat nya di sebuah stadion olahraga. Rama, Dani dan Raihan sedang duduk di podium tempat biasanya penonton menyaksikan pertandingan. Mereka bertiga sudah siap dengan pakaian olahraga mereka. Setelah seharian penuh mereka bekerja, maka malam hari adalah waktu yang di gunakan mereka untuk menyegarkan tubuh dengan olahraga.
"Boby absen lagi?" tanya Rama.
"ya, anak itu semenjak jadian dengan Diva selalu saja tidak pernah menyempatkan waktu untuk olahraga bersama kita" sungut Dani.
"biarkan saja. mari kita mulai" sela Raihan.
Mereka bertiga pun melakukan pemanasan kemudian mulai bermain basket. permainan kesukaan mereka. Meski hanya bertiga namun tidak membuat mereka luntur semangat. Permainan mereka tetap berjalan, begitu totalitas.
Sedang Boby, yang di bicarakan mereka. Saat ini ia sedang berduaan di bangku taman dengan sang kekasih. Mereka sedang suap-suapan cireng. Makanan kesukaan Diva, kekasih nya.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....