Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Bukan kah kamu juga bisa merasa kan sendiri bagaimana Mama menyayangimu selama ini? sejak kamu lahir hingga menjadi dirimu yang sehebat saat ini?" sengaja Aura menyelipkan pujian tulus untuk meredam kemarahan yang tampak jelas di wajah Arga.
"Dia yang menyebabkan Mama sakit hati karena Papa harus menikah lagi?"
Benar kata Nandini , Arga memang keras kepala seperti ayah nya. Tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain, selagi diri nya sudah memiliki pendapat dan pandangan sendiri yang tidak selalu benar dan sesuai dengan kenyataan.
"Kalau begitu, apa beda nya kamu dengan Papa ? dan apa beda nya aku dengan Mama Nandini?"
Aura pun memberanikan diri untuk berbicara lebih panjang untuk sedikit saja menyadarkan suaminya yang terlanjur buta hati . Jujur saja emosinya ikut terpancing karena sikap Arga yang tidak bisa menghargai wanita yang selama ini tulus mengasihi dan merawat nya tanpa pamrih. Bahkan tanpa pernah membeda-bedakan dengan anak kandung nya sendiri.
"Kamu dan Papa sama-sama terpaksa menikahi wanita lain yang tidak dicintai . Aku dan Mama Nandini juga terpaksa menikah dengan lelaki yang sangat mencintai wanita lain dan tidak pernah menganggap kami ada di samping nya."
Aura pun tidak peduli lagi jika setelah ini dia akan mendapatkan hukuman yang berat dari Arga karena kelancangan nya membantah dan melampaui batasan nya. Setidaknya, kini perasaan nya menjadi lebih lega karena sudah mengeluarkan sebagian isi hati yang selama ini di pendam dalam diam nya.
Arga pun mencengkram setir dengan sangat kencang hingga urat-urat di tangan nya keluar dan terlihat sangat jelas. Wajah nya semakin tegang di ikuti rahang yang mengeras tegas .
"Jadi kamu masih merasa terpaksa dengan pernikahan ini?"
"Apa kah kamu tidak?" Aura pun membalikan pertanyaan nya itu pada Arga.
"Lalu apa mau mu sekarang?"
"Mau ku tentu saja seperti mau mu." Aura pun semakin berani bersuara.
"Bukan kah kamu sendiri yang mengatakan jika pernikahan ini adalah sesuatu yang sakral dan tidak bisa dipermainkan sekalipun alasan terjadi nya hanya karena keterpaksaan dan tanpa rasa cinta sama sekali?"
Setelah perdebatan yang terjadi di dalam mobil tersebut, dan di pinggir jalan Arga dan Aura pun sama-sama bungkam hingga mereka sampai di perusahaan. Sebelum keluar masih ada satu percakapan lagi yang di lanjutkan.
"Apa pun yang kamu ketahui tentang keluarga ku kamu jangan pernah berniat untuk menyebarkan semua itu?"
Aura pun tersenyum di balik masker nya yang baru saja di rapih kan dan di kencangkan ikatan nya lagi di bagian belakang .
"Seperti yang kamu mau, aku tahu batasan ku Mas. Aku tidak akan pernah membuka aib keluarga kita apa lagi sampai menyebarluaskan nya, karena itu arti nya aku tidak menghargai pernikahan kita dan janji suci kita di hadapan Tuhan."
"Aku minta maaf jika terlalu lancang berbicara dan membantah mu . Aku hanya ingin melurus kan apa yang kamu anggap salah padahal itu benar. Aku siap jika kamu akan menghukum ku atas kesalahan ku tadi."
Walau pun sebenar nya hati nya ketar-ketir karena khawatir dengan reaksi terburuk dari suami nya, Aura pun tetap memberanikan diri untuk meminta maaf dan mencoba untuk meluruskan pemahaman Arga yang salah kaprah tentang masa lalu orang tua nya.
Meski pun sejak dulu sudah mengetahui cerita yang sebenar nya , Akan tetapi penolakan dan penyangkalan itu terus di lakukan , bahkan sampai mengorbankan hubungan nya dengan adik nya yang selalu di anggap sebagai musuh dan lawan dalam segala hal. Begitupun dengan Nandini ibu tiri yang telah merawat dan membesarkan nya tanpa pilih kasih sama sekali.
Arga pun tidak menanggapi ucapan nya Aura yang ada di samping nya. Karena tidak ada yang perlu di bahas lagi mereka pun merasa tidak ada yang perlu dibahas lagi , Arga pun keluar lebih dulu di ikuti Aura yang tetap tersenyum meski tak terlihat.
Saat Aura akan menuju ke depan pintu lift umum , tanpa mengatakan apa-apa Arga menarik tangan Aura dan membawa nya ke dalam lift Aura pun pasrah saja dan menyiapkan diri untuk menerima hukuman.
Sesampainya di lantai paling atas, genggaman erat Arga tak juga di lepaskan nya. Setelah berada di ruang kerjanya baru tangan Aura di lepaskan tanpa mengatakan apa-apa , tidak ingin berdiam diri saja tanpa tahu apa yang harus di lakukan, Aura meletakkan tas di atas sofa lalu menyeduhkan kopi untuk Arga yang masih diam dan duduk di kursi kerjanya itu.
"Di minum dulu, kofie nya Mas."
Karena tak ingin mengganggu, Aura pun duduk menunggu di sofa. Dia mengeluarkan HP dan memeriksa jika ada pesan atau panggilan yang belum di respon. Karena diri nya sengaja di matikan dan handphone nya itu terus di simpan dalam tas.
Selain pesan yang berhubungan dengan urusan pekerjaan ada satu pesan dari Irma yang isinya hanya menanyakan tentang keberadaan nya saat ini.
_"Kamu di mana Aura?" _
Pertanyaan singkat itu segera di balas Aura karena sudah dikirimkan nya beberapa jam yang lalu.
_" Aku sekarang ada di ruang kerja Pak Arga."_
Ada kemungkinan suami nya itu akan memeriksa hp-nya , maka Aura pun menjawab seperlunya dengan bahasa yang masih cukup formal. Tak lama kemudian dia sudah menerima balasan pesan yang baru.
_"Oke, maaf bila aku mengganggu mu." _
Aura pun menjawab dengan satu kata saja, lalu mengakhiri percakapan .
Dia lalu melirik ke arah meja kerja suami nya dan bersamaan dengan itu Arga pun sedang memperhatikan diri nya entah sejak kapan, pandangan mereka pun beradu lalu Aura pun lebih dulu mengakhiri, karena merasa terintimidasi dengan tatapan Arga yang dalam , lelaki yang selalu membuat hati nya was-was.
Aura hampir saja melupakan apa yang di sampaikan Arga sebelum dia pergi untuk mendampingi suami nya ke gedung perusahaan keluarga Arga . Seketika itu pikiran Aura berhenti karena konsentrasi nya terbagi dan beralih ke pemikiran lain, memikirkan kepindahan nya.
"Beberapa lama kemudian, Aura pun bisa menyelesaikan sisa pekerjaan nya dan tanggung jawab nya di divisi penyelenggaraan acara!"
Karena di tanya, Aura pun berani membalas lagi tatapan suami nya meskipun tajam tapi bagi nya tetap membuat hati kalang kabut karena rasa yang lain. Rasa terpendam yang tidak akan pernah di akui pada siapa pun , termasuk pada sang pemilik hati dan cinta suci nya selama ini.
"Aku akan berusaha secepatnya , Mas. Sesuai dengan apa yang di sampaikan Pak Ridwan pagi tadi, pekan ini aku harus sudah menyelesaikan semua pekerjaan.
Aura pun kembali menatap layar hp-nya dan melanjutkan pekerjaan nya yang bisa di lakukan dengan hp-nya tersebut. Aura pun mengabaikan tatapan Arga yang masih tertuju pada nya. mencoba untuk bersikap sewajar nya , walau hati nya terus bergetar tanpa kendali.
"Intan mengundur kan diri karena sudah mendekati waktu melahirkan . Dia tidak akan kembali bekerja karena ingin fokus mengurus bayi dan keluarga nya."
*************