HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meskipun Hanya Melanjutkan Hidup
Pesta akhir tahun berakhir lebih cepat dari perkiraan, karena suasana yang tak memungkinkan mereka untuk meneruskan acara pun akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Maudy yang baru saja sampai di apartemen bersama dengan Yuan tiba-tiba merasa tidak enak badan. Ia pun memasuki kamarnya bersama Yuan untuk segera berbaring di sana.
"Badanku tidak enak, bisa ambilkan obat di nakas?" ucap Maudy kepada Yuan yang baru saja memasuki kamar.
Lelaki itu pun mengangguk lalu mengambil kotak P3K, ia mendekat ke arah Maudy dan memberikan kotak itu kepada Istrinya.
"Mau ke dokter?" tawar Yuan yang melihat wajah pucat Maudy. Meskipun ia selalu bersikap datar kepada Istrinya, ia tetap perduli jika wanita itu sedang sakit seperti ini.
"Mau mengantarku?" tanya Maudy yang mendapat anggukan dari Yuan.
Merekapun tak jadi istirahat dan memutuskan untuk bergegas menuju rumah sakit guna memeriksakan keadaan Maudy.
Maudy dan Yuan menunggu hasil pemeriksaan dokter. Dokter datang dengan membawa secarik kertas, mengalihkan atensi pasangan itu.
"Apa anda terlambat datang bulan?" tanya dokter tersebut.
"Iya sepertinya telat dua minggu," jawab Maudy. Ia menerka-nerka apa yang akan di ucapkan dokter selanjutnya. Sedangkan Yuan mengerutkan dahinya dan juga mulai menebak-nebak dalam pikirannya.
"Kemungkinan besar Istri anda sedang hamil, untuk lebih detail dan valid nya bisa periksa ke dokter kandungan!" ucap dokter itu yang seketika membuat Maudy dan Yuan saling bertatapan.
Ada senyum tipis di balik tatapan Yuan, sepertinya lelaki itu bahagia mendengar kata "hamil". Memang Yuan menyukai anak-anak dan berharap suatu saat nanti bisa menjadi Ayah yang baik bagi anak-anaknya.
Merekapun pergi untuk memeriksa ke dokter kandungan, wajah gembira Yuan tidak lepas dari tatapan Maudy. Wanita itu akhirnya melihat sebuah kegembiraan di wajah sang Suami setelah pernikahan mereka beberapa bulan ini.
"Selamat usia kandungannya empat minggu, tolong dijaga dengan baik kandungannya. Jangan sampai sang Ibu stress, beri makan-makanan yang sehat, dan hindari hubungan badan untuk beberapa bulan kedepan. Kandungannya masih rentan keguguran, jadi saya harap Ibunya berada dalam kondisi stabil. Saya akan resepkan beberapa vitamin dan obat!" jelas dokter kandungan.
Yuan seketika tersenyum bahagia, ia memeluk Istrinya dengan erat dan mengusap rambutnya dengan lembut.
"Aku hamil sayang!" ucap Maudy dengan tangis haru nya.
"Aku akan menjadi orangtua?" Yuan tidak bisa mengungkapkan lagi betapa bahagianya ia, meskipun cintanya dengan Maudy sudah pudar namun memiliki anak adalah salah satu harapan dia. Meskipun hanya sekedar melanjutkan hidup dengan Maudy, ia tentu akan bahagia jika memiliki buah hati dari darah dagingnya sendiri.
"Akhirnya kau akan menjadi Ayah, Sayang!" ucap Maudy sendu.
"Akhirnya!" Yuan semakin mengeratkan pelukannya. Lelaki itu lalu mengelus perut rata Maudy, di sana ada janin yang akan terlahir di bumi ini dan menjadi anaknya.
Dokter yang melihat reaksi pasangan itu pun hanya tersenyum, memiliki anak adalah sebuah anugerah yang tidak bisa ia dapatkan sehingga melihat kebahagiaan orang lain karena akan memiliki anak membuatnya sangat terharu.
Setelah mendapatkan obat dan beberapa saran dari dokter, akhirnya merekapun pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan senyum Yuan tidak kunjung pudar, bahkan sesekali ia mengelus perut Maudy yang masih rata.
Sesampainya di apartemen, Yuan menyuruh Maudy untuk beristirahat. Ia juga ikut berbaring di sebelah Istrinya untuk memciumi perut rata Maudy.
"Akhirnya kau kembali seperti dulu, meskipun itu karena anak ini!" batin Maudy sembari mengelus perutnya yang tidak lagi diciumi Yuan karena lelaki itu terlelap.
Bersambung