David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu Bersama
Rumah panti asuhan yang sudah beroperasi lebih dari empat belas tahun itu harus dihentikan. Alasannya karena pemerintah pengurus wilayah akan mendirikan tempat yang sama. Yaitu rumah panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar yang semua biaya operasionalnya ditanggung oleh negara.
Rumah panti asuhan milik keluarga Erik pun resmi ditutup. Semua anak-anak panti di sana pindah ke rumah baru yaitu rumah panti asuhan yang dibangun di wilayah kota. Di sana mereka akan lebih dekat dengan fasilitas yang dibutuhkan.
Rumah panti asuhan keluarga Erik pun menjadi kosong tidak ramai lagi. Yang tersisa di sana hanyalah para pekerja yang bekerja di kebun dan ladang milik keluarga Erik.
Lalu bagaimana dengan Vivian?
Vivian menolak untuk ikut ke rumah panti asuhan yang baru. Beberapa hari kemudian wanita itu menghilang begitu saja tanpa ada yang tahu kemana perginya.
Simpang siur ada kabar yang menyebutkan bahwa Vivian sekarang tinggal di suatu tempat. Ia dibelikan rumah oleh tuan Peter dan dijadikan sebagai wanita simpanannya.
Ada juga kabar yang menyebutkan bahwa nyonya Linda telah menyewa orang bayaran untuk menyingkirkannya.
*
Setelah pindah ke rumah panti yang baru David sempat hilang kontak dengan Kasih.
Berbulan-bulan ia menahan rindu. Ia sempat merasa Kasih hanyalah gadis yang hanya ada di dalam cerita dongeng saja. Kasih seperti mimpi di dalam hidupnya.
Tapi akhirnya Kasih dan David kembali bertemu karena mereka sekolah di SMA yang sama. Sekolah unggulan yang Kasih tidak yakin seorang anak panti bisa masuk ke sana.
“Kasih”, sapa David ketika pertama kali melihat Kasih di sekolah barunya.
Melihat siapa yang memanggilnya Kasih berlari mendatangi David. Kasih memeluk David dengan sangat erat.
“Aku pikir aku kehilanganmu”, ucap Kasih.
“Aku pikir aku kehilanganmu”, begitu juga ucap David.
Setelah malam-malam yang harus dilalui dengan rasa kangen tanpa kabar. Akhirnya David dan Kasih kembali dipersatukan. Semenjak saat itu mereka selalu bersama.
*
David sering kali memakai baju bewarna biru langit.
Bukannya ia tergila-gila dengan warna itu. Tapi karena warna biru langit adalah warna dari baju yang disediakan oleh rumah panti asuhannya dulu. Vivian yang memilih warna itu.
Harapannya supaya masa depan anak-anak asuhannya cerah. Secerah cuaca saat langitnya bewarna biru terang.
Meski sudah tinggal di rumah panti yang baru. David masih sering memakai baju dari rumah panti yang lama. Semua anak-anak panti asuhan dari rumah yang lama akan selalu merindukan Vivian.
Sore itu langit begitu gelap. Hujan turun dengan deras. Kasih dan David masih berada di sekolah. Mereka asyik berduaan sehingga lupa waktu dan tidak sadar jika sore itu langit sudah tampak seperti waktu malam.
“Bagaimana ini?”, kata Kasih.
“Aku akan menemanimu sampai hujan reda” kata David.
“Apa kamu bercanda?”,
“Lihatlah awannya pekat sekali. Hujan ini pasti akan berlangsung lama”,
“Aku tidak mau tinggal di sekolah sampai malam”, ujar Kasih.
“David, apa kamu tidak tahu gosipnya jika sekolah ini angker”, terang Kasih yang membuat David jadi merinding.
“Lalu apa mau mu?”, tanya David.
“Aku mau pulang sekarang”, pinta Kasih.
“Aku bawa sepeda. Aku akan mengantarmu pulang sampai rumah”, kata David.
Kasih pun sangat senang David mau mengantarnya pulang naik sepeda.
“Tapi ada syaratnya”, kata David.
“Apa?”, Kasih penasaran.
“Kamu harus memeluk tubuhku dengan erat. Aku tidak mau mati kedinginan”, pinta David.
“Cepat lah, setiap hari aku juga selalu memelukmu”, ucap Kasih.
Di tengah hujan deras itu David berboncengan dengan Kasih naik sepeda untuk mengantarnya pulang sampai rumah.
Dalam dinginnya guyuran air hujan Kasih memeluk David dengan sangat erat untuk menghangatkan suhu tubuh mereka.
Tidak hanya itu Kasih juga sesekali mencubit perut David supaya orang kesayangannya itu tetap konsentrasi. Meski sedikit sakit.
*
“Kasih ini lah suara hatiku”,
“Aku selalu ingin bersamamu”,
“Jangan kau pergi tinggalkan ku”,
“Bagaimana?”,
“Kamu suka tidak?”,
David menyanyikan lagu yang ditulisnya sendiri untuk Kasih.
Meski permainan gitarnya belum terlalu bagus tapi ia berusaha sangat keras untuk bisa menciptakan lagu itu.
“Lumayan”,
Jawab Kasih yang sedari kecil sudah bisa bermain alat musik. Sedangkan David baru belajar bermain gitar. Itu pun karena adanya pelajaran seni music di sekolah.
Sebenarnya lagu itu sangat bagus. Cuma Kasih saja yang malu mengakuinya.
Ia sangat gembira David membuatkan sebuah lagu untuknya. Kasih tidak menyangka David bisa seromantis ini.
Kasih serasa terbang melayang jauh tinggi ke angkasa. Mukanya merah ia sembunyikan. Malu kalau David sampai melihatnya.