bella di paksa ibu tirinya menikahi paktua kaya demi uang yang di janjikan pak tua itu. namun siapa sangka, saat di sebuah hotel, dia memberontak berusaha kabur dari paktua itu hingga bella bersembunyi di sebuah ruangan yang sedikit gelap bella kira di dalam ruangan itu tidak ada siapa siapa. ternyata seorang lelaki sedang sempoyongan karena pengaruh obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasbyhasbi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janda muda
"Mami, kenapa papa Stefan gak ikut dengan kita?" Tanya Garrel pada Bella dengan mulut penuh dengan makanan. Mereka sedang bersantai di balkon, memandangi pemandangan pagi hari.
"Garrel sayang, papa Stefan gak bisa ikut kesini. Banyak kerjaan di Singapur, kita juga kesini kan karena ada urusan pekerjaan mami."Jelas Bella pada Garrel. Ia mengusap puncak kepala sang anak.
'juga untuk membalaskan dendam.' Hati Bella, mengingat semua perlakuan buruk Dina juga Fani terhadapnya dahulu.
"Berarti kita disini gak lama dong." Ucap Garrel dengan memanyunkan bibirnya, namun terlihat sangat menggemaskan.
"Di bilang gak lama juga enggak sayang, karena mami disini bergabung dengan perusahaan, di kontrak satu tahun. kamu di sini enjoy aja, nanti akan ada babysitter yang menemani kamu jika mami sedang kerja." Jelas Bella.
"oke mami."
"Anak pintar." Perempuan itu mencubit gemas pipi Garrel.
"sekarang mami harus datang ke perusahaan, kamu tunggu di sini ya, sebentar lagi pengasuhmu sampai." Ucapnya lagi, mengingat hari ini dia harus datang ke perusahaan untuk bekerja sama.
Ting tong......
Suara bell berbunyi, Bella segera membuka pintu.
"permisi nona, saya adalah bik Nimah, pengasuh yang anda rekrut."
"oh iya silahkan bik, masuk."
Bella segera membawa bik Nimah ke hadapan Garrel dan memperkenalkannya. Tidak lupa, dia juga menjelaskan kebiasaan Garrel juga makanan apa yang ia suka dan tidak suka, agar bik Nimah tidak kerepotan mengurus Garrel. Apalagi tentang makanan yang bisa buat alergi, Garrel alergi sekali dengan susu sapi. Jika dia sampai makan makanan yang mengandung susu sapi, tubuh Garrel akan muncul ruam juga bintik merah.
"kamu baik baik ya, sama bik Nimah. Mami berangkat dulu." segera Bella menciumi pipi anaknya itu, dan di respon anggukan oleh Garrel.
"Bik, saya titip ya."
"Iya non, nona tenang saja. Saya akan menjaga den Garrel dengan baik." ucap bik Nimah memastikan agar Bella tidak ragu untuk meninggalkan Garrel.
Bella bergegas pergi menuju perusahaan dengan menggunakan pakaian ala ala kantor yang rapi juga cantik, menaiki sebuah mobil Lamborghini silver hadiah dari Stefan. Membuat Bella terlihat seperti wanita karir yang sukses dan memiliki sosial tinggi.
"SILIWANGI GRUP" adalah nama perusahaan yang akan bekerja sama dengan Bella, perusahaan terbesar juga paling terkenal di Indonesia. Gedung utamanya sangat besar juga menjulang tinggi.
"Siliwangi grup, namanya seperti nama kerajaan. Tapi memang ini kerajaan sih, kalo omsetnya sampai triliunan." Gumam Bella takjub, dia berhenti tepat di depan gedung Siliwangi, segera Bella masuk ke dalam lobi untuk menyimpan mobil.
Bella berjalan masuk menuju meja resepsionis.
"Permisi mbak, saya mau bertemu dengan CEO di sini."
"Anda ada janji dengan CEO kami?"
"iya, kami ada janji dengan nya."
"sebentar ya, saya hubungi dulu." segera pegawai itu menghubungi ruangan CEO.
"Silahkan anda di tunggu di ruangan nya, di lantai paling atas." ucap pegawai itu mempersilahkan Bella. Bella segera menuju lift menekan tombol lantai dua puluh, lantai paling atas.
*
*
*
"Perkenalkan, nama saya Bella." Bella mengulurkan tangan.
"saya sudah tahu." jawab Richard cuek, tanpa merespon uluran tangan Bella.
Ray yang melihat kejadian itu langsung menerima uluran tangan Bella yang di abaikan Richard.
"Namaku Ray, senang bertemu dengan mu." ucap Ray dengan senyum mengembang. Richard yang melihat adegan itu langsung melirik Ray dengan tatapan tajam.
"Kenapa? ada masalah? Sayang kalau nganggurin tangan mulus hehe..." celoteh Ray.
Bella hanya tersenyum melihat kelakuan Ray.
"Mana barang yang kamu kembangkan?" ucap Richard masih dengan nada cuek.
Bella segera mengeluarkan barang itu dari Tote bag.
"Ini adalah kalung yang saya kembangkan dengan teknologi GPS. Kalung ini bisa memantau pemakai hanya dengan handphone yang tersambung dengan kalung ." Bella memperkenalkan keunggulan kalung teknologi itu.
"lanjut." titah Richard sambil menyeruput secangkir latte.
"Kalung ini tidak hanya memantau lokasi saja, juga bisa mengetahui suasana si pemakai, karena bisa mendeteksi detakan jantung apakah si pemakai bahagia atau sedih, atau bahkan sedang merasakan jatuh cinta."
"uhukh..." Richard tersedak kerana mendengar kata jatuh cinta, namun langsung memposisikan wajahnya lagi dengan sikap angkuhnya juga cuek.
"Tersedak boss..." ejek Ray. Lagi lagi Richard mendelik pada Ray, beraninya dia mengejek di hadapan klien.
"Jika kalung ini memiliki teknologi GPS, mana buktinya agar saya bisa percaya." ujar Richard minta bukti agar tentang keahlian kalung buatan Bella.
Bella segera merogoh ponsel dalam tas kecil nya, dan memperlihatkan aplikasi pada Richard.
"Ini adalah aplikasi buatanku, di dalamnya kita bisa memantau si pemakai hanya dengan memasukan nama koneksi kalung si pemakai. Contoh, saya akan melihat keberadaan anak saya." Bella segera mengetik nama GarBell, nama koneksi kalung yang di pakai Garrel.
"Ini posisi anak saya, anak saya sedang berada di taman indah. Jika ingin mengetahui suasana hatinya, kita tinggal mencet gambar berbentuk hati dan kita bisa mengetahuinya. Juga aplikasi ini tidak hanya untuk satu kalung, namun bisa memantau beberapa kalung, tinggal mengetik nama koneksi kalung pemakai dengan aplikasi ini."Jelas Bella. Richard hanya memperhatikannya tanpa respon.
"Wah, ini canggih banget si, kemampuan teknologi mu memang hebat." puji Ray pada Bella dengan mengacungkan jempol.
"ehemm.." deheman Richard pada Ray buat Bella tersenyum melihat tingkah laku mereka. Yang satu angkuh juga cuek, yang satunya lagi so asik.
"Berapa keuntungan dari penjualan kalung ini." Tanya Richard.
"kita akan memiliki banyak keuntungan, karena kita tidak hanya memasarkan kalung saja, tapi juga memasarkan aplikasi pelengkap kalung. Bagaimana? apakah anda tertarik bekerja sama dengan kami? Jika tertarik ini perjanjian kontrak kerja." Bella menyodorkan map kontrak perjanjian. Sejenak, Richard berfikir, sampai pada akhirnya dia tanda tangani kontrak itu.
"selamat bekerja sama, saya pamit undur diri." ucap Bella membungkuk dan melenggang meninggalkan ruangan CEO itu.
"Richard, Lo gak tertarik sama tu cewek?." Ucap Ray menggoda.
"Dia itu klien gue, buat apa tertarik sama dia." jawab Richard datar, matanya sibuk pada layar komputer.
"Kalo Lo gak tertarik, gue mau deketin dia, toh dia sekarang dah bergabung sama perusahaan ini. Jadi bakal makin sering ketemu." ucap Ray sumringah.
"Dia itu udah punya anak, selera Lo jadi turun gitu, kaya gak ada cewek lain aja." Ejek Richard.
"Tapi di resume identitas dia masih single, berarti janda dong. Bisa gue deketin. Janda muda lebih menggoda bro..."
"Terserah Lo aja, pusing gua liat kelakuan Lo hari ini."
"Yey daripada Lo, terus aja melihara si Bianca. Di nikah enggak di lepas enggak, nyembuhin penyakit Lo juga enggak. Mending cari yang lain lagi."
"Diam Lo berisik, keluar dari ruangan gue." usir Richard pada Ray