NovelToon NovelToon
Istrinya Pak Guru ?

Istrinya Pak Guru ?

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / cintapertama / nikahmuda / cintamanis / Konflik etika / Pernikahan Kilat
Popularitas:17.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!

Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?

Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah persepsi

Shania menggeliat saat lengannya diguncang guncang, bukannya terbangun gadis ini malah membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan tidurnya.

"Shania, ini sudah pukul 5 pagi, nanti kamu terlambat subuh !" nadanya dingin sedingin sentuhannya.

"Aduh, 5 menit lagi deh, ngantuk parah nih ! " gumamnya teredam selimut. Arka menggelengkan kepalanya pusing, ia benar benar harus berusaha dari nol, astaga ! dia menikahi gadis pemalas.

"Kamu mau dibenci Allah menunda nunda shalat ?!" tanya nya, ia sebenarnya manusia tapi suaranya lebih mirip malaikat penjaga pintu neraka, pedes pedes panas di kuping.

"Cepat bangun atau saya siram ?!" ancamnya berdecak.

Shania bangun meskipun matanya masih sulit terbuka.

"Iya," jawabnya malas.

Tanpa membuka matanya cepat ia melangkah turun dari ranjang, padahal penciumannya sudah dibangunkan dengan aroma maskulin laki laki, naluri alaminya menangkap itu semua. Bau basah nan segar.

Dughh !!

Awww !!!

Setelah jidatnya mencium tembok barulah matanya terbuka, "ini siapa sih yang simpen tembok disini ?!" decaknya kesal menepuk tembok yang tak bersalah. Pemandangan konyol itu tak luput dari tatapan Arka.

Shania masuk ke dalam kamar mandi, namun sialnya karena nyawanya yang belum terkumpul semua, ia sampai lupa membawa handuk dan baju ganti.

"Shitttt !!!" ia mengusap kasar wajahnya yang sudah basah kuyup dengan air, begitupun keadaannya yang tel*4nj4ng toples.

"Dudul banget sii, ini gimana gue keluar ?" ia melirik piyama yang sudah basah teronggok dalam ember.

"Pak..pak Arka !!" wajahnya sudah memerah menahan malu.

Arka yang baru saja selesai sholat dan mengaji sedang melipat sajadahnya.

"Yuhuuuu, bapak masih di kamar kan ?" Shania menempelkan kupingnya di pintu.

"Kenapa ?! lupa bawa handuk ?!" tebak Arka.

"Iya, mau minta tolong..." cicitnya. Sudah Arka duga, saat ia masuk kamar mandi, gadis ini tidak membawa apa apa.

"Hah, menyusahkan.." keluhnya mendesis.

"Dimana ?!"

"Menggantung di samping lemari baju, " jawab Shania.

Arka mengambil handuk, bukan model kimono berwarna putih.

"Nih, " Arka berdiri di depan pintu kamar mandi.

Shania membuka celah pintu kamar mandi dan menarik handuk yang diulurkan Arka.

Shania keluar dengan berbalut handuk. Tapi rupanya tetap saja handuk yang dibelitkan hanya menutup tubuh bagian dada sampai betisnya, selebihnya terkespos sempurna dengan butiran air segar mengucur di sepanjang betis dan bahu seputih susunya, rambut panjang basahnya semakin menambah kesan sexy, menggugah jiwa kelaki lakian Arka. Shania nyengir ia kemudian melangkah menuju lemari mencari dalaman dan seragam sekolahnya ddngan langkah kecilnya cepat, seraya tangannya yang mendekap batas handuk agar tak melorot.

Arka sampai harus membalikkan badannya agar tak melihat pemandangan menggoda iman, tak dapat dipungkiri leku kan tubuh Shania begitu menggoda di umurnya yang baru menginjak sweet seventeen.

Shania merutuki dirinya sendiri, 2 kali Arka melihatnya dengan keadaan setengah toples begini.

"Lain kali kalau ke kamar mandi bawa handuk dan pakaian ganti, jangan selalu menyusahkan orang lain !" ucap Arka memecah rasa kikuk diantara keduanya.

"Iya, namanya juga lupa ! kaya bapak ga pernah lupa aja, " kikik Shania masuk kembali ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian Shania kembali, melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba lalu bersiap siap pergi ke sekolah.

"Barang barangmu sudah dibereskan ? jangan bawa terlalu banyak barang. Cukup pakaian kamu saja, kalau nanti ada yang diinginkan kamu tinggal bawa kesini. Saya tidak mau terlalu banyak barang kamu di rumah !" sinisnya. Meskipun kata kata itu terdengar menyakitkan, tapi ini adalah Shania, dia gadis cuek. What ever lah apa yang mau dia ucapin anggap saja radio rusak, gadis itu tak akan menyerah begitu saja.

"Iya bapak ganteng, " Shania terkekeh seraya memakai lotion di kakinya.

"Pagi bun, " Shania menghambur bundanya.

"Wah, tumben jam segini sudah siap ?" Shania mengangguk dan duduk.

"Bun, hari ini Shania pamit ya, mungkin langsung ke rumah pak Arka, " jelas gadis ini seraya menyendok nasi ke dalam piringnya.

"Sini pak, Shania bantu ambilin !" Shania mengambil piring milik Arka dan menyendokkan nasi ke atasnya.

"Cukup ?" Shania menoleh mengangkat kedua alisnya untuk bertanya.

"Cukup," jawab Arka.

"Hm, " bunda menunduk terlihat raut sendu dari wajah wanita paruh baya ini.

"Rumah bakalan sepi ga ada kamu, sering sering main kesini ya nak," bunda mengusap lembut rambut Shania, belum ikhlas rasanya ditinggal anak semata wayangnya yang biasanya selalu berisik, kini rumah akan terasa sepi tanpa Shania. Arka melihat itu semua, betapa sedihnya bunda Shania, memang pengorbanan keluarga perempuan jika terjadi pernikahan adalah harus melepas anak perempuannya untuk di bawa oleh suaminya.

"Biar nanti kalau Shania mau main kesini saya antar bun, " Arka angkat bicara.

Bunda mengangguk, meraih Shania dan memeluk anak gadisnya, membuat Shania sontak menyimpan dulu sendoknya.

"Sudah bun, ga enak mau sarapan. Titip Shania, Arka..sering main main kesini, Shania...nurut sama suami, " ucap ayahnya, Shania mengangguk mengerti.

Shania menggeret kopernya sampai ke belakang mobil Arka, lalu Arka mengangkatnya dan memasukkannya ke belakang bagasi mobilnya.

Klik !

Seatbelt sudah dipasang, Shania membalikkan kepalanya ke arah belakang mobil, melihat bundanya yang menangis. Ada rasa sedih di hati Shania, meninggalkan rumah nyamannya dimana ia dibesarkan dan menghabiskan hampir sebagian waktunya selama 17 tahun ini.

Tak ada obrolan sepanjang jalan menuju sekolah,

"Pulang sekolah, kamu pulang saja duluan pakai angkot. Saya masih harus bekerja di cafe, " ucap Arka.

"Bapak kerja nyambil juga ?" tanya Shania mengangkat kedua alisnya.

"Iya, "

Persepsi nyambil antara Shania dan Arka berbeda, biarlah Shania tidak tau jika Arka memiliki cafe pikir Arka.

Arka turun dari mobil disusul Shania.

"Shania ke kelas dulu suami !" Shania terkekeh renyah, padahal jawaban dari Arka adalah wajah kecutnya. Shania langsung berlari, disambut senyuman usil dari Inez.

"Cie, pengantin baru ! gimana?" tanya Inez mengalungkan tangannya di pundak Shania.

"Gimana apanya?" tanya Shania.

"Rasanya lah Sha ?!"

"Oh biasa aja tuh ga ada yang aneh, emang sii agak agak malu gitu, aga canggung tapi over all asik asik aja gue mah, kasian pak Arka pegel pegel kayanya !" Shania mengerucutkan bibirnya mengingat semalam Arka harus tidur di lantai.

"Hah ?! ko bisa, bukannya biasanya ceweknya yang pegel pegel ya?" tanya Inez tak percaya.

"Ya enggalah ! semalem ga tau tuh pak Arka tidur jam berapa, " ucap Shania.

"Hah ?! segetol itu ? kan loe masih sekolah Sha ! kalo sampai loe melendung gimana ?!" Inez berdecak dan menelan salivanya berat.

"Apa hubungannya sama melendung, ini loe ngomongin apa sih ?!" alis Shania bertautan, rasanya ia dan Inez berbeda jalur pikiran.

"Loe sama pak Arka belum gituan kan ?" tanya Inez berbisik.

"Gituan apaan? yang jelas kalo nanya ?!" Shania menaikkan oktaf suaranya.

"Gituan kalo suami istri, sunnah sunnah...." Inez menaik turunkan alisnya.

"Astaga Inez !!! gue pikir apa ! ya belum lah, gila aja. Gue masih sekolah !" sarkas Shania menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Otak loe mesti dicuci tuh ! pagi pagi dah ngeres aja," cibir Shania berlalu meninggalkan Inez di belakang menuju kelas.

.

.

.

.

1
Erna Masliana
iya betul
Erna Masliana
hu'um 😁😁😁
Erna Masliana
ciki naon hayang atuh sugan wae meunang nu sarua 🤣🤣
Erna Masliana
mantap Pak Arka 👍👍
Erna Masliana
ntar anaknya jasun.. Jawa Sunda
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣masa sih gitu...menor banget dong
Erna Masliana
wah hamil ini mah.. sekolahnya gimana
Erna Masliana
jangan hamil dulu
Erna Masliana
amiin
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣dikira tikus kejepit
Erna Masliana
puyeng gak tuh 🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
hebat kamu Sha👍👍👍 makin dewasa
Erna Masliana
😂😂😂😂
Erna Masliana
bener
Erna Masliana
temen yang baik kamu Nez👍👍 dewasa pikirannya
♥♥Inna Jirayu JJ♥♥
curang nih pak guru... othorx lagi nemenin Sha di sawah, ehh dianya ngeloyor prg beli balon... takut ketahuan othor nih pak guru... klo othor tau kan, otomatis netijen +62 jg tau/Facepalm//Facepalm/
♥♥Inna Jirayu JJ♥♥
brp liter tuh pak yg kluar? smp gnti 2x.. /Tongue//Tongue/
♥♥Inna Jirayu JJ♥♥
kapan belinya pak? kok othor gak tau??
Erna Masliana
Luar biasa
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣kenyang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!