NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27th : The Chance

Ceklek...

Pintu kamar pun terbuka dan menampakkan ruangan tersebut yang tampak gelap gulita. Pria itu melangkahkan tungkainya perlahan dengan salah satu tangan memegang sebuah pistol di belakangnya. Pria itu mendekat ke arah tempat tidur dimana seorang gadis tengah terlelap. Pria itu menatap tajam gadis itu lalu mengarahkan pistolnya tepat lima senti dari pelipis gadis itu. Pria itu hanya terdiam pada posisinya, ia bahkan kesulitan untuk menarik pelatuk yang sering ia lakukan bagaikan mainan biasa. Namun, entah kenapa tangan pria itu seakan kaku dan sulit untuk digerakkan.

Sepersekian detik kemudian, gadis itu bergerak hingga pistol itu menempel sempurna di pelipis gadis itu. Dengan kedua mata yang masih terpejam, gadis itu menghela napasnya kasar saat sesuatu membuatnya tersadar dari tidurnya.

"Apa kau ingin membunuh ku?" gumam gadis itu lalu menolehkan wajahnya menatap pria di sampingnya dan membuat pistol itu menempel di keningnya.

Rahang pria itu mengeras seketika saat gadis itu menatapnya dengan tatapan sendu. Seakan sesuatu dalam dirinya memberontak dengan tindakannya. Pria itu memejamkan kedua matanya dan menarik kembali pistolnya.

I can't kill her! Batin pria itu.

"Aku tidak akan membunuh mu sekarang!" seru pria itu berhasil membuat dahi gadis itu berkerut.

"Apa maksudmu?" ceplos gadis itu tak paham.

"Tunjukkan padaku! Jika yang kau katakan benar!" tukas pria itu sarkastik lalu beranjak dari tempatnya.

"Wait!!!" pekik gadis itu sontak menghentikan langkah pria itu.

"Tunjukkan padaku! Jika bukan kalian yang telah membunuh orang tuaku! Aku memberimu kesempatan itu..." timpal pria itu tanpa berbalik. Dan kembali melangkahkan kakinya usai mengatakan itu.

"Kau mungkin memberiku kesempatan. Tapi, aku akan melakukannya bukan untukmu! Melainkan untuk melindungi keluarga serta kelompok ku! Karena aku tidak akan membiarkan kalian menghancurkan kami!!!" cerocos gadis itu pada dirinya sendiri dengan penuh tekad.

Keesokan harinya, gadis itu terbangun lebih awal saat cahaya matahari berhasil menembus jendela kamar yang ia tempati. Gadis itu bangkit dari posisinya lalu menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidur itu. Gadis itu menatap kosong apapun di hadapannya.

Selang beberapa menit, gadis itu menggerakkan kedua kakinya tak karuan hingga tanpa sengaja kaki kanannya menendang kaki kirinya yang terluka.

"Argh.." ringisnya lalu melipat kaki kirinya untuk mengecek luka yang terbalut itu. Seperti luka di kaki kirinya kembali mengeluarkan darah terlihat dari perban yang mulai berubah menjadi warna merah.

Tanpa gadis itu sadari sejak beberapa menit lalu ada seorang pria yang memperhatikannya dari dekat pintu kamar itu. Pasti gadis itu tidak menyadari keberadaan pria itu karena sejak tadi gadis itu seakan sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak peduli dengan sekitarnya. Pria itu tiba - tiba tersentak ketika mendengar ringisan gadis itu, tetapi sebisa mungkin ia tak menghiraukannya.

Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya lalu mencari kotak P3K untuk mengganti perban di kakinya. Gadis itu membuka laci pada nakas satu persatu, tetapi tetap tak menemukan apa yang ia cari. Gadis itu pun hendak berdiri, namun sebuah tangan terulur sambil memegang kotak yang sedari tadi ia cari.

"Ohh..." serunya cukup terkejut.

Gadis itu mendongakkan kepalanya melihat sang pemilik tangan itu. Mata mereka bertemu untuk sepersekian detik sebelum akhirnya pria itu menjongkokkan tubuhnya di hadapan gadis itu lalu meletakkan kotak itu di lantai. Tanpa berkata apapun, pria itu menarik kaki kiri gadis itu dan menaruhnya di pahanya sebagai tumpuan. Pria itu menggunting perban dengan sangat hati - hati seakan ia bisa saja melukai gadis itu.

"Kau tidak perlu melakukannya!" ceplos gadis itu lalu berusaha memindahkan kakinya dan langsung ditahan oleh tangan besar pria itu.

Tanpa ragu, pria itu membuka perban dari kaki gadis itu dan meletakkannya pada sebuah kotak kosong. Kemudian, menuangkan antiseptik pada kapas dan membasuh luka itu secara perlahan. Lalu, mengerucutkan bibirnya meniup - niup luka itu guna mengurangi rasa nyeri di kaki gadis itu.

"Arghh..." ringis gadis itu dan reflek menyentakkan kakinya hingga membuat pria itu terdorong ke belakang. "Ma...maaf.. Aku tidak sengaja" ucapnya penuh sesal. Pria itu hanya bergeming dan lebih memilih melanjutkan kegiatannya.

Setelah memastikan luka gadis itu terbalut perban, pria itu pun membereskan peralatan kembali yang tadi ia gunakan untuk membersihkan luka di kaki gadis itu. Kemudian, ia bangkit dan hendak beranjak dari tempatnya.

"Gary?! Thank you" ujar gadis itu yang sontak menghentikan langkah pria itu.

Tanpa berbalik pria itu mengucapkan sesuatu yang mampu membuat hati gadis itu senang sekaligus lega saat mendengarnya. "Kau bisa kembali ke tempatmu hari ini."

"Ah.."

"Satu minggu! Kau harus membuktikan padaku dalam waktu satu minggu! Buktikan, jika kalian tidak bersalah! Tapi, jika lebih dari itu, aku akan tetap melakukan apapun sesuai rencanaku sekalipun kalian tidak bersalah!" tegas pria itu.

"Deal!" jawab gadis itu tanpa pikir panjang.

🔫🔫🔫

"APA?!!!" pekik seorang wanita dengan suara yang melengking. "Apa dia sudah kehilangan akal?! Bagaimana mungkin dia melepaskan musuhnya dengan begitu mudah?" cerocos wanita itu sambil berkacak pinggang.

Dengan cepat wanita itu, mengeluarkan ponselnya dari saku jaket dan menekan jarinya pada benda pipih tersebut untuk menghubungi seseorang.

"Hallo!" sebuah suara terdengar dari sebrang sana.

"Apa kau sudah gila?! Hah!!! Bagaimana bisa kau membebaskan dia?!" ketus wanita itu dengan nada menginterupsi. Sementara seseorang di sebrang sana hanya mendesis pelan.

"Aku sudah pernah memperingatkan mu! Jika gadis itu... Dia... Haishhh.. Gadis itu bukan lawan yang mudah! Dia sangat cerdas!" ketus wanita itu lagi.

"Bisakah kau tak ikut campur?! Ini urusanku!"

"Bagaimana aku tidak ikut campur?! Kau adalah bagian dari kami dan dan musuhmu juga musuh kami"

"Tapi, bukan berarti kalian bisa menentang keputusanku!"

"KAU?!!!"

Tut... Tut... Tut...

Brakk...

Wanita itu memukul meja di hadapannya dengan sangat kuat saat seseorang yang ia hubungi memutuskan sambungannya secara sepihak.

"Gadis itu?! Beraninya dia menghancurkan rencana ku!!! ARGHH!!!" cicitnya tak terima.

"Aku tidak akan membiarkan mu mengacaukan semuanya. Tidak akan!!!" ketusnya lagi dengan kedua tangan terkepal kuat.

🔫🔫🔫

Langit sudah mulai menggelap, menandakan sang mentari sudah terbenam dan digantikan oleh sinar rembulan serta ribuan bintang yang menghiasi langit malam. Di sebuah balkon kamar, ada seorang gadis terbalut piyama tengah berdiri menatap ke arah langit dengan kedua mata terpejam dan kedua tangan berpegangan pada tralis. Hingga sebuah suara menginterupsi pergerakannya. Sontak membuat gadis itu membuka matanya dan membalikkan tubuhnya secepat mungkin.

"Bodoh!!! Kau bisa sakit jika terus seperti itu!" ketus seorang pria yang kini berdiri di pintu dengan tangan bersedikap di dadanya. Gadis itu hanya tertegun dan tak mengatakan apapun.

"Bersiaplah! Aku akan mengantar mu pulang! Pakaian mu ada diatas tempat tidur!" titah pria itu lalu beranjak dari tempatnya.

"Huh?!" Gumam gadis itu dengan mulut menganga tak percaya.

"Kau ingin pulang atau tidak?! Aku sudah memberi mu kesempatan, jika kau tidak mau yah tidak masalah. Aku bi---"

"Okay okay.. Aku akan segera bersiap!" sergah gadis itu cepat. Dan pria itu pun pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

Tanpa menunggu lama, gadis itu pun masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu yang mengarah pada balkon dan beranjak menuju tempat tidur yang beberapa hari ini ia tempati. Tanpa sadar ia tersenyum tipis, saat melihat pakaian yang ada disana. Pakaian itu sama persis dengan pakaian miliknya yang ia pakai saat kejadian kebakaran itu.

Setelah siap gadis itu pun hendak meninggalkan kamar itu, namun langkahnya terhenti saat pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita yang sangat ia kenali berdiri di hadapannya. Dengan tatapan yang berubah dingin serta rahang yang mengeras, gadis itu menatap tepat di kedua manik wanita itu.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?! Hah!!!" ketus wanita itu dan tak dihiraukan pada gadis itu yang hanya menaikkan sebelah alisnya.

Karena tak mendengar jawaban dari mulut gadis di hadapannya, wanita itu mencengkram kerah jaket yang gadis itu kenakan lalu maju selangkah dan mendekatkan mulutnya di telinga gadis itu. "Aku tidak akan membiarkan mu mengacaukan semuanya!!!" ucap wanita itu tepat di sebelah telinga gadis itu.

Sementara gadis itu, hanya tersenyum hambar tanpa membuka mulutnya sedikit pun. Gadis itu sama sekali tidak berniat menanggapi wanita gila di hadapannya ini.

"Apa yang kau lakukan?!" suara bariton terdengar menginterupsi wanita itu.

Mendengar itu, tak pelak membuat wanita itu gelagapan. Dengan cepat wanita itu menjauhkan tubuhnya dari gadis di hadapannya yang kini memberikan tatapan sengit padanya.

Dan sekrang gadis itulah yang mendekat ke arah wanita itu membuat wanita itu melangkah mundur. Tetapi, gadis itu menahannya sambil mencengkram kuat bahu wanita itu. Lalu mendekatkan mulutnya pada telinga wanita itu sama seperti yang sebelumnya wanita itu lakukan padanya.

"Aku tidak akan membiarkan mu menghancurkan kami!!! Yang salah sampai kapan pun akan tetap salah! Ingat itu! Pengkhianat!" seru gadis itu dengan smirk merekah di bibirnya.

Usai mengatakan itu, gadis itu pun menjauh dari wanita itu lalu beranjak dari tempatnya sambil menabrak bahu wanita itu dengan sengaja.

Kali ini akulah yang akan mengembalikan semuanya. Aku sudah muak hidup dengan bersembunyi!!!

💢💢💢

1
Protocetus
up
Feby Gudu
❤❤❤
Rossy Annabelle
seruuu banget sih🔥next 🤯
Rossy Annabelle
next thor
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
ℕaᷡiᷧa᷿᷍℘
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!