Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Anak Itu
Flashback of.
"Mama ayo lanjut jalan...."Rain menggoyangkan tangan Aruna yang sejak tadi bengong yang kembali mengkhayal.
Aruna yang akhirnya tersadar dan melihat ke arah Rain dengan tatapan mata Aruna yang kosong.
"Mama kenapa malah melamun seperti itu. Ayo jalan lagi," ajak Rain.
"I-iya," sahut Aruna yang terlihat tidak baik-baik saja. Aruna harus terpaksa tersenyum agar terlihat baik-baik saja di depan Rain.
Dia terus saja mengingat masa-masa bersama dia dan Melvin. Hatinya yang seketika merasa tidak enak dan apakah dia sudah selesai dengan masa lalunya atau tidak.
Aruna dan Rain yang berduduk berdua di pinggir danau. Mereka tidak kalah dari pasangan yang lainnya tangan mereka bahkan saling bergenggaman. Mereka juga seperti orang pacaran yang sangat manis.
"Mama makasih sudah meluangkan waktu untuk Rain. Jadi kita berdua bisa main-main ke tempat ini. Rain senang sekali," ucap Rain dengan tersenyum lebar.
Aruna melihat ke arah Rain, dengan menatap begitu dalam putranya itu. Dia tampak bangga dengan Rain yang sudah besar dan sekarang begitu pintar.
"Mama yang berterima kasih kepada Rain. Karena Rain sudah hadir dalam hidup mama. Mama sangat bahagia Rain. Rain anak yang tampan dan pintar. Rain juga selalu mengerti keadaan Mama," ucap Aruna dengan tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
Entah apa yang membuat dia tiba-tiba saja jadi melow. Rain juga yang memulai yang tiba-tiba saja mengucapkan terima kasih.
"Mah! kalau nanti Rain sudah dewasa. Rain akan terus menjaga mama dan tidak akan ada yang boleh menyakiti Mama. Rain akan menjadi garda terdepan untuk Mama," ucap Rain dengan semangat.
"Makasih sayang. Kamu akan terus menemani Mama sampai dewasa?" tanya Aruna.
Rain menganggukkan kepalanya, "Rain sayang banget sama mama. Rain tidak akan pernah meninggalkan Mama," ucap Rain yang membuat Aruna tersenyum dengan memeluk erat Rain.
Dia benar-benar begitu bahagia dengan anugerah yang telah diberikan Tuhan kepadanya yaitu seorang anak yang begitu tampan dan sangat pintar yang selalu menjadi penyemangat untuk Rain.
**
Lain dengan Aruna dan Rain yang sedang quality time, berbeda dengan Melvin yang berada di dalam mobil. Semenjak mengetahui jika Aruna adalah masa lalunya membuat Melvin sejak tadi terus saja murung. Managernya yang menyetir di depan beberapa kali melihat dari kaca spion. Dia melihat bagaimana murungnya Melvin yang mempunyai beban pikiran.
Sampai tidak terasa mobil itu sudah sampai di kediaman mewah Melvin.
"Melvin kita sudah sampai!" tegur Chiko. Melvin baru tersadar dari lamunannya. Melvin menghela nafas dan langsung keluar dari mobil.
"Apa yang dia pikirkan bukankah semua sudah beres," gumam Chiko dengan penuh kebingungan.
Melvin memasuki rumah dengan wajah yang tampak datar yang tidak terlihat bersemangat.
"Kamu akan syuting film baru!" tiba-tiba terdengar suara yang membuat langkah Melvin terhenti.
Karina yang berada di ruang tamu yang sedang duduk sembari membaca majalah dengan kaki menyilang.
"Iya!" jawab Melvin datar.
"Mama mendengar dari manager kamu, jika kamu ingin break selama 2 bulan dan tidak mengambil film, series, sinetron dan juga shooting apapun hanya mengambil shooting iklan dan endorse saja. Lalu kenapa tiba-tiba kamu mengambil film lagi?" tanya Karina yang sudah melihat ke arah Melvin.
"Bukankah Mama akan mempermasalahkan. Jika aku memiliki waktu senggang. Dari pada kita berdebat aku langsung saja mengambil film itu dan tetap syuting," jawab Melvin dengan singkat.
"Aku mau istirahat!" ucap Melvin yang terlihat malas untuk berbicara dan langsung pergi.
"Kamu mengambil film ini bukan karena sutradara dalam film ini?" langkah Melvin tiba-tiba terhenti.
Melvin membalikkan tubuh dan melihat ke arah Karina yang menatap dirinya yang ingin mencari tahu apa yang ada di dalam pikirannya.
"Mama melihat wawancaranya kemarin kalian melakukan promosi. Sutradaranya terlihat sangat mudah dan wajahnya tidak asing," ucap Karina yang masih memikirkan siapa sutradara yang menggangu pikirannya itu.
Melvin terdiam dengan menelan salivanya.
"Aku selama ini syuting bukan karena melihat siapa sutradaranya, tapi bagaimana cerita dalam film itu!" tegas Melvin yang langsung pergi.
Karina tidak mengatakan apa-apa lagi yang hanya melihat kepergian Melvin. Tetapi wajah Karina seperti menyiratkan sesuatu dan entahlah apa yang dia pikirkan. Ekspresi wajah itu sama sekali tidak bisa ditebak.
**
Beberapa hari berikutnya.
Akhirnya hari ini dimulai syuting pertama dalam film The Fire. Film dengan genre drama action yang mengambil set pertama kali di jalan raya.
Aruna dan semua kru sudah berkumpul, seperti biasa mereka semua menyiapkan peralatan syuting yang mengambil shooting di pagi hari sebelum cuaca panas. Sebenarnya tidak ada kaitan sama sekali mau cuaca panas atau tidak mereka memang akan tetap melanjutkan syuting.
Aruna yang duduk di bangku sutradara yang tepat berada di bawah pohon dengan layar monitor di depannya. Cru dan yang lain masih siap-siap dan aktris yang bermain juga masih make up dan bahkan ada yang belum datang termasuk Melvin yang mobilnya belum kelihatan.
Aruna hanya fokus pada ponselnya yang melihat online shop melihat berbagai jenis pakaian yang ingin dia beli. Aruna sama seperti wanita pada umumnya yang memang sangat suka shopping melalui online shop. Apalagi kalau ada pakaian yang menarik yang bisa dia lihat.
Tiba-tiba mata Aruna melihat mobil Melvin. Aruna juga melihat pria itu yang keluar dari mobil. Aruna hanya melihat sebentar dan kembali fokus pada ponselnya. Melvin yang cukup jauh dari posisi Aruna duduk melihat ke arah Aruna.
"Ayo bos kita langsung makeup!" ajak Boni asisten Melvin dengan menganggukkan kepalan dan langsung mengikuti Boni.
Karena syuting yang dilakukan di pinggir jalan raya. Hanya ada tenda untuk peristirahatan dan juga untuk make up para artis yang ikut melakukan shooting di hari pertama.
"Aruna semua sudah siap," sahut Giselle yang memberi informasi.
"Ya sudah kalau begitu kita langsung mulai saja," sahut Aruna.
Giselle mengangguk dan akhirnya proses syuting di mulai. Dalam adegan syuting yang terlihat Melvin yang melakukan adegan perkelahian dengan beberapa orang. Permainan Melvin tidak dapat diragukan lagi. Karena memang sudah sangat ahli dalam melakukan adegan action.
"Oke cut!" teriak Aruna.
"Oke-oke kita break sebentar," sahut Kru. Boni langsung menghampiri Melvin dan memberikan tisu untuk melap keringat Melvin.
Tetapi tetap saja mata Melvin melihat ke arah Aruna yang mempunyai kesibukan sendiri dan bahkan tidak melihat Melvin sama sekali.
"Mama!" teriak Rain.
Tiba-tiba mata Melvin melihat ke arah anak laki-laki yang berlari menghampiri Aruna. Aruna tersenyum dan langsung memeluk bocah laki-laki tersebut yang membuat Melvin bingung dengan mengkerutkan dahi. Siapa itu?
"Rain kok bisa ada di sini?" tanya Aruna heran.
"Mama lupa. Jika sekolah Rain di ujung sana. Mama tadi pagi memberitahu Rain kalau syuting di sini. Jadi pulang sekolah Rain langsung menghampiri mama," jawab Rain.
"Ya ampun Rain. Kenapa harus pulang sendirian sayang, bagaimana jika ada orang jahat tadi yang bertindak sesuatu pada Rain," walau dekat pasti Aruna khawatir.
"Siapa bilang Rain pulang sendirian. Itu Aruna diantar sama bu guru, tadi Rain meminta tolong pada bu guru untuk mengantar Rain," tunjuk Rain.
Bersambung