Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.
Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.
Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Akan Menyetujui Perjodohan Ini!
Pesta yang hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat saja. Karena Kakek menyadari jika usianya ini sudah tidak pantas di rayakan. Hanya saja kebiasaan keluarganya yang membuat anak-anaknya selalu antusias untuk merayakan ulang tahunnya ini.
Paman Ahsan datang juga bersama Putri dan Istrinya. Menyapa Kakek dan memberikan sebuah hadiah padanya. Shandy yang melihat itu hanya memutar bola mata malas. Sementara Kakaknya yang berada di sampingnya hanya menepuk bahu Shandy.
"Kenapa lo gak mau sama tuh cewek? Bukannya dia terlihat cantik"
Shandy langsung mendelik tajam mendengar ucapannya. "Kak Langga aja kalo mau. Gue jelas gak mau"
Erlangga hanya terkekeh pelan melihat adiknya yang sudah ingin pergi sekarang karena kedatangan gadis yang akan dijodohkan dengannya.
"Sebenarnya gue juga terlalu suka sih sama tuh cewek. Cuma ya karena dia anaknya Paman Ahsan saja. Dia 'kan kepercayaan Kakek sudah lama"
"Udah gue bilang, belum tentu yang di percaya itu akan setia selamanya" ucap Shandy yang langsung berlalu dari sana.
Erlangga hanya menatapnya dengan bingung adiknya itu. "Belum tentu setia? Apa maksudnya ya? Ah udahlah, itu urusan dia, lagian gue udah bingung sama pekerjaan di Luar Kota"
Mama menghampiri Shandy yang sedang minum sendirian di dekat jendela. Dengan hati-hati Mama mengajak Shandy untuk bertemu Kakek yang tentunya bersama dengan Paman Ahsan dan juga anaknya itu.
"Sebentar saja Shan, Mama juga tidak bisa menolak. Kamu 'kan tahu bagaimana Kakek kamu kalau tidak dituruti" bujuk Mama.
"Aku malas Ma, lagian aku tidak pernah menyetujui perjodohan ini"
"Mama tahu, tapi tolong temui saja dulu. Kalau tidak, Kakek kamu akan semakin marah kalau kamu tidak mau menemuinya"
Dan akhirnya Shandy hanya menurut saja, dia menemui Kakek disana yang bersama Paman Ahsan dan juga putrinya. Melihatnya saja sudah membuat Shandy malas.
"Hallo Paman" sapa Shandy seadanya.
"Ya Shan, bagaimana kabar kamu? Sudah lama tidak melihatmu ke Kantor" ucap Paman Ahsan.
Shandy hanya tersenyum masam tanpa berniat menjawabnya. Sungguh dia malas sekali dengan pertemuan kali ini. Shandy duduk disamping Papa disana.
"Shandy, ini anak Paman yang baru pulang dari Luar Negara. Sengaja Paman suruh dia pulang agar bisa bertemu denganmu. Sewaktu kecil kalian sering main bareng"
Shandy hanya tersenyum masam, jelas dia tahu dia anak kecil menyebalkan yang dulu sering mengganggunya ketika dia ikut Paman Ahsan ke rumah ini. Dan Shandy tidak akan lupa.
"Hay Kak Shandy, aku Launa"
Shandy menghela nafas pelan, menjabat tangan gadis yang mengulurkan tangannya padanya. Meski begitu dia tidak mengatakan apapun. Sesungguhnya Shandy tidak perlu berbasa-basi seperti ini. Karena dia tetap tidak akan mau dijodohkan dengan gadis ini.
"Sebenarnya aku ada urusan malam ini. Ada tugas kuliah yang harus selesai besok"
Tepat saat itu, Gilang datang menghampiri. Sesuai dengan perintah Shandy sebelumnya. "Shan, ayo cepetan. Keburu malem nih"
"Kami pamit dulu ya"
Shandy langsung pergi bersama dengan Gilang sekarang. Tanpa menghiraukan Kakek yang sepertinya marah sekali padanya, karena meninggalkan pertemuan ini tanpa mau berinteraksi lebih dekat dengan Launa.
Kembali ke Apartemen Gilang sekarang, Shandy melempar jas ke atas sofa. Melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya, lalu dia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tidur terlentang.
"Sial, tuh cewek kelihatan banget matrenya"
Gilang hanya menggeleng pelan dengan sikap sepupunya ini. Dia menyampirkan jas Shandy di sandaran sofa, lalu dia duduk disana. Melepaskan jam tangan dan juga menggulung lengan kemejanya.
"Besok 'kan akhir pekan, lo coba datang ke Kantor" ucap Gilang tiba-tiba.
Shandy langsung bangun, menatap sepupunya dengan mata menyipit. Dia mulai bisa menebak kemana arah tujuan Gilang saat ini.
"Bener, besok 'kan pasti karyawan pada libur. Kecuali kalau ada yang lembur, itu pun jarang. Lo temenin gue ya"
"Gue juga penasaran kenapa Paman Ahsan tidak memilih Kak Langga. Padahal dulu cuma Kak Langga yang paling dekat dengannya. Kenapa tiba-tiba dia milih lo buat dijodohkan dengan anaknya itu"
"Nah lo juga mikir yang sama kayak gue. Makanya gue pengen tahu alasan sebenarnya. Lagian gue udah curiga dari awal ada perjodohan ini sama Paman Ahsan. Kenapa dia kekeuh sekali ingin gue jadi jodoh anaknya"
"Makanya kita harus mulai bergerak, cari tahu semuanya"
*
Dan benar saja mereka pergi ke ARS Coporation. Masih terlihat beberapa karyawan dan beberapa petinggi Perusahaan yang mungkin ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Jadi mereka bekerja lembur. Namun, tidak seramai hari kerja biasanya. Yang tidak sengaja berpapasan dengannya, mereka langsung mengangguk penuh hormat karena tahu jika dua orang itu adalah cucu dari pendiri Perusahaan besar ini.
"Kita langsung ke ruangan Paman Ahsan. Gue menemukan sesuatu yang janggal disana" ucap Shandy.
Mereka pun langsung menuju ruangan Paman Ahsan. Ketika masuk ke dalam sana, Shandy langsung menuju laci yang berisi brankas yang belum bisa dia buka. GIlang mengikutinya saja.
"Nah ini Lang, gue nemuin ini pas pernah masuk kesini diam-diam. Tapi gue gak bisa buka. Gue yakin kalo di dalam ini ada rahasia yang dia sembunyikan"
Gilang mencoba untuk menekan beberapa tombol di brankas itu. Percobaan pertama dan kedua masih gagal. Membuat Gilang berpikir keras untuk mengetahui kunci sandinya.
"Coba ini deh"
Gilang kembali mencoba menekan beberapa tombol dan akhirnya benar-benar terbuka. Shandy sendiri sampai kaget dengan sepupunya ini.
"Gila, lo bisa menebaknya" ucap Shandy.
"Lo tahu ini nomor apa?" ucap Gilang dengan menatap lekat pada Shandy.
Shandy menggeleng pelan, karena dia juga tidak terlalu melihat tombol angka berapa saja yang di tekan oleh Gilang.
"Hari berdirinya Perusahaan"
Shandy langsung terdiam, tidak banyak yang tahu tentang tanggal ini. Karena yang selalu dirayakan adalah tanggal yang berbeda. Kakek selalu mengatakan jika hari berdirinya Perusahaan hanya untuk keluarga saja. Karena Kakek memasukan tanggal dimana Perusahaan ini sudah mulai berkontribusi dan dikenal. Dimana proyek pertama berhasil, dan tanggal itulah yang Kakek tetapkan untuk menjadi memperingati hari jadi Perusahaan. Tidak pada tanggal pertama kali Perusahaan ini berdiri.
"Kenapa dia bisa tahu? Bukannya ini hanya rahasia keluarga kita?"
"Itu sebabnya, dia juga mengikuti Kakek sejak Perusahaan mulai berkontribusi dan dikenal banyak orang. Dia tidak tahu tentang tanggal ini. Karena tanggal ini sama dengan ulang tahun Nenek" ucap Gilang.
"Coba lihat dulu apa yang ada di dalam"
Shandy segera membuka brankas dan melihat apa saja yang berada di dalam. Dan mereka berdua di buat terkejut dengan apa yang ditemukan.
Bersambung
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
lanjut ya kak tetap semangat