Mantan Istri Sang Mafia

Yumna berjalan dengan pelan-pelan, ia melangkahkan kakinya ke sebuah restoran yang nampak cukup sepi.

Dengan senyuman di wajahnya, Yumna langsung memesan 1 porsi nasi goreng dengan ekspresi telur dan teh manis.

Wanita itu sedikit merasa senang, karena hari-hari nya terasa lebih menyenangkan. Dulu ia tidak pernah bisa melakukan apa yang ia inginkan, karena dirinya masih terikat sebagai Nyonya Raymond yang tidak boleh bersikap sembrono.

Yumna duduk manis seraya menikmatinya nasi goreng miliknya, jam sudah menjual pukul 20.58 WIB. Yumna nampak santai meski, waktu sudah cukup malam.

Setelah selesai makan, Yumna segera membayar dan langsung berjalan untuk pulang. Ia berjalan sendirian, matanya melirik sepasang muda-mudi yang sedang duduk. Mereka nampak sangat mesra dan membuat Yumna sedikit iri.

Yumna berjalan secara perlahan menuju kontrakan rumahnya, ia melihat banyak pemuda yang saat itu melakukan penggerebekan ke rumahnya.

Mereka nampak terkejut saat melihat Yumna, tadinya Yumna ingin menyapa dengan senyuman. Tapi para pemuda itu nampak ketakutan dan langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Yumna.

Wanita itu terdiam dengan perasaan bingung, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang aneh dari orang-orang itu.

Hingga Yumna melihat Pak RT yang berjalan cepat dengan wajah yang panik.

"Selamat malam Pak RT." Sapa Yumna dengan senyuman di wajahnya.

Rohman nampak terkejut saat Yumna menyapanya, pria itu seakan telah melihat hantu ketika bertemu dengan Yumna.

"No..nona.. Yu.. Yumna.. Se..selamat... Ma..ma..malam." Ucap Rohman dengan suara yang terbata-bata.

"Ada apa Pak?" Tanya Yumna bingung, karena biasanya Pak RT tidak pernah bersikap seperti itu kepadanya.

"Tidak... Sa..saya.. Hanya sedang buru-buru." Jawabnya yang langsung pergi meninggalkan Yumna begitu saja.

Yumna menghela nafas panjang, ia bingung kenapa orang-orang bersikap seperti itu kepadanya. Bukankah awalnya mereka bersikap ramah, tapi kenapa sekarang mereka seakan tahun melihat dirinya.

Yumna kembali berjalan ke kontrakan miliknya, ia melihat rumah kontrakan nya yang masih gelap gulita karena Yumna lupa menyalakan lampu.

Yumna berjalan mendekati rumah nya, dan saat hendak membuka kunci pintu rumah. Seorang wanita datang menghampiri Yumna.

Yumna terkejut saat air dingin tiba-tiba menyiram tubuhnya, dengan tatapan bingung dan raut wajah kaget. Yumna berbalik dan melihat sosok wanita paruh baya menatapnya dengan tatapan kesal.

"Kau sembunyikan dimana suami ku?" Tanya nya dengan nada memaki dan tinggi.

Yumna di buat bingung, "Apa sih? Tiba-tiba nyiram terus nanya kayak gitu. Mana ku tahu." Ucap Yumna kesal.

"Alah, jangan banyak alasan. Kau pasti udah rayu suami ku dan dia sedang bersembunyi di rumah mu kan yah!" Tuduh nya dengan nada kesal.

"Mbak?! Saya saja enggak tahu, siapa suami mbak. Sekarang mbak main nuduh nuduh enggak jelas." Ucap Yumna yang kesal.

"Mas Yadi, dia suami ku. Dan sekarang udah 3 hari Mas Yadi enggak pulang. Dan kata orang-orang dia selalu ngobrol sama kamu!" Ucap Mbak Tina dengan suara lantang yang membuat para tetangga yang lain datang menghampiri, seraya menonton apa yang sedang terjadi.

Yumna semakin kesal dan bingung, "Mbak, aku sama sekali enggak tahu dimana suami mu itu." Jawab Yumna dengan nada kesal.

Plak...

Tina langsung menampar Yumna, wanita itu terkejut saat pipinya merasakan sakit.

"Dasar wanita j*lang, cepat katakan dimana suami ku?! Dasar pelakor." Maki Tina dengan kesal.

Yumna yang di perlakukan seperti itu merasa sangat kesal dan tak terima, ia bukan wanita lebih yang mau di tindas begitu saja.

"Mbak, aku punya suami yang lebih tampan dan gagah daripada suami mu yang gendut berperut buncit. Mana Sudi aku memasukkan suami mu yang jelek itu ke rumah ku!" Ucap Yumna dengan kesal.

"Beraninya kau menghina suami ku." Maki Tina yang hendak menjambak rambut Yumna.

dengan cepat Yumna menendang perut wanita itu hingga tersungkur dan jatuh ke tanah.

Pak RT yang melihat kegaduhan itu langsung melerai pertikaian Tina dan Yumna.

"Sudah-sudah, Mbak Tina. Sebaiknya anda pulang dan jangan membuat kegaduhan, apalagi menuduh tanpa bukti seperti itu." Jelas Rohman dengan nada tegas.

"Alah.. Pak RT, jangan belain wanita murahan itu." Jelas Tina yang tidak terima.

"Saya enggak belain, tapi sebaiknya anda pulang. Dan lagi, Nona Yumna ini sudah punya suami, mana mungkin dia mau menampung Pak Yadi." Jelas Pak RT.

"Iya bisa aja, suami saya kaya raya. Lagi pula dia wanita gatal," jelas Tina.

"Jaga mulut mu itu, mbak. Jikapun saya wanita gatal, saya juga pilih-pilih cowok. Gak mau sama cowok modelan suami Mbak Tina yang jelek kek gitu." Jawab Yumna.

"Eh.. Kurang ajar yah!"