NovelToon NovelToon
Teluk Narmada

Teluk Narmada

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Angin pagi selalu dingin. Ia bergerak. Menerbangkan apa pun yang sekiranya mampu tuk diterbangkan. Tampak sederhana. Namun ia juga menerbangkan sesuatu yang kuanggap kiprah memori. Di mana ia menerbangkan debu-debu di atas teras. Tempat di mana Yoru sering menapak, atau lebih tepatnya disebabkan tapak Yoru sendiri. Sebab lelaki nakal itu malas sekali memakai alas kaki. Tak ada kapoknya meskipun beberapa kali benda tak diinginkan melukainya, seperti pecahan kaca, duri hingga paku berkarat. Mengingatnya sudah membuatku merasakan perih itu.

Ini kisahku tentangku, dengan seorang lelaki nakal. Aku mendapatkan begitu banyak pelajaran darinya yang hidup tanpa kasih sayang. Juga diasingkan keluarganya. Dialah Yoru, lelaki aneh yang memberikanku enam cangkang kerang yang besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

"Awas, Samu!" seru Kai sambil melompat menuju air jernih di bagian yang dalam.

Dua lelaki itu tertawa. Teramat bahagia pada hal sederhana, yakni mandi di sungai desaku. Seharusnya kami sedang mengerjakan tugas kelompok prakarya. Namun dua kaum Adam ini memohon agar aku dan Niji membawanya melihat alam di desa ini. Maklum saja, mereka berdua adalah komplek yang jarang melihat sungai. Sehingga, dalam pandangan mereka seperti melihat sungai lebih mewah dibandingkan kolam renang paling besar se-kabupaten.

Queen merebahkan tubuh. Ia bukan anak komplek seperti Samu dan Kai, bukan pula anak dekat perkebunan seperti aku dan Niji. Rumahnya tepat di pinggir jalan raya. Suara kendaraan lalu-lalang sudah menjadi rutinitas pendengarannya. Namun, suara bising tidak pernah membuat tidurnya terganggu. Hidup adalah tidur. Motto hidup tak tersurat Queen.

Sementara aku dan Niji masing-masing berada di dekat Queen. Canggung. Kali ini ia bukan lagi Niji yang beberapa hari yang lalu masih semangat menyapaku seperti biasanya. Seolah tak ada renggang antara kami. Namun, kini ia turut diam. Juga enggan melihat ke arahku. Dimulai setelah Kai mengajakku jalan-jalan. Niji mulai diam keesokan harinya. Sunyi dengan seorang ratu tidur di tengah-tengah.

Tempat ini mengingatkan pada kejadian di mana ayam bibi diambil Yoru. Lalu, di sinilah lelaki itu mencekik leherku. Itu sudah lumayan lama. Sampai pada akhirnya ada tiga pemuda yang menyelamatkanku. Sekarang, apa yang harus kami lakukan dengan rasa canggung ini? Berdiam diri saja? Ratu tidur ini tidak dapat diandalkan untuk menemani sunyi. Hanya ponsel sebagai jalan terakhir.

"Kapan kita mulai?" Si ratu tidur tiba-tiba terbangun dan telah duduk sekarang.

"Nggak tahu tuh, para kaum adam masih betah di sana," jawabku.

Queen menepuk kening. Niji tertawa kecil, tetapi ia hanya melihat ke arah Queen.

"Ikutan nyebur sana. Biar nggak tidur mulu. Di mana-mana tidur. Nanti kami tinggalin baru tahu rasa," ucap Niji seraya mengibas debu-debu yang menempel pada kerudung Queen.

Akhirnya, kali ini kesunyian itu hengkang. Sebab bangunnya sang ratu dari tidur panjangnya. Kami pun berbicara banyak dan tertawa bersama. Sekali pun hanya memburamkan kecanggunganku dengan Niji. Aku dan Niji hanya berbicara dengan Queen, namun tidak di antara kami berdua.

"Aku melihat ikan, Cine." Kai berseru setelah ke luar dari sungai.

"Tangkaplah kalau mau," pintaku.

Samu menyusul. Tatapannya antusias. Aku tahu makna tatapan itu.

"Aku nggak bisa. Gini-gini juga aku jarang ke sungai. Apalagi buat nangkep ikan," jawabku sebelum mereka berdua benar-benar mengajukan permintaan.

"Niji, gimana?" Lemparan pertanyaan mengarah ke Niji dari mulut Samu.

"Kamu aja. Sesuai namamu, Samudera. Pasti bisa menaklukkan hewan yang hidup di air." Niji menjawab.

"Dikira putri duyung kali, dah." Tatapan malas dari Samu terlihat.

Kami semua tertawa. Lantas melihat ekspresi kebingungan dari Samu.

"Putri... Putri. Bencong kamu?" Kai bertanya diselingi tawanya yang lepas kendali.

Wajah Samu memerah. Ia tidak menyadari ucapannya tadi. Untuk menutupi itu, ia berlari dan kembali berenang demi menenggelamkan rasa malunya.

Pandangan kami tertoleh sebab mendengar suara daun kering yang terinjak. Seseorang datang. Lebih tepatnya, Yoru datang. Lagi-lagi dengan luka baru. Setelah seminggu lalu bertemu di rumah nenek Mei. Ia kembali memamerkan luka barunya. Mata kanan yang keunguan. Juga perban di lutut. Terserah saja. Aku tidak mau menebak ulah apa yang telah ia tebarkan.

Yoru berlari kencang ke dalam sungai. Mata elang yang mampu melihat seekor ikan yang bersembunyi. Dalam hitungan detik, ikan itu sudah berpindah menuju genggamannya. Ikan nila berukuran besar. Cukup untuk dua orang. Lalu dilemparkan begitu saja ke dekat kami berada.

Kai dan Samu melongo. Tanpa bertanya, mereka meniru cara Yoru. Berkali-kali, namun gagal.

Lima ekor ikan bergelimpangan di dekat kami. Kai dan Samu yang sudah menyerah itu sejak tadi berada di dekat kami. Hanya Yoru yang masih di dalam sungai seperti seorang pemburu profesional.

"Keren sekali orang itu. Apakah ikan-ikan ini untuk kita?" tanya Kai.

Queen yang biasanya merem itu bahkan tak berkedip. Demi melihat aksi seorang lelaki yang menangkap ikan tanpa bantuan alat apa pun. Satu hal lagi, apakah lukanya yang masih basah itu tidak perih?

"Jangan disentuh, Kai!" cegah Niji.

Kai yang tangannya hampir meraih salah satu ikan nila itu langsung membatalkan niatnya.

"Kamu tahu nggak dia siapa?" tanya Niji sebelum Kai melontarkan kalimat kebingungannya.

"Nggak tahulah," tegas Kai.

"Itu Yoru." Niji menjawab.

Kai, Samu dan Queen langsung berekspresi sama, "Hah?"

Tanpa sengaja, aku dan Niji malah saling tatap dan tertawa. Namun langsung membuang wajah seketika ketika menyadari keadaan pertemanan kami. Poinnya, aku dan Niji sedang tidak baik-baik saja.

"Itu Yoru?" Kai memastikan dengan berbisik.

"Kok dia baik?" Lontaran polos dari Samu tertoreh dengan suara cukup keras.

Kai langsung menutup mulut Samu dengan telapak tangan. Lalu menarik hidungnya hingga Samu menjerit.

"Sakit, woy!" Samu balas memukul Kai, juga mencoba mencubit hidung Kai namun gagal karena Kai langsung menghindar.

Lelaki usil itu tertawa puas, lalu kembali melihat sungai. Di mana Yoru berada.

"Sebaiknya kita pergi dari sini." Niji telah berdiri, membuat wajah kelaparan Kai dan Samu kusut. Tentu saja mereka berharap bisa memakan ikan bakar hasil tangkapan Yoru yang segar ini.

Tanganku meraih ujung baju Queen yang hendak berdiri, "Tunggu! Yoru akan marah nanti jika kita pergi begitu saja karena merasa usahanya tidak dihargai."

"Jadi, dia beneran bisa baik hati?" tanya Samu, lagi-lagi dengan pertanyaan polos.

"Diam atau aku sumpal mulutmu pakai daun kering," tegas Queen.

Suara percikan air sungai terdengar. Yoru sudah tidak menangkap ikan. Namun ia masih berenang ke segala arah.

"Justru dia akan mengamuk jika kita terlalu lama di sini karena banyak sasaran empuk yang bisa ia hajar, seperti Kai dan Samu," pungkas Niji. Untuk pertama kalinya sejak awal kami ke sini, akhirnya aku dan Niji berbicara satu sama lain. Walaupun dengan perdebatan.

"Tidak. Jangan merusak mood-nya yang sedang ingin membantu kita. Dia tidak mengganggu asalkan kita bersikap baik padanya, " ujarku.

"Apa? Kamu kira semua orang yang udah dia hajar selama ini berbuat buruk kepadanya? Orang yang diam tak berkutik pun tetap ia hajar sesuka hati. Bilang aja hanya mau membela Yoru." Tatapan Niji kini seperti hendak menelanku bulat-bulat, juga sebagai magnet yang bisa menularkan rasa membaranya itu kepadaku.

"Kok jadi ngomong gitu? Yoru hanya mencoba untuk berbuat baik. Memangnya orang seperti dia nggak pantas buat berlaku baik, hah?" ketusku tak kalah emosional.

"Emang kamu nggak tahu kabar terbarunya yang mengalami luka itu karena mendorong seorang nenek-nenek. Nggak ada orang yang sudi membela perlakuan seperti itu. Bagaimana? Masih mau percaya sama dia?" ungkap Niji,

Nenek-nenek? Nenek Mei? Siapa? Apakah Yoru benar-benar mendorong nenek Mei?

"Nah, diem 'kan. Nggak bisa membantah tapi nggak bisa menyalahkan Yoru, karena kamu itu sebenarnya suka sama. Yoru!"

PLAKKK!

Tangan kananku seolah bergerak sendiri. Menampar Niji dengan sekuat tenaga yang aku miliki. Membuat pipinya merah. Queen segera bergeser ke tengah-tengahku dan Niji.

Kai menarik lenganku agar mundur. Sementara Samu melongo seperti patung air mancur.

"Kalian kenapa, sih? Makin hari makin parah aja pertengkarannya. Kukira, kalian udah mulai berdamai sedikit demi sedikit," ujar Kai dengan wajah yang sama ketika ia membentakku waktu itu.

Saat menengok sungai, kudapati Yoru sudah tak di sana. Melainkan berdiri tegak di belakang Kai.

"Egois!" ketus Niji kepadaku.

1
_capt.sonyn°°
ceritanya sangat menarik, pemilihan kata dan penyampaian cerita yang begitu harmonis...anda penulis hebat, saya berharap cerita ini dapat anda lanjutkan. sungguh sangat menginspirasi....semangat untuk membuat karya karya yang luar biasa nantinya
Chira Amaive: Thank you❤❤❤
total 1 replies
Dian Dian
mengingatkan Q sm novel semasa remaja dulu
Chira Amaive: Nostalgia dulu❤
total 1 replies
Fie_Hau
langsung mewek baca part terakhir ini 😭
cerita ini mengingatkan q dg teman SD q yg yatim piatu, yg selalu kasih q hadiah jaman itu... dia diusir karna dianggap mencuri (q percaya itu bukan dia),,
bertahun2 gk tau kabarnya,,, finally dia kembali menepati janjinya yg bakal nemuin q 10 tahun LG😭, kita sama2 lg nyusun skripsi waktu itu, kaget, seneng, haru..karna ternyata dia baik2 saja....
dia berjuang menghidupi dirinya sendiri sampai lulus S2,, masyaAllah sekarang sudah jd pak dosen....

lah kok jadi curhat 🤣🤦
Chira Amaive: keren kak. bisa mirip gitu sama ceritanya😭
Chira Amaive: Ya Allah😭😭
total 2 replies
Iif Rubae'ah Teh Iif
padahal ceritanya bagus sekali... ko udah tamat aza
Iif Rubae'ah Teh Iif
kenapa cerita seperti ini sepi komentar... padahal bagus lho
Chira Amaive: Thank youuuu🥰🤗
total 1 replies
Fie_Hau
the first part yg bikin penasaran.... karya sebagus ini harusnya si bnyak yg baca....
q kasih jempol 👍 n gift deh biar semangat nulisnya 💪💪💪
Chira Amaive: aaaa thank you🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!