Lihat ! Pilot Itu Daddyku !

31.

Seminggu berlalu, hari ini adalah hari pertama Adrianne masuk sekolah taman kanak-kanak yang berada di sebelah sekolahan pasukan bocil. 

Umur Adrianne muda dua tahun dari umur Ravin yang kini sudah genap berumur enam tahun. Namun, kecadelan Ravin sudah mulai hilang akan tetapi terkadang Ravin sering ke selepet nyebut R jadi L. Sedangkan, Jelita dia masih belum bisa menyebut huruf R sehingga ia hanya pasrah dengan lidahnya yang keselepet. 

“Pagi Adriiiii ! “ sapa Ravin menggendong tas kuningnya. 

“Pagi abang Lapinnn… “ balas Adrianne. 

“Pagi Adli, Pagi Lampinnnn !! “

“Eeeeh Jeli dogerrrrr ! Ravin bukan Lampinnn ! Kau pikir aku lampin bayi ?! “ pekik Ravin tak terima. 

“Eee kain lampin !! Kau pikil aku Jeli dogel !! Bukannnnn!! Makanya situ jangan mengalihkan namaku jeli dogel, Jeli bukan penjual es dogel ya ! “ seru Jelita ikut protes mengenai namanya yang menjadi Jeli Doger. 

“Dasar cadel !!! “

“Eeee maksud kau apa ?! Jangan kalna kau sudah nda cadel seenak jidatnya ngatain aku cadel ! “

Perdebatan keduanya hanya ditonton oleh Adrianne yang bingung, bahkan bocah itu sampai berjongkok menatap kedua kakak barunya. 

Ya, beberapa hari yang lalu, Adrianne dan Clarianne sudah diresmikan sebagai anak angkat Daddy Jeon dan Papa Cleon. 

Adrianne menjadi anak angkat papa Cleon sedangkan adiknya Adrianne menjadi anak angkat Daddy Jeon. 

Mama Alexa memilih Adrianne karena ia sangat ingin mendandani Adrianne seperti Jelita dulu. Sedangkan Mommy Cherry, ia dan suaminya setuju untuk memberikan kasih sayang kepada Clarianne seperti putri kandung sendiri. Karena keduanya sangat ingin merawat Clarianne yang note bone masih kecil banget sehingga bisa merasakan di usianya yang masih balita. 

“Ini kedua kenapa berdebat ? Sarapan sana ! Pagi-pagi berdebat ! “ tegur papa Cleon menuruni anak tangga. Ia langsung menggandeng tangan Adrianne yang menonton perdebatan kedua kakaknya. 

“Lain kali, kalau kedua kakakmu berdebat siram saja pakai air. Selesai langsung debatnya ! “ ucap Papa Cleon. 

“Kenapa di cilam ? Nantikan basah kacian papa …  Adli nda tega “ ucapnya sendu. 

Papa Cleon tak menyadari, bila ucapannya membuat anak angkatnya sedih. Adrianne diam saja selama menuju ruang makan tak lupa tas barbienya sudah menggantung di kedua pundaknya. 

Sesampainya di ruang makan, Mama Alexa langsung menyambut kedatangan suami dan putri angkatnya, di belakang keduanya ada Ravin dan juga Jelita yang masih berdebat hal apapun. 

“Jelita ! Ravin ! Sampai kapan kalian mau berdebat seperti itu ! Kalian harus pergi ke sekolah ! “ tegur Mommy Cherry menggendong Clarianne. 

“Jan antem-antem ! nti gulu malah …  nda boyehhh ituu ! “ seru Clarianne mengacungkan jari telunjuknya dan digerakan ke kanan dan kiri. 

“Dengar, adik kalian bilang apa. Nggak boleh berantem. Nanti guru marah ! Nda boleh itu… iya kan dek ? “ ujar Mommy Cherry meminta jawaban putrinya. 

Clarianne mengangguk dan spontan mencium pipi mommy-nya dengan sayang. 

“Daddy nggak di cium nih ? “ ucap Daddy Jeon cemburu. 

Clarianne langsung menatap kedatangan daddynya. “ Didi ! “ pekik Clarianne senang dan merentangkan kedua tangannya membuat Mommy Cherry cemberut namun ia senang, Cla dan Adri sudah mau berbaur dengan mereka tanpa sungkan lagi. 

“Uhhh, kesayangannya daddy ! “ 

“Daddy ! Cla itu kesayangannya Ravin !! “ protes Ravin berjalan menghampiri daddynya yang sudah menggendong Clarianne adik angkatnya. 

“iya ! iya ! Kesayangannya kita semua “

“Ehhh, ayo sarapan ! “ tegur Oma Crystal yang datang bersama suaminya. 

“Baik oma/mami ! “ 

Mereka pun akhirnya melanjutkan kegiatan dengan sarapan, setelah sarapan selesai Papa Cleon bersama istrinya mengantar anak-anak pergi ke sekolah termasuk menemani Adrianne untuk belajar di sekolah barunya. 

*

*

*

*

*

Di taman kanak-kanak, Adrianne diajak berkenalan dengan teman-teman sebayanya. Adrianne begitu antusias walau sedikit trauma menghinggap di hatinya untuk tetap berhati-hati. 

“Gimana senang berkenalan dengan teman-teman baru ? “ Adrianne mengangguk tersenyum. 

“Senang, papa ! mama ! Telima kasih ! “ Adrianne langsung memeluk kedua orang tuanya. 

Inilah yang sangat ia sukai dan ia impikan bersama sang adik. Keduanya sudah satu tahun lebih berada di panti asuhan saat Clarianne masih bayi merah. 

Saat itu, Adrianne masih berumur 2,5 tahun. Ingatannya kurang waktu itu yang jelas ia masing ingat sedikit seseorang mengantar mereka dan meninggalkan keduanya di panti asuhan dengan secarik kertas dan amplop. 

Amplop yang sampai sekarang masih disimpan rapi oleh Adrianne sendiri. Adrianne juga tidak tahu apa isinya ia hanya membawanya kemana ia pergi dan amplop itu tak pernah ia tunjukkan kepada siapapun termasuk adiknya sendiri. 

“Adli sayang mama dan papa ! Jangan buang kami ya.. “ ucap lirih Adrianne membuat kedua orang tua angkatnya membeku. 

Papa Cleon sadar, ia menatap wajah polos Adrianne. “ Papa  tidak akan membuang kalian termasuk keluarga papa. Kamu jangan memikirkan hal yang tidak pernah terjadi. “

“Ingat, mama dan papa sayang sama kalian begitu juga abang dan kakak-kakakmu, mereka sangat menyayangi kamu dan adikmu ! “ ucap Mama Alexa  sedih dan kembali memeluk Adrianne. 

“Hiks…  telima kasih… “

“Don’t cry, baby “ Mama Alexa mengusap wajah cantik Adrianne.

“Sekarang, Adri belajar lagi ya masih ada satu jam buat belajar.. “ Adri mengangguk. Ia kemudian kembali duduk di kursinya bersama teman-temannya. 

Untuk para orang tua menunggu di belakang anak-anak. Bahkan ada yang memvideokan putra putri mereka. 

“Mohon maaf untuk mama-mama dan papa-papa bisa tunggu di luar, karena kami akan mengajarkan anak tanpa didampingi orang tua.. “

Semua orang tua mengerti, jadilah mereka menunggu di luar. Sebelum keluar, Papa Cleon memberikan sebuah boneka gantungan dan memberikannya kepada Adrianne. 

Adrianne tersenyum dan berterima kasih, tak lupa kecupan hangat dilabuhkannya ke pipi Papa Cleon. 

Sedangkan di sisi lain, Daddy Jeon sedang berada di cafe miliknya dan istrinya yang baru diresmikan tempo hari. Clarianne yang diajak opa Crayston pergi menemui putra bungsunya yang sekarang berada di rumah putrinya Leci. Berry, dan keluarga kecilnya baru tiba di kota Jakarta tadi malam sehingga mereka memilih menginap di rumah kakaknya Leci. 

Opa Crayston sengaja kesana membawa Clarianne untuk bermain bersama anak Berry dan Leci yang seumuran dan juga memboyong keluarga anaknya untuk menginap di mansion Raymond. 

“man-man na dedek Cla dulu ! “ pekik Clarianne saat mobil berhenti di perempatan lampu merah. 

“Mana ? “ tanya Opa Crayston. 

“Tuuuu, ada nenek kukuk ! “ seru Clarianne senang. 

Opa Crayston tersenyum melihat Clarianne senang. Opa Crayston memanggil nenek bungkuk untuk mendekat, saat nenek itu melihat Clarianne betapa senangnya. 

“Cuuu.. ya ampun kita bertemu lagi. Ih, udah cantik ya sekarang ? “

Clarianne mengangguk kuat, ia mencium pipi nenek bungkuk. Opa Crayston memborong semua dagangan nenek bungkuk dan meminta nya untuk beristirahat pulang. 

Nenek bungkuk berterima kasih, setelah cerita singkat. Mobil yang ditumpangi opa Crayston dan Clarianne berjalan kembali meninggalkan nenek bungkuk yang melambaikan tangannya. 

“Syukurlah kalian berada ditempat yang aman, nenek harap kalian berdua bisa bahagia bersama keluarga baru. Maafkan nenek, nenek nggak bisa ajak kalian pulang. Nenek belum punya kekuatan untuk melawan keserakahan orang tuamu.. “

“Nenek harus menyamar untuk memastikan kalian baik-baik saja… Sekarang nenek lega, nenek sayang kalian, “

...***...

Double/triple ?

Jangan lupa dukungannya😎