NovelToon NovelToon
My Director My First Love

My Director My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: arsyazzahra

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya bertemu mantan, yang tak lain merupakan cinta pertamamu?

Bella tak menduga jika ia kembali dipertemukan Arfa. Sosok mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya, yang tak lain adalah Direktur baru tempatnya bekerja. Semula ia merasa percaya diri menganggap jika keadaan masih sama. Namun, sikap Arfa yang dingin dan ketus terhadapnya, membuatnya harus sadar diri, rasa percaya dirinya itu seketika terenggut dengan paksa. Bella memaksakan diri untuk membuang jauh-jauh perasaannya.

Namun, bagaimana jika keadaan justru membuatnya harus terus berdekatan dengan Arfa. Membuat rasa cinta itu tumbuh semakin besar. Seiring sesuatu alasan yang membuat Arfa berubah pun terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsyazzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Itu Angan

“Emm, belum ini sa–saya.” Bella mengangkat kotak nasi yang berisi makanan yang tadi ia beli. Arfa melihatnya.

“Oh, kamu juga belum makan?" Lelaki itu menepuk sofa di sisinya. “Ya sudah kamu makan di sini saja, temani saya,” pintanya kemudian.

Bella melongo mendengarnya, bahkan ia sampai berfikir jika ia pasti salah mendengar. “Pak Arfa minta saya makan di sini?” tanyanya.

Arfa mengangguk. “Iya. Kamu mau kan? Lagian teman-teman kamu pasti sudah makan.”

“Tapi, Pak saya kan–”

“Tidak ada tiga puluh menit kan Bell untuk makan. Lagian anggap saja ini sebagai ganti waktu istirahat kamu yang tadi saya panggil kamu ke ruangan.”

Bella merasa masih kurang percaya. Merasa heran dengan perubahan sifat Arfa. “Ayo Bell. Buruan, saya juga mau makan ni.”

“Oh. Iya Pak.” Bella mendudukkan dirinya di sofa, namun masih memberi jarak dengan Arfa, sedikit jauh. “Saya duduk di sini saja,” sambungnya.

“Kenapa?” tanya Arfa memicingkan matanya, menghentikan gerakan tangannya yang tengah memegang sendok dan garpu. “Kamu takut jatuh cinta sama saya!” sambungnya.

Bella membulatkan matanya, berdecak kesal, membuka kotak nasi miliknya. “Saya sudah kapok untuk jatuh cinta,” celetuk Bella kemudian.

“Kenapa?” tanya Arfa spontan.

“Cinta itu hanya angan-angan,” sahut Bella membuka kotak nasinya. “Ah sudah, lupakanlah. Selamat makan, Pak Arfa.”

Arfa tersenyum masam mendengarnya. “Bagaimana kabar ibumu?” tanyanya kemudian.

Bella menoleh, “Ibuku?”

Arfa mengangguk. “Ya, Ibu Ningsih?”

Bella mengunyah makanannya dengan pelan. Menatap lelaki di sisinya dengan sendu, sebelum kemudian ia menjawab. “Ibuku sudah meninggal tiga tahun yang lalu, Pak.”

“Maaf, saya tidak tahu,” sesal Arfa.

Bella terkekeh, lalu tersenyum masam. “Tidak masalah. Itu bukan hal yang penting untuk orang seperti anda, Pak Arfa.”

“Bell?”

Bella mengusap sudut matanya, sejenak ia menatap makanan di pangkuannya itu, rasanya tiba-tiba berubah menjadi hambar. “Tidak apa-apa, Pak. Saya baik-baik saya.” Bella menutup kotak nasinya, seraya beranjak. “Saya rasa waktunya sudah habis. Saya akan kembali bekerja. Terima kasih sudah diijinkan saya makan di sini, Pak Arfa.”

Bella berlalu keluar dari ruangan Arfa.

💞💞💞

Hari Senin tiba. Bella merasa pagi ini lebih bersemangat untuk berangkat kerja. Karena hari ini tanggal gajian akan turun. Rasanya tak sabar untuk segera mengecek nominal gaji yang masuk bulan ini. Namun, mengingat gajinya akan dipotong oleh Arfa. Bella merenggut kesal. Mengira-ngira berapa persen gaji yang di potong. Beruntunglah saat itu ia mendapatkan rejeki dua 20 juta dengan cara yang tak terduga. Meski begitu ia memang patut bersyukur, bebannya sedikit berkurang, kedua adiknya bisa tetap kuliah dan ujian dengan tenang tanpa pusing memikirkan biaya. Rasa sakit di kepalanya akibat janbakan perempuan itu tak seberapa baginya. Bella sudah sering mengalami kepahitan hidup, jadi ia sudah tidak terlalu kaget.

Masih pukul setengah tujuh pagi, Bella sudah tiba di lobi kantor. Suasana masih sepi, hanya ada beberapa security penjaga di sana. “Pagi Mbak Bella,” sapanya.

“Pagi juga, Pak."

Setelah saling bertegur sapa, Bella langsung berlalu ke dalam, menuju lift untuk mengantarkan ke ruangan.

Waktu terus bergulir hingga tak terasa para karyawan pun mulai masuk. Sima merasa heran saat baru tiba, Bella sudah sibuk di mejanya sibuk dengan pekerjaannya.

“Widih, semangat benar ini Nona Bella. Mentang-mentang kemarin sudah makan bersama dengan Pak Direktur,” celetuk Sima menggoda.

Bella menghela nafasnya. “Apaan sih!” dengusnya kesal. “Dah sono buruan kerja,” usirnya meminta sahabatnya itu untuk segera ke mejanya.

“Ye elah, pengaruh sang mantan emang jos.”

“Asima!!” geram Bella kesal karena sahabatnya itu terus menggoda.

“Iya Bell, iya. Maaf aku keceplosan,” serunya.

Menjelang makan siang, Bella lebih dulu mengambil ponselnya untuk mengecek gaji kerjanya. Ia ketar-ketir saat merasa ada notifikasi pesan dari m.banking masuk. Masih terbayang ingatan, jika Arfa akan memotong sebagian gajinya.

Kini Bella membuka notifikasi pesan itu. Matanya terbelalak, seperti ingin melompat dari tempatnya.

“Bagaimana bisa?” pekiknya pelan. Ia meringis karena sudah salah menduga. Ternyata gajinya masuk secara utuh bahkan jauh lebih besar dari biasanya. Seingatnya tak ada pengumuman kenaikan gaji untuk divisi pemasaran.

“Aku harus bertanya? Jangan sampai setelah uangnya aku pakai, Pak Arfa mengungkitnya,” dumelnya beranjak dari tempat duduknya. Ia berniat menghampiri Arfa.

”Mau ke mana, Bell?” tanya Sima.

“Pak Arfa,” jawabnya cepat. Tanpa berniat untuk menghentikan langkahnya.

“Semangat banget ketemu mantan,” gumam Sima.

1
Mas Sigit
kocak si Yudi ini Q smpe ketawa sndiri pas baca patok"an😂😂
Mas Sigit
Luar biasa
Anonymous
ok
Kartika wulandari
mampir ya
Ameiyati
Buruk
Ameiyati
Kecewa
Alivaaaa
kereen Thor ceritamu 🥰
Susanti Jaenah
tapi Arfa berkata,,kalau bertemu kembali apakah bisa menjalin hubungan lagi..kenapa Arfa jadi cuek bgtu..lanjuttttt
Alivaaaa
goooolll
Sandisalbiah
cari Bella.. sukur² pas bareng Ben jd biar ngereog itu si Arfa ..
Sandisalbiah
jangan² yg nabrak si Ben, Airin lagi.. adik Bella..
Sandisalbiah
kamu cemburu, kamu marah... hai Arfan situ waras tanya begitu ke Bella... dasar maruk
Sandisalbiah
nyatanya Arfan emang pengecut dan pecundang... memberi harapan pd Bella tp kenyataan menyakitinya di depan mata..
Sandisalbiah
nasib org kelas bawah ya.. selalu di pandang sebelah mata... poor bella
Sandisalbiah
sakit tertampar kenyataan kan Bella... makanya jaga hati biar gak tambah sakit..
Sandisalbiah
niat kamu tuh apa sih Fan.. kek ngasih harapan ke Bella tp kamu sendiri terikat janji buat nikahin janda ank satu... kenapa? krn kamu udah janji ama almarhum suaminya buat jagain ank dan istrinya gitu.. terus kalau yg kamu janjiin kakek² yg di penghujung napasnya ingin kamu jaga istrinya apa kamu juga bakal nikahin itu nenek²..? konyol..
Sandisalbiah
sayang sekali Bella gak dengar kejujuran Arfan... nanti pasti dia bakalan beneran terluka..
Sandisalbiah
si Maya aja tuh egois.. otaknya udah konslet, mada iya Arfan harus menikahi janda dr kakak nya sendiri... menjaga bukan berarti harus menikahi kan.. itu org tua mainya kurang jauh jd otaknya gak berkembang cara berfikirnya..
Sandisalbiah
baru sekarang kamu bersuara utk membela si Bella.. telat banget Fan.. kamu terlalu pengecut..
Sandisalbiah
lagi² setatus sosialita yg jd penghalang.. manusia arogan Dan Gila kehormatanya yg selalu mementingkan setatus dr pd hati Dan kebahagiaan ank...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!