"Kamu berjanji tidak akan menyentuh aku! Kenapa kamu merenggut kesucian ku?"
"Apakah kamu benar-benar masih suci?"
Aurora dianugerahi kecantikan yang luar biasa, sebagai seorang wanita malam, dia menikmati rayuan dari berbagai lelaki, tapi hanya melayani lelaki yang amat kaya.
Namun Aurora memiliki rahasia besar, yaitu hingga sekarang dia tetap perawan.
Aurora menerima tawaran Rayyan untuk menjadi istri kontrak tanpa berhubungan fisik, namun rahasia Aurora hampir ketahuan oleh lelaki tersebut.
Tatapan Rayyan padanya semakin lama semakin panas... Membakar hatinya...
Bagaimana Aurora melanjutkan hubungan suami-istrinya dengan suami palsunya? Dan bagaimana dia mempertahankan keperawanannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Khawatir
Apa? Nyonya.. nyonya masih perawan? Ba.. bagaimana bisa? Bu.. bukankah nyonya kupu-kupu malam yang memiliki banyak pelanggan? Bagaimana bisa, nyonya masih perawan?"tanya Andi dengan tatapan tidak percaya.
"Sudah aku bilang, aku curiga istriku bekerja sama dengan wanita lain,"sahut Rayyan kesal.
"Jadi, maksud Tuan, sudah ada wanita dalam kamar hotel yang sudah ditentukan oleh nyonya, dan wanita itulah yang melayani pelanggan, bukan nyonya yang melayaninya?"tanya Andi semakin penasaran.
"Iya. Aku merasa seperti itu. Aku sangat yakin jika istriku masih perawan. Jadi, tolong selidiki lebih detail tentang masalah ini!"titah Rayyan.
"Baik, Tuan. Kali ini saya akan lebih detail lagi menyelidikinya,"sahut Andi yang merasa bersalah karena tidak mengetahui jika Aurora bekerja sebagai kupu-kupu malam. Dirinya terkecoh karena Aurora memiliki toko kue dan kafe yang selalu di kunjungi oleh wanita itu.
"Pertama-tama, dapatkan rekaman cctv di hotel semalam. Jika tidak bisa mendapatkannya baik-baik, retas cctv hotel semalam. Kamu perhatikan siapa saja yang keluar dan masuk kedalam kamar hotel yang di pesan istriku. Jika memang benar dugaan ku, pasti ada wanita lain yang melayani pelanggan istriku,"ujar Rayyan.
Setelah menyentuh Aurora semalam dan melihat bercak darah tadi pagi, Rayyan sangat yakin jika istrinya masih perawan. Jadi Rayyan tidak percaya jika istrinya benar-benar menjadi kupu-kupu malam seutuhnya. Apalagi selama ini, Aurora tidak pernah bersedia di sentuhnya.
"Baik, Tuan,"sahut Andi serius. Andi merasa semakin penasaran dengan wanita yang telah menjadi istri kontrak tuannya itu. Sepertinya wanita itu sangat misterius.
"Aku memaafkan kesalahan kamu kemarin karena istriku masih perawan. Tapi, jika kali ini kamu tidak bekerja dengan benar, kamu harus lembur selama satu bulan tanpa di gaji,"ujar Rayyan dengan tatapan tajam pada Andi.
"Iyaa, Tuan,"sahut Andi.
"𝙈𝙖𝙢𝙥𝙪𝙨!"gumam Andi dalam hati dengan wajah yang terlihat pias.
***
Aurora terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa remuk redam. Semalam, Rayyan benar-benar kasar dan brutal saat bercinta dengan dirinya.
"Nyonya sudah bangun,"ucap seorang pelayan membuat Aurora terkejut.
"Sejak kapan bibi ada di sini?"tanya Aurora dengan wajah pucat dan suara yang terdengar lemah.
"Sejak Tuan berangkat tadi, nyonya. Saya di minta Tuan untuk membantu nyonya membersihkan diri,"ucap pelayan wanita itu.
"Saya bisa membersihkan diri saya sendiri, Bik. Tolong keluar dari kamar ini, Bik!"pinta Aurora. Malu rasanya jika ada orang lain yang melihat tubuhnya, walaupun yang melihatnya itu seorang perempuan.
"Tapi, nyonya, Tuan.."
"Tolong keluar, Bik!"ucap Aurora memotong kata-kata pelayan itu.
Dengan wajah tidak berdaya, wanita paruh baya itu keluar dari kamar itu. Menunggu Aurora di depan pintu kamar majikannya.
"Sedang apa kamu di sini? Apa kamu tidak punya pekerjaan? Dari tadi saya lihat kamu hanya berdiri di sini? Apa saya menggaji kamu untuk berdiri di sini?"tanya Naima dengan wajah yang terlihat marah, melihat seorang pelayan berdiri di depan pintu kamar Rayyan.
"Maaf, nyonya besar! Saya di perintahkan Tuan Rayyan untuk menjaga dan melayani nyonya Aurora,"sahut pelayan itu dengan kepala yang tertunduk.
"Cih, sampai segitunya. Rayyan terlalu memanjakan perempuan itu,"gerutu Naima merasa kesal, kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.
"Untung saja nyonya besar tidak mempersulit aku,"gumam pelayan itu. Menghela napas lega menatap Naima berjalan meninggalkan tempat itu.
Di dalam kamar, dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, terutama di bagian inti tubuhnya, Aurora berjalan tertatih ke dalam kamar mandi. Air matanya menetes membasahi pipinya, saat mengingat semua kata-kata Rayyan yang menyakitkan, dan bagaimana Rayyan menggagahi dirinya. Tidak pernah di bayangkan Aurora, jika dirinya akan kehilangan kesuciannya dengan cara seperti semalam.
Aurora menyalakan shower, kemudian duduk memegang lututnya di bawah shower yang mengucur deras.
Pelayan yang diperintahkan Rayyan untuk menjaga Aurora mengetuk pintu kamar Rayyan setelah setengah jam menunggu di depan pintu. Dengan ragu, pelayan itu masuk ke dalam kamar. Tidak melihat Aurora di dalam kamar itu. Hanya mendengar suara air dari shower. Pelayan itupun merapikan ranjang yang terlihat berantakan itu.
"Astagaaa.. apa semalam Tuan dan nyonya baru melakukan malam pertama? Banyak sekali darahnya. Pantas saja Tuan menyuruh aku membantu nyonya membersihkan diri,"gumam pelayan itu.
Wanita paruh baya itu segera melepas sprei yang banyak bercak darahnya itu. Memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor. Setelah itu mengganti dengan sprei yang baru. Selesai merapikan tempat tidur, pelayan itu menatap jam digital di atas nakas kamar Rayyan.
"Aku akan menunggu nyonya di sini,"gumam pelayan itu itu memutuskan menunggu Aurora keluar dari kamar mandi. Sudah setengah jam pelayan itu menunggu Aurora yang berada di dalam kamar mandi, tapi Aurora tidak kunjung keluar juga dari kamar mandi. Saat pelayan itu memanggil dan mengetuk kamar mandi pun, tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
"Apa aku menghubungi Tuan saja, ya?"gumam pelayan itu. Merasa khawatir pada Aurora.Karenan sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar mandi tetap tidak ada jawaban.
Pelayan itu sudah berulang kali menghubungi Rayyan, namun tidak ada jawaban dari Rayyan. Pelayan itu pun semakin khawatir.
Rayyan sedang meeting, dan handphonenya tertinggal di ruangannya. Sehingga tidak mengetahui jika pelayan di rumahnya menghubunginya.
Selesai meeting, Rayyan masuk ke dalam ruangannya. Pria itu meraih handphonenya dan terkejut saat melihat banyak panggilan masuk dari orang yang di percayainya untuk menjaga dan melayani Aurora. Dengan wajah khawatir, Rayyan pun segera menelpon balik pelayannya.
"Halo! Ada apa bibi menelpon aku?"tanya Rayyan setelah panggilan teleponnya diterima.
"Tuan, nyonya sudah lama di kamar mandi, tapi tidak kunjung keluar juga. Sudah saya ketuk pintu kamar mandi berkali-kali dan memanggil nyonya, tapi tidak ada sahutan dari nyonya. Dari tadi, hanya ada suara air shower dari dalam kamar mandi,"lapor pelayan itu.
"Tunggu aku pulang ke rumah!" titah Rayyan. Pria itu sangat khawatir karena panggilan pertama dari pelayan kepercayaannya itu adalah satu jam yang lalu.
"Baik, Tuan,"sahut pelayan itu. Tapi ternyata Rayyan sudah menutup teleponnya.
"Andi! Kamu urus pekerjaan di sini, aku akan pulang dulu,"pamit Rayyan saat berpapasan dengan Andi di luar ruangan nya. Wajah pria itu terlihat khawatir.
"Baik, Tuan,"sahut Andi menunduk hormat,"Kenapa tiba-tiba Tuan mau pulang? Wajahnya terlihat khawatir. Apa terjadi sesuatu di rumah?"gumam Andi menatap Rayyan yang sudah semakin menjauh.
Rayyan mengendarai mobilnya meninggalkan perusahaannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hatinya sangat khawatir.
"Apa yang dia lakukan di dalam kamar mandi begitu lama? Aku harap Aurora baik-baik saja,"gumam Rayyan dengan mata yang fokus ke jalan raya. Namun hatinya merasa tidak tenang.
Setelah beberapa menit berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata, akhirnya Rayyan sampai juga di rumahnya. Pria itu bergegas keluar dari mobilnya dan berlari ke arah kamarnya.
"Brak"
Dengan tidak sabar, Rayyan membuka pintu kamarnya. Pria itu mendapati pelayanan kepercayaannya berdiri di depan pintu kamar mandinya dengan wajah cemas.
"Tuan, tadi saya sudah mau membantu nyonya membersihkan diri. Tapi nyonya tidak mau. Sekarang, nyonya masih ada di dalam kamar mandi, Tuan,"ujar pelayan itu.
Rayyan dapat mendengar suara kucuran air dari shower di dalam kamar mandi. Tanpa berkata apapun, Rayyan mencari kunci cadangan kamar mandinya. Sedangkan pelayan kepercayaannya memilih keluar dari dalam kamar Rayyan dan menunggu di luar. Wanita itu menutup pintu dan memilih berdiri di luar.
"Semoga nyonya baik-baik saja. Aku tidak ingin kehilangan pekerjaan karena masalah ini,"gumam pelayan itu penuh kekhawatiran.
"Brakk "
Tidak sabar, Rayyan membuka pintu kamar mandi dengan kuat.
"Aurora!"
...🌸❤️🌸...
.
To be continued