Hidup Ayana yang sudah retak ini dihancurkan secara sempurna oleh seorang mafia kejam yang tega menodainya untuk membalaskan dendam istrinya. Ayana yang tak pernah disukai oleh ibu dan kakaknya membuat ia semakin dibenci saat ia dinyatakan hamil.
Ayana memilih untuk pergi tanpa tujuan, hanya bermodalkan nekat. entah bagaimana kelanjutan hidup Ayana Gadis itu hanya bisa membujuk Tuhan yang selama ini ia benci, untuk membuat takdir dan semesta bekerjasama untuk membantu hidup Ayana.
bagaimana kisah seorang mafia kejam yg menodai gadis biasa ini? mari kita ikuti kisahnya ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Capricorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di pukul.trauma?
^____^
'' 4 hari lagi cabangnya dibuka! Kita semua akan pindah ke sana Ay!'' Seru Devi, setelah mendapatkan telepon dari Regina atau lebih tepatnya yang memegang cabang di kota yang bekerjasama dengan dirinya, dan Ia pun sangat bahagia.
Tetapi tidak dengan Ayana, Iya terlihat murung dan takut.
Devi pun yang melihat itu mengerti. Ia pun memegang kedua tangan Ayana dan menatap wanita cantik itu.
'' Ayana, ini suatu kemajuan terbesar kita. Awal dari kesuksesan, ini impianmu bukan? Lupakan soal pria itu, bayang-bayangnya akan menghambat kesuksesanmu untuk anak-anakmu. Lagi pula Sampai kapan kau akan mengurung diri di sini? Bukankah kau sudah berjanji pada si kembar untuk menyekolahkan mereka di kota besar? Ini salah satu jalan agar janjimu lunas dan anakmu pun bahagia,'' jelas Devi. Iya berharap Ayana akan setuju dan mengerti apa yang ia ucapkan. Ini keuntungan yang besar dan tidak akan ada yang menawarkan untuk kedua kalinya, namun jika wanita itu tidak setuju Devi tidak akan memaksakannya lagi.
Ayana pun berpikir, benar, dia tidak bisa terus bersembunyi di dataran tinggi ini. Cepat atau lambat, anaknya akan menginjak kota demi masa depan yang lebih baik. Mungkin rasa takut yang selama ini ia pikirkan membuat dirinya terjerat sendiri ke dalam jurang ketakutan yang dalam sehingga takut menghadapi dunia baru.
Walaupun sedikit ragu, Ayana pun mengangguk setuju membuat Devi sangat senang dan bahagia.
'' jadi warung di sini biar Rere yang urus, Ibu juga akan dijaga sama Bibi Imah, mereka akan pindah ke sini, jadi rumah nggak akan sepi kok. Kita akan pindah ke kota, kita akan cari rumah sewa yang dekat dari lokasi tempat kita usaha nanti, oke,'' jelas Devi. Ayana hanya mengangguk saja.
Jam 05.30 sore.
Ayana kembali ke rumahnya bersama anak-anaknya yang habis bermain dengan anak tetangganya.
Sebelum masuk ke rumah, mereka mencuci kaki terlebih dahulu.
'' mommy, Tadi aku lihat ayahnya Rara memukul bibi Yana. Aku jadi takut punya ayah, nanti dia kasar juga seperti ayahnya Rara, suka mukul,'' celoteh Bulan sambil mencuci kakinya.
Ayana kaget mendengar ini. Iya tahu betul Bagaimana Yana, ibunya Rara. Wanita itu sangat baik dan sangat pendiam.
'' Aku tidak mau Daddy memukul mommy,'' Celoteh bulan lagi. Ia menarik tangan Ayana. '' mommy, tidak usah suruh Daddy ke sini ya, Bulan takut,'' lanjut anak itu. Ayana hanya tersenyum, lalu menggendong gadis kecilnya itu.
'' Kenapa bulan bisa tahu, kalau Bibi ana dipukul?'' Tanya Ayana penasaran.
Bulan yang sudah mencuci kakinya berjalan lebih dulu ke teras rumah.
'' saat bermain, Rara mengajak bulan mengambil Bonekanya di kamar. Saat itu juga bulan mendengar dan melihat langsung bibiana dipukul, karena itu pintunya tuh ya Mommy tidak ditutup, jadi bulan takut, hidung bibi Yana pun berdarah,'' ucap bulan yang begitu terlihat sangat sedih dengan cara bicaranya yang sedikit agak membingungkan. Ayana jadi khawatir jika kejadian itu akan membuat bulan sedikit trauma.
'' mommy, Rara menangis, dia takut. Sama seperti bulan, Jadi kami berdua bersembunyi di bawah kolong meja,'' lanjut bulan menceritakan apa yang ia lihat tadi.
'' bagus sayang, lain kali jika bulan melihat orang bertengkar segera lari atau bersembunyi ya nak,''. Hanya itu yang bisa Ayana katakan. Iya takut jika anaknya akan ikut dipukul juga jika melihat seseorang bertengkar, karena menjadi saksi mata. Dan Ayana pun membawa masuk bulan. Di dalam Bintang sudah mengeluarkan bajunya, hendak mandi. Bocah laki-laki itu memang sangat pintar.
'' setelah bintang mandi, bulan pun juga mandi ya, Mommy akan masak dulu,'' ucap Ayana sambil menurunkan bulan. Dan gadis kecil itu pun mengangguk dan berlari kecil ke dalam kamar.
Ayana langsung ke dapur kecilnya untuk memasak. Ayana mengambil ayam di kulkas, dan beberapa sayuran, juga kelapa parut yang ia beli tadi. Ayana memasak ayam santan dan sayur santan juga. Dan tak lupa ia menggoreng sosis untuk menambah nafsu makan anaknya juga kentang goreng.
Setelah kedua anak pintar itu mandi dan memakai bajunya sendiri, dengan rambut yang basahnya juga panjang, bulan menyisir rambutnya di kursi dekat dapur yang menjadi ruang tamu sekaligus ruang keluarga mereka. Ia melihat mommynya sibuk di dapur, dan bulan pun tak ingin mengganggu mommynya itu.
Bintang pun datang membantu bulan mengepang rambutnya, walau hasilnya sangat buruk, namun bulan sangat senang melihat mahakarya kakaknya itu.
Kedua anak itu pun seperti biasa berbincang sambil memakan roti di toples. Seperti orang dewasa saja.
'' kakak tadi aku melihat kau memukul Iqbal, kenapa?'' Tanya bulan, sambil mengunyah roti yang ia makan.
Bintang pun mengambil kacang lalu menjawab,'' Dia sangat nakal, dia berniat mencuri mainanmu agar kau menangis,''
''ish, dia selalu menjadi pengganggu,'' bulan mendesak kesal.
'' ayo anak-anak, kita makan dulu!'' Ayana membawa semua makanannya ke atas meja Sederhana itu.
Bintang dan bulan bersorak gembira. Mereka pun makan dengan nikmat.
'' mommy, kata bibi Devi, kita akan pindah ke kota besar itu ya, Benarkah itu mommy??'' Tanya Bintang.
Bulan terlihat berbinar mendengar itu.
'' mommy, Apakah itu benar?'' Tambahnya.
Ayana mengangguk. Membuat kedua anak itu sangat senang dan bersorak gembira. Mereka mulai berangan-angan tentang kehidupan di kota.
Ayana menatapnya sedikit miris, kedua anak tak berdosa itu belum tahu jika di kota adalah tempat paling kejam!
*******
Pagi ini Ayana membawa kedua anaknya ke warung. Devi sudah mendapatkan dua karyawan, gadis yang baru saja lulus sekolah. Rere akan mengajari mereka.
Saat Ayana dan semua karyawannya akan membuka warung, Ayana melihat Yana berjalan di depan warung mereka, dan wanita itu membawa Rara dan koper.
Yana menutup wajahnya dengan selendang.
Ayana ingin sekali menanyakan keadaan wanita itu dan bertanya ia akan kemana, namun Ayana menghargai privasi seseorang, jadi dia mengurungkan niat.
''RARA!KAU MAU KEMANA?'' Teriak bulan saat melihat Rara temennya.
Langkah gadis kecil itu terhenti, ia menatap bulan dengan berbinar.
Bulan berlari ke arah Rara, dan Ayana hanya mengawasi anaknya dari sini. Ia melihat Yana menatap Rara lalu menatap bulan yang sudah berada di depan mereka.
'' Rara, kamu mau ke mana? Kenapa Bibi Yana bawa koper?'' Bulan menatap ibu dan anak itu secara bergantian.
'' Rara mau ke rumah neneknya dulu,'' Jawab Yana, ia mengelus lembut rambut bulan. Dan Rara mengangguk, membenarkan ucapan ibunya.
Bulan pun langsung terlihat murung. Temannya akan pergi, Iya tak punya lagi teman untuk bermain.
'' jangan lama-lama ya Rara, Aku punya boneka baru, nanti kita main sama-sama,'' ucap bulan yang menatap haru pada Rara.
Rara menatap Yana, wanita itu mengangguk membuat Rara langsung memeluk bulan.
'' iya, jangan cari teman baru kalau aku tidak ada yah,'' ucap Rara. Bulan mengangguk dalam pelukannya.
Ayana menatap putrinya sedikit terharu, begitupun dengan Yana.
'' nanti ku bawakan buah kelingking, Kau suka kan?'' Ucap Rara, bulan mengangguk lalu melerai pelukannya.
'' ayo, kita harus pergi. Mobilnya sudah menunggu kita,'' ucap Yana, dan Rara langsung memegang tangan ibunya
Yana menatap bulan lembut.
'' jadi anak yang baik yah,'' ucap Yana, mengangguk polos.
Yana dan Rara pun pergi.
Rara Melambaikan tangannya pada bulan dan dibalas oleh gadis kecil itu.
Bulan terus melihat Rara dan Yana sampai mereka naik ke atas mobil pribadi milik kepala desa yang akan mengantar mereka ke kota. Setelah itu bulan kembali ke warung mommynya.
Bulan melihat Ayana berdiri di depan warung, Iya langsung memeluk mommynya dan menangis.Bintang yang melihat itu hanya menggeleng kepala Tak habis pikir. Menurutnya, bulan sangatlah cengeng.
'' anak Mommy Kenapa menangis?'' Tanya Ayana, ia memeluk bulan lembut.
'' Rara sudah pergi mommy, bulan nggak punya temen lagi,'' lirih bulan. Tangannya memeluk leher mommynya begitu erat.
'' Rara akan pulang nanti sayang, tidak usah menangis,'' Ayana mencoba menghibur putrinya itu.
Semua karyawan Ayana gemas melihat bulan yang sangat sayang pada sahabat kecilnya itu.
Bulan melerai pelukannya. Iya menatap mommynya dalam.
'' mommy, bulan tahu Bibi Yana pergi dari ayahnya Rara karena dia dipukul kan, mereka tidak akan kembali lagi ke sini, ayahnya Rara jahat,'' setelah mengatakan itu bulan kembali memeluk Ayana.
Ayana tak tahu harus mengatakan apa lagi, bulan sangat mudah memahami keadaan.
Mendadak Ayana menjadi takut ke kota, Bagaimana jika pria itu datang dan merampas anak-anaknya lalu bertindak kasar pada Ayana! Anak-anaknya akan mengalami trauma berat!
next.....
Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih.
Trauma itu sangat tidak baik untuk anak kecil, karena anak kecil sangat rentan akan mengingatnya sampai ia dewasa
update