Kagum, SHILLGE

Perjalanan . 

...Utary sudah sangat khawatir dengan kondisi Shilla namun jalanan terlihat sedang macam membuat nya tak tenang , begitu juga dengan Juan ia menyetir dengan tangan yang gemetar. ...

...Rasa khawatir beradu menjadi satu dengan bayangan yang tidak-tidak. Saat berhasil melewati kemacetan mereka melakukan dengan kecepatan tinggi hingga sampai dirumah sakit. Utary langsung menuju ruangan setelah mendengar intruksi dari suster. ...

...Dri kejauhan ia nampak melihat sosok lelaki siapa lagi jika bukan Faren yang masih setia menundukan kepala. Utary langsung mengintip anaknya dia dalam namun  tak nampak ia akhirnya memborong banyak pertanyaan kepada Faren. ...

...Faren menceritakan dengan gamblang tanpa menutupi apapun, Utary langsung terduduk lemas sembari menutup mulut nya dengan tangan, begitupun air matanya sudah mengalir deras. Tatapan mata Juan juga tak kalah tajam ia menggertak giginya, rasa kecewa, sedih, takut kehilangan menyatu menjadi satu. ...

...Ia memeluk istrinya dengan erat sambil menenangkan nya, sampai dokter membawa dokumen ke arah Juan untuk ditanda tangani setelah itu Shilla dipindah keruang operasi . ...

“Kamu sebaiknya pulang, paman  tidak ingin melihat kamu disini.” Dengan nada penekanan. 

“Izinkan saya disini sampai Shilla sadar ya paman, aku sangat khawatir padanya.”pintanya dengan memohon. 

“Tidak! Kamu cepat lah pulang saya tidak ingin melihat wajah kamu disini. Sekarang pergi lah.” Ujarnya lagi. 

...Utary masih tak ingin melihat Faren ia terus memeluk serta menyembunyikan wajah nya di dada bidang sang suami yang sekarang sedang berusaha mengendalikan emosinya. ...

...Ia juga sakit saat mendengar penuturan Faren, seumur hidup Shilla tidak pernah ia bentak dan baru kali ini orang lain yang tak punya hubungan apapun  dengan nya sudah berani membentak. Hati ibu mana yang tak sakit. ...

“Kamu pulang lah nak Bibi gak mau lihat kamu disini.” Tegasnya karena Faren terus saja menolak perintah Juan. 

...Kali ini Faren tidak bisa mengeluarkan sepatah kata karena Bibi Utary yang biasanya bisa memaklumi saja sudah tak mau melihat nya. Dengan perasaan campur aduk antara, sedih, khawatir serta penyesalan menyatu menjadi satu. ...

...Ia memang salah karena membentak Shilla yang jelas tak ada hubungan serius dengan nya. Faren melangkah dengan kaki yang lemas mulai meninggalkan ruang operasi seraya menundukkan kepala. ...

...Seperti hilang arah kejadian yang baru saja terjadi benar-benar membuat kesadaran nya terguncang ditambah dengan teroran chet dihandphone nya membuat ia semakin merasa gila. ...

...Saat keluar dari rumah sakit ia berhenti di taman sembari duduk dan mengusap rambutnya dengan kasar. ...

“Apa lah semua ini, kapan aku bahagia ohh Tuhan.” Mengacak rambut serta menghapus air matanya dengan kasar. 

...Ia menangis ditemani malam yang mulai larut, Ummi yang sedari tadi menunggu dirumah ikut khawatir karena belum mendapatkan kabar lagi. Disisi lain ia tak bisa kerumah sakit karena ada beberapa laporan toko yang harus ia cek , walau ia kerjakan dengan rasa gelisah yang terus menerpa hatinya. ...

...Dering telepon menyadarkan lamunan Faren ia hanya menatap sesaat lalu menyalakan nada silent kembali memasukan ke kantong sakunya. Mulai beranjak dari duduk menuju motornya ia akan pulang terlebih dahulu karena sekalipun ia memaksa ia untuk tetap dirumah sakit tak bisa sebab kedua orang tua Shilla tak ingin melihat nya. ...

...Menyusuri jalanan kota yang mulai malam dan hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang, ia melajukan motornya dengan pelan. Sembari terus memikirkan Shilla apa kah operasi nya berhasil? Apakah lukanya sangat parah?. Ia merasa tak tenang sesekali menghirup nafas panjang mengeluarkan perlahan. ...

^^^Mencoba fokus mengendarai motor hingga ia memasuki pekarangan rumah nya. Suara motor sport yang Ummi sangat hafal membuat nya langsung keluar dan menyambut sang empu dengan berbagai pertanyaan. ^^^

...Namun baru saja Faren membuka helm sudah terpampang jelas raut wajahnya yang lesu bahkan matanya terlihat sembab. Ummi menangkup wajah Faren sembari bertanya apa yang telah terjadi. ...

“Aku juga bingung mau jelasin dari bagian mana Ummi yang jelas aku menyesal Ummi.” Katanya lalu pergi menuju kamar. 

Ditengah tangga. “Apa yang membuat mu menyesal Faren?.” Dengan nada tegas. 

“Banyak Ummi.” Singkatnya. 

...Ummi menggelengkan kepala sudah berapa kali anaknya selalu membuat ulah. Baru 2 langkah handphone nya berdering telepon dari seorang wanita. Dengan malas ia menerima telepon dan Ummi bisa melihatnya dengan jelas. ...

“Kamu pacaran lagi Faren, baru juga kemarin putus ini udah pacaran lagi. Kamu paham bukan dengan apa yang sudah Ummi jelaskan.” Sahutnya di bawah tangga namun masih bisa melihat Faren dengan jelas. 

...Faren hanya menghela nafas lalu menutup handphone nya saat Ummi sedang berbicara. Ia tak mengeluarkan secerca kata untuk jawaban Ummi malah ia kembali beranjak melangkahkan kaki menuju kamarnya. ...

...Ummi yang diperlakukan seperti itu menggelengkan kepala seraya mengelus dadanya yang terasa sakit. Ia sakit hati sosok anak lelaki yang diidamkan bisa menjunjung derajat orang tua malah berperilaku seperti ini. ...

...Dulu ia beranggapan dengan cara masuk ke pesantren maka ilmu pengetahuan Faren semakin banyak kamu ini yang terjadi malah sebaliknya ia lebih parah dari orang yang tak pernah masuk pesantren. ...

 “ummi kecewa nak, sampeyan kados   puniki. ummi kinten sampeyan ajeng dados   sosok jaler ingkang tanggel jawab     lan nebihi   larangan allah nanging nyatanipun  sampeyan setunggaling tiyang ingkang ingkar kalih janji ingkang sampeyan ucap kan saderengipun mlebet pesantren .(Ummi kecewa nak, kamu seperti ini . Ummi kira kamu akan menjadi sosok lelaki yang bertanggung jawab dan menjauhi larangan Allah namun nyatanya kamu seorang yang ingkar dengan janji yang kau ucap kan sebelum masuk pesantren).” ujarnya diiringi isakan tangis. 

...Tiba-tiba Bel rumah berbunyi seperti nya sang suami sudah pulang, ia segera menghapus air mata dan menampilkan senyuman manis nya . Ia harus bersikap seperti biasa karena takut nanti suaminya akan marah lagi akibat ulah Faren yang sudah kebangetan. ...

...Ummi juga mendapat kabar dari salah satu karyawan nya yang tak sengaja melihat Faren di acara balap liar. Itu semua sudah membuat Ummi sakit hati dan merasa gagal menjadi sosok ibu. ...

...Langkah demi langkah ia buka pintu dan terlihat suaminya diambang pintu dengan wajah lelah namun terluas senyuman manis dibibirnya. Ummi mencium punggung tangan suaminya serta sang suami mencium kening Ummi sejenak. ...

“  Eh, koh mripat Ummi sembab telas nangis kah. wonten punapa cobi sanjang .(Eh, kok mata Ummi sembab habis nangis kah. Ada apa coba bicara).”sembari melangkah dan memeluk pingin Ummi dengan mesra. 

“ Mboten koh kala-wau Ummi namung kelilipan mawon, sampun nggih Ayah salin, siram, kula siapaken nedha dalu  kangge Ayah sami kopi ugi. (Enggak kok tadi Ummi cuma kelilipan aja, sudah ya Ayah ganti baju , mandi ,aku  siapkan makan malam untuk Ayah sama kopi juga).”jawabnya lalu tersenyum manis dan melangkah menuju dapur.