NovelToon NovelToon
The God Of Gaia Returned

The God Of Gaia Returned

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Sebuah kisah di dunia Gaia. Seseorang yang memiliki kekuatan dewa pada Era Unity Of Kindom 760 tahun yang lalu, kembali di era modern.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Adik

{Disuatu Tempat}

Erwin sedang bersembunyi di bawah jembatan. Dan mobil polisi sedang berkeliaran mencarinya dimana-mana.

"Gawat, kenapa bisa jadi seperti ini. Ini benar-benar sesuatu yang tidak aku inginkan. Sekarang aku sudah menjadi buronan." kata Erwin dengan panik.

"Kemana aku harus bersembunyi lagi, pihak militer pasti memburuku. Aku juga tidak bisa pulang ke rumah, identitasku sudah di indentifikasi. Lina akan dalam bahaya jika aku pulang ke rumah."

...

{Di Bank Central}

CEKREK CEKREK. Wartawan dari berbagai media datang ketempat kejadian, dan mengambil foto disana. Terlihat, sebagian gedung hancur karena kejadian itu.

"Bagaimana pelakunya bisa lepas Tuan.? Apa anda tadi sempat bertarung dengan perampoknya.?" tanya wartawan kepada petugas keamanan Bank.

"Itu benar, kejadian seperti ini jarang sekali terjadi. Tapi aku sudah berusaha menghadangnya. Namun begitu, saya juga gagal menahan serangannya." jawab petugas itu.

"Baik pemirsa, ini adalah kejadian yang jarang terjadi, bisa Anda lihat sendiri, bangunan depan bank sudah hancur karena serangan dari perampok. Petugas keamanan sudah berusaha untuk menahannya, tapi perampok itu berhasil lolos. Petugas kepolisian dan militer sedang mencari jejak persembunyiannya. Jika anda melihat seseorang yang mencurigakan, segera melapor ke pihak berwajib. Sekian siaran dari kami."

...

{Didalam Bank}

"Ini benar-benar sangat kacau. Siapa sebenarnya orang itu." kata Ryan yang di tugaskan disana.

"Kapten, ini profilenya." sahut prajurit disana.

"Hm.? Gilardi Erwin. Erwin? sepertinya aku kenal orang ini." kata Ryan.

"Apa kau menemukan petunjuk.?" tanya Ares yang juga di tugaskan disana.

"Ah, sepertinya dia adalah pasukan Ekspedisi di timku. Kenbo adalah pemimpinnya." jawab Ryan

"Jadi apa kau tau tempat tinggalnya.?" tanya Ares.

"Tentu saja kita semua tau." kata Ryan sambil mengeluarkan berkas pasukan Ekspedisi.

"Sebaiknya kita bergegas kesana." sahut Ares

Mereka berdua pun keluar melalui pintu utama, dan puluhan wartawan sudah menunggu mereka.

CEKREK CEKREK.

"Tuan, Tuan. Bagaimana kondisi didalam sana.?"

"Apa pelakunya sudah ditemukan Tuan.?"

"Bagaimana dengan kerugian yang di alami oleh pihak bank ?"

"Apa Royal Unity akan ikut turun tangan untuk menangani kasus ini.?"

Pertanyaan yang bertubi-tubi di lontarkan kepada Ryan dan Ares.

"Kondisi saat ini masih belum stabil. Kami masih mendalami kasus ini. Pelakunya juga belum di temukan, jadi bagi warga sekitar, dimohon untuk berhati-hati." jawab Ryan.

"Apa ada korban jiwa di dalam sana Tuan.?"

"Sejauh ini, ada 8 prajurit militer dan 2 petugas keamanan yang terluka, kami sudah membawa mereka semua ke rumah sakit untuk di rawat." jawab Ryan.

"Lalu, apa ada respon dari Royal Unity terkait kasus ini Tuan.?"

"Sampai saat ini, mereka masih belum bergerak. Jadi, pihak kepolisian bersama dengan militer kerajaan, akan bergerak sendiri untuk menangani kasus ini." jawab Ryan.

Ryan dan Ares pun berjalan menuju mobil militer. Namun wartawan disana masih menyerang dengan ratusan pertanyaan.

"Sampai disini dulu. Nanti kami akan memberikan keterangan terkait kasus ini." kata Ryan yang berada di dalam mobil.

Lalu, mereka pun langsung tancap gas.

"Kondisinya kacau sekali disini.?" kata Rudy yang berada di sana bersama dengan ribuan warga yang melihat kejadian di bank.

"Aku harap itu bukan kau Erwin. Jangan sampai kau terlibat dalam kasus ini."

Rudy pun pergi dari sana.

...

Tak berlangsung lama. Ryan dan Ares bersama dengan petugas kepolisian lainnya. Sampai di rumah Erwin.

"Cepat geledah rumah ini." kata Ryan

"Laksana Kapten."

BROOK. Suara pintu yang di tendang

"Em ? Apa kakak sudah kembali, kenapa berisik sekali. Kata Lina sambil keluar dari kamarnya.

"Periksa semua ruangan."

"Dan periksa semua perabotan yang ada di sini."

Lina pun langsung terkejut dengan kehadiran pasukan militer disana.

"He.? Apa yang terjadi. Kenapa kalian masuk kedalam rumahku tanpa ijin ?" teriak Lina dengan mata berkaca-kaca.

"Siapa dia.?"

"Hai Nak, apa disini rumah milik Erwin ?"

"Dia kakakku, kenapa dengan dia." jawab Lina

"Hm. Bawa anak ini keluar."

"Ikutlah dengan kami." prajurit disana pun langsung mengangkat tubuh Lina.

"Eh, ada apa ini, kenapa aku di bawa.?" teriak Lina sambil menangis dengan panik.

"Komandan, dia adalah adik Erwin."

"Jadi dia punya adik." sahut Ryan.

"Hiks, hiks." Lina menangis dengan takut disana.

"Apa kau tidak pernah melihat benda seperti ini didalam rumahmu.?" tanya Ryan sambil memperlihatkan Koin emas.

"Aku tidak tau, aku belum pernah melihat benda itu." jawab Lina.

"Katakan yang sebenarnya, apa kau tidak pernah melihatnya.?" sahut Ryan.

"tidak pernah, aku tidak pernah melihatnya." kata Lina dengan menangis

"Jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya, kakakmu akan dalam bahaya " kata Ryan.

"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Lepaskan aku." teriak Lina.

"Kapten, kami sudah menggeledah semua isi rumah, tidak di temukan satu pun koin didalam sana."

"Apa kalian sudah memeriksa di pekarangan rumah ? Bisa saja koin ini di sembunyikan disana." sahut Ares.

"Kami juga sudah mengali di beberapa titik Kapten. Tapi tidak di temukan."

"Baiknya kalau begitu. Kita pergi dari sini. Jangan membuang-buang waktu." kata Ares.

"Lalu, apa anak ini akan kita bawa.?"

"Biarkan saja dia disini." sahut Ryan.

"Laksanakan Kapten."

Mereka semua pun pergi meninggalkan rumah Erwin. Dan Lina disana menangis dengan histeris. Kondisi rumahnya juga sangat berantakan, bahkan banyak perabotan yang rusak disana.

...

{Dijalan}

"Ini sudah hampir tengah malam, tapi polisi disini masih sangat berisik." kata Rudy sambil melihat mobil Kepolisian dan Militer yang masih berkeliaran disana.

Tidak berlangsung lama, ia mendengar suara tangisan yang sangat keras.

"HOAA, HOAA."

"Siapa yang menangis tengah malam begini.?" sahut Rudy dengan sangat kesal sambil menghampiri sumber suara itu

"Hiks. Kakak. Dimana kau, kakak. HOAA"

"He? Anak kecil.?" kata Rudy sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Siapa yang berani membiarkan anak sekecil itu menangis tengah malam begini."

Rudy pun menghampirinya

"Hai Nak. Kenapa kau menangis di sini.?" tanya Rudy

"Hiks. Kakak, hiks. dimana dia." sahut Lina.

"Kakak.? Apa kau sedang mencari kakakmu.?" tanya Rudy.

"Ada banyak orang yang menghampiri rumahku, dan mereka mengacak-acak perabotan disana." kata Lina

"He.? Kenapa mereka kerumahnu.?" tanya Rudy

"Kata mereka, mereka sedang mencari sesuatu disana. Hiks." jawab Lina.

"Jangan bilang dia adalah keluarga dari pelaku perampokan di Bank." kata Rudy dalam hati.

"Huaa, Huaa." tangisan Lina semakin menjadi-jadi.

"Apa kau punya keluarga, selain kakakmu?" tanya Rudy.

"Hiks. Aku hanya memiliki kakak. Orang tua kami sudah lama meninggal." jawab Lina.

"Lalu, siapa nama Kakakmu.?" tanya Rudy.

"Kakak Erwin."

"He.?" Rudy pun langsung terkejut sambil menelan ludah.

"Erwin.? Jadi pelakunya adalah Erwin.? Kau ceroboh sekali Erwin, kau meninggalkan adikmu sendirian yang masih kecil. Apa yang sebenarnya kau pikirkan."

...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!