NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13 Senyum Samar

“Lu yakin bisa sendiri?” Tanya Juan yang ragu dengan cara Haikal berjalan

“Gue nggak selemah itu, Mending kalian balik deh” ucapnya dengan menahan tubuhnya pada salah satu tembok yang berada di parkiran.

Mereka memutuskan untuk kembali setelah yakin dengan kondisi Haikal

“Lu yakin ninggalin dia?” Tanya mereka pada Riza,

“yakin, Lagian emang dia mau kemana lagi, mobilnya kan kita yang bawa” Ucap Riza dengan senyum namun tetap tampak rasa kuatirnya pada Haikal

“Kenapa kita nggak bermalas disana aja tadi yah” Seru Jeno

Juan dan Riza juga melirik Jeno yang duduk pada kursi penumpang bagian belakang.

Mereka juga tidak paham kenapa mereka memilih pulang dan meninggalkan Haikal yang sedang pusing memikirkan mantan pacarnya.

“Terus Kita balik apa kaga nih?” Tanya Juan yang mengemudikan mobil

“Nggak usah ah, nanggung jalan aja, kita bermalamnya dirumah Lu aja” ucapa Riza yang sudah cukup lelah

.

“Lalalala” Gisel melenggang dengan bersenandung pelan.

Ia sebenarnya takut berjalan keluar tapi demi memenuhi keinginannya yang ingin makan mie instan sehingga Ia memilih keluar membelinya pada minimarket yang buka 24 jam.

“Hei” seru suara laki-laki dibelakang Gisel

Gisel menghentikan langkahnya karena terkejut.

“Aduh…, nggak lagi deh Gue keluar malam tapi buat malam ini aja tolongin Gue Tuhan” Gisel berdoa dengan lirih dan berusaha menguatkan kakinya yang hendak berlari.

“Heh, Lu cosplay jaadi patung?” Tanya kembali pria yang ada dibelakang Gisel dengan suara serak dan sedikit sayu

“Fiks dia pasti abang-abang yang mabuk, suaranya aja kaya gitu” Gisel menarik nafasnya pelan dan mengepalkan tanganya.

“Gue bakal coba sebisa Gue, enak aja dia hei hei in Gue” Gisel memajukan kedua tangannya didepannya dan bersiap berbalik memukul orang yang ada dihadapannya.

Namun sayang karena Gisel memang tidak mempunyai bakat bela diri dan kakinya yang tidak siap membuat Ia kehilangan keseimbangan dan menabrak pria yang ada didepanya.

Dengann posisi Gisel berada diatas tubuh pria tersebut, Gisel terperangah mengetahui siapa pria yang ada dibawahnya saat ini.

“Kak Haikal” tegurnya dengan wajah yang begitu terkejut.

“Iya ini Gue, Lu pikir Gue gelandangan mabuk yang masuk area sini yah” tanya Haikal dengan posisi keduanya yang belum berubah.

“Iya, Gue kaget banget tadinya Gue mau mukul wajah kakak, kalau memang itu orang yang mau ngisengin Gue” jawab Gisel dengan perasaan bersalah.

“Ya udah minimal Lu turun dulu dari tubuh Gue” ucap Haikal yang sudah tidak baik-baik saja dengan posisi saat ini, apalagi dengan tangan kananya yang Ia gunakan menyanggah sebagian tubuhnya

“Eh maaf yah kak” Gisel segera berdiri dan menepuk-nepuk roknya yang kemungkinan berdebu akibat jatuh.

Gisel masih fokus dengan pakaiannya dan menundukkan kepalanya, sebenarnya Ia yakin roknya tidak akan sekotor itu tapi Is juga kepalang malu sehingga mencoba menghindari tatapan Haikal

“Lu sampai kapan nepuk in rok kaya gitu, perasaan Lu jatuhnya diatas Gue deh jadi nggak bakalan sekotor itu” ucap Haikal menyindir Gisel yang mengabaikannya.

“Eh Kak Haikal baru balik dari kampus yah” tanyanya mengalihkan pembicaraan Haikal yang akan membuatnya malu.

“Nggak, Gue abis dari club” jawabnya santai

“Oh pantesan tadi Gue dengar suaranya kaya sayu dan serak, sepertinya ni orang mabuk deh” gumam Gisel dalam hati

Gisel hanya tersenyum tipis dan canggung serta menganggukan kepalanya memahami apa yang dikatakan Haikal.

“Gue boleh numpang apartemen Lu nggak?’ tanya Haikal

Ia sudah begitu mengantuk jika harus menelpon teman-temanya untuk kembali.

“ke-kenapa kakak mau numpang apart Gue, emang apartemen kakak kenapa?” tanya Gisel dengan sedikit gugup

Gisel bahkan hanya mengetahui Haikal si ketua BEM yang dingin dan tegas serta saudara dari teman kelasnya Candra. Selebihnya Ia tidak tahu lagi, menurutnya Ia tidak seakrab itu untuk memberikan tumpangan.

“Kunci apartemen Gue ketinggalan dimobil, dan mobil Gue dibawa Juan balik kerumahnya. Gue nggak mau ngerepotin dia buat pulang balik dann Gue udah ngantuk banget” Jelas Haikal dengan matanya yang sudah mulai menyipit

Gisel memperhatikan sekitar takutnya ada yang memperhatikan interaksi keduanya yang bisa menyebabkan salah paham, apalagi dengan satpam apartemen yang mengenali kakaknya.

“Bisa nggak, kalau nggak Gue bakal nyari orang lain buat minta tolong” Haikal mulai berjalan dengan sempoyongan

“Eh nggak gitu kak,…” Gisel berpikir sejenak

Ia juga tidak tega melihat keadaan Haikal yang sudah begitu mabuk dan akan kesusahan jalan mencari bantuan, apalagi ini sudah masuk larut malam, Lalu sama siapa Ia akan minta tolong.

“Ya udah ayo kakak ikut Gue ke apart” jawabnya lalu berjalan dengan cepat meninggalkan Haikal menuju lift.

Haikal melengkungkan bibirnya keatas, Ia tersenyum melihat Gisel yang mau membantunya walaupun ragu dan penuh pertimbangan untuk memberinya tumpangan.

Haikal sebenarnya bisa saja meminta kunci serep pada satpam, namun Ia sengaja ingin melihat bagaimana kepedulian Gisel. Perempuan yang sedikit mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Setidaknya dengan menjahili Gisel saat ini, pikiran Haikal sedikit berkurang mengenai Sesil sang mantan yang menyusahkan otak dan energinya.

.

“Lu mau ngeliatin Gue sampai kapan” ucap Haikal yang masih menyadari keberadaan Gisel di depannya

Gisel yang kepergok memperhatikan Haikal segera bergegas masuk ke kamarnya dan menutupnya rapat-rapat.

“Duh ngapain juga Gue ngeliatin wajah kak Haikal tadi, tapi dia ganteng juga sih kalau lagi tidur tenang gitu” ucapnya lalu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan isi kepalanya.

Gisel mengganti pakaiannya dengan piyama santai yang sebelumnya Ia menggunakan hoody dan rok selutunya saat keluar membeli mie instan.

Setelah mengganti pakaiannya Gisel keluar untuk memasak mie instan yang dibelinya sebelumnya, malam ini Ia memang berencana untuk begadang menyelesaikan tugas kampusnya yang masih menumpuk dan Ia memilih mie instan yang menemani malam panjangnya.

“Tadi mienya Gue taruh mana yah” Gisel menggaruk tengkuknya karena sembari mencari kantongan mie instan yang dibelinya.

“Nggak mungkin juga kan Gue lupa diparkiran” ucapnya dengan sedikit berpikir.

“Ah, Gue ingat kayanya ada di meja tamu deh” ucapnya lalu segera bergegas menuju ruang tamu.

Ia melihat kantongan mie instan yang ada diatas meja lalu segera mengambilnya dan hendak kembali ke dapur untuk memasaknya.

Namun perhatiannya kembali pada Haikal yang tertidur dengan pulas denngan celana dan kaos tipisnya.

Gisel memperhatikan ac ruangan yang cukup dingin, lalu kembali memperhatikan Haikal.

“Gue ambilin selimut kali yah” ucapnya pada diri sendiri lalu tanpa sadar menyimpan kembali kantongan mie instannya di atas meja.

.

Gisel kembali dengan selimut tebal ditangannya dan memasangkannya pada tubuh Haikal sebatas dadanya.

“Udah, setidaknya kalau Ia kedinginan bisa memperbaiki selimut yang ada ditubuhnya” ucapnya bangga dengan ide yang ada dipikirannya.

Lalu Ia mengambil kembali kantongan mie instan yang ada dimeja dan membawanya kedapur untuk dimasak.

Gisel memotong beberapa sayuran untuk ditambahkan sebagai teman memasak mie instan nantinya, menurutnya sayur sawi dengan mie instan merukan pasangan yang klop dan tepat.

“Yah daun bawangnya abis yah” ucap Gisel dengan nada kecewa karena kehabisan salah satu bumbu inti sebagai teman makan mie.

“Ya udah deh yang ada-ada aja” ucapnya kembali lalu memasukan beberapa bahan kedalam rebusan air sebelum Ia menyemplungkan mie instannya.

“Hm hm hm hm” senandung Gisel dan membalikkan badanya.

“Akhhh” teriak Gisel yang melihat Haikal berdiri dengan tegak diambang ruangan dapur.

“Kakak kok tiba-tiba ada disitu?” Tanya Gisel yang tidak bisa menutupi ras terkejutnya yang melihat Haikal muncul tiba-tiba

“Gue lapar, Gue bisa minta makanan Lu nggak?” tanya Haikal dengan wajah datar dan muka bantal.

“Bi-bisa kok Kak, Gue masakin dulu yah” ucap Gisel lalu kembali menghadap pada kompor yang ada dibelakangnya lagi dan berusaha menghilangkan degupan jantungnya karena terkejut.

“Udahh yah wahai jantung, yang Lu liat manusia kok bukan hantu” ucapnya agar dapat menetralisir jantungnya.

“Gue bisa pinjam toilet nggak?” tanya Haikal yang masih berdiri ditempatnya semula.

“I-iya bisa kak, toiletnya ada disebelah kamar tamu” ucapnya sembari menunjukkan salah satu toilet yang ada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Haikal menganggukan kepalanya dengan senyum samar karena tingkah Gisel yang tampak jelas gugup lalu Ia menuju toilet yang telah ditunjukan oleh Gisel.

Gisel membalikkan badanya lalu mengambil beberapa bahan yang sama untuk memasak mie instan Kembali sembari mengusap dadanya meredahkan keterkejutannya.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!