KULTIVATOR DI DUNIA BARU

Di malam hari, Leon menemui Lin Chen duduk di taman istana kerajaan Florin, Lin Chen tampak duduk dengan posisi kultivasi dengan tenang sambil menutup matanya.

"Guru maaf mengganggu.." Leon menghadap depan Lin Chen sambil memberi hormat kepada Lin Chen.

"Hm? Kamu pasti menemuiku untuk memohon ikut bersamaku kan?" Ucap Lin Chen yang sudah mengetahui isi hati dari Leon.

"Itu.. benar guru.." ucap Leon yang tidak bisa menyangkal perkataan Lin Chen.

"Bocah, aku tidak pernah melarangmu mengikutiku, tapi yang harus kamu tau bahwa kau adalah satu satunya pewaris dari kerajaan Florin dan sosok yang sangat pantas menjadi raja yang baik untuk benua Florin ini," ucap Lin Chen kemudian menghentikan posisi kultivasinya dan berdiri menepuk dada Leon.

"Tapi guru.."

"Bocah, anggap ini sebagai tugasmu dariku.. ubah sistem benua Florin menjadi benua kultivator.. aku ingin kau mengubah kerajaan ini menjadi sebuah sekte yang menguasai benua ini.." ucap Lin Chen menjelaskan rencananya kepada Leon.

"Maksud anda guru?" Leon sangat kebingungan dengan penjelasan dari Lin Chen.

Malam itu, Lin Chen dan Leon bercerita panjang lebar mengenai sistem sebuah dunia dimana kultivator itu menguasai sebuah benua dalam bentuk kelompok berupa sekte.

Lin Chen menjelaskan bahwa sekte memiliki banyak para kultivator, berbeda halnya dengan kerajaan yang sistemnya terbatas dan hanya orang tertentu memiliki hak menggunakan kekuatan yang diizinkan apalagi seorang prajurit kerajaan. Lin Chen ingin mengubah tatanan itu dan mengenalkan kepada dunia luar bahwa ada satu kekuatan di dunia ini yang tidak diketahui dan bisa menghancurkan satu benua.

"Aku ingin kamu membuat tatanan baru itu, aku ingin kamu memulainya," ucap Lin Chen berharap kepada Leon.

Leon yang mendengar cerita dan gambaran mengenai kultivator sekarang memiliki tujuan dan ambisi menjadi raja Florin dan mengubah sistem tatanan yang ada di benua Florin.

"Baik guru, demi harapan guru aku akan melaksanakan perintah anda dengan baik!" Ucap Leon begitu semangat karena Leon merasa bahwa tugas ini merupkan tugas yang sangat penting bagi Lin Chen.

"Baiklah, kembalilah beristirahat, besok aku akan mulai berangkat bersama Azel menuju ke benua Arcana," ucap Lin Chen yang sudah menentukan tujuannya yaitu benua Arcana dimana benua terbesar ras manusia berada.

Keesokan harinya, Lin Chen melihat di luar istana begitu banyak orang bersorak dan ingin melihat perjalanan Lin Chen pergi meninggalkan kerajaan Florin.

"Kenapa harus seperti ini?" Lin Chen kini tidak berekspresi sama sekali karena merasa bahwa ini sangat berlebihan.

"Tuan.. orang orang seperti menunggu kedatangan kita.." Azel melihat semua orang serta para petualang benu Florin dan prajurit menunggu kemunculan Lin Chen dan Azel.

"Guru.. maafkan aku karena hanya ini yang bisa aku lakukan untuk anda.." ucap Leon kemudian tangan Lin Chen memukul kepala Leon.

Plak!!

"Bocah bodoh! Aku ingin pergi tanpa ada kemeriahan seperti ini, kapn aku memintamu melakukan hal ini ha?!"

Plak!

Plak!!

Plak!!

Lin Chen begitu kesal melihat Leon yang begitu berlebihan kepada Lin Chen padahal berangkat tidak perlu ada kemeriahan seperti ini.

"Hehe guru, maafkan murid ini, tolong anda menerimanya karena kita pasti akan lama bertemu kembali sembari aku menyiapkan semua tugas yang anda berikan kepadaku," ucap Leon yang ingin memberikan kemeriahan sebelum berpisah dengan Lin Chen.

Yah mendengar alasan dari Leon membuat Lin Chen menghela nafas, "Huff.. baiklah terserah kamu saja," Lin Chen kemudian beranjak pergi keluar bersama Azel.

"Selamat jalan pahlawan!!"

"Hati hati di jalan pahlawan!!"

"Semoga kalian dapat kembali lagi ke benua Florin!!"

Mereka semua bersorak melihat Lin Chen dan Azel berjalan menuju keluar istana kerajaan.

Raja Florin memberikan begitu banyak bekal bahkan emas untuk biaya Lin Chen dapat digunakan di benua Arcana.

Sebenarnya di kastil Lin Chen ada harta penyimpanan yang telah lama disembunyikan Azel, bahkan dulu tidak ada seorangpun yang dapat membuka harta penyimpanan tersebut kecuali Azel.

Begitu banyak emas yang tersimpan disana, untuk bekal perjalanan, Lin Chen membawa semua barang berharga berupa pedang langka, dan banyak barang berharga serta gunungan emas.

Tapi bagi Lin Chen tidak perlu menolak pemberian seseorang karena sesuatu yang baik bisa berupa dari seseorang.

"Hati hati di jalan guru besar," ucap sang raja Florin begitu bersyukur dengan sosok Lin Chen. Yah walau ada penyesalan didalam hatinya karena kebodohannya dan keegoisannya serta bodoh mau menyerang Lin Chen dulu.

"Hm, Leon aku harap kamu bisa menjadi pemimpin yang baik, dan jangan lupakan tugas yang kuberikan kepadamu," ucap Lin Chen kepada Leon.

"Baik guru!"

Seketika di tempat itu, Lin Chen menghilang dengan cepat tanpa ada angin dan hujan menghilang. Leon melihat itu sudah biasa, seketika kemeriahan itu pun perlahan mulai berakhir.

Kini di sebuah hutan tak jauh dari wilayah pemukiman kerajaan Florin.

"Gawat! Aku harus berlari secepat mungkin!" Seorang berjubah berlari menjauh dari wilayah pemukiman kerajaan Florin dan masuk ke hutan dengan panik berlari secepat mungkin agar keberadaannya tidak diketahui.

Setelah beberapa saat berlari cukup jauh, orang berjubah itu berhenti sejenak untuk menghela nafasnya yang terengah tengah.

"Huff haa.. huff.. sudah jauh seperti ini.. pastinya dia tidak dapat melacak lokasiku.." seorang berjubah tersebut kemudian mengambil botol air yang di ikat di samping bajunya kemudian meminum air tersebut dengan tergesa gesa.

Blup..

Blupp..

"Haaahhh.. " akhirnya nafasnya kembali stabil karena telah meminum air dan beristirahat sejenak.

Namun kejadian itu tidak berlangsung lama, ketika seorang berjubah itu membuka tudung kepalanya, tiba tiba muncul seseorang di depannya sangat cepat.

"Ho? Ternyata manusia aneh?" Lin Chen tiba tiba muncul di hadapan sosok berjubah yang melepas tudung kepalanya.

"Kyaaa!!" Sosok tersebut merupakan seorang wanita yang memiliki telinga seperti hewan menyerupai kucing. Wanita tersebut memiliki tinggi seperti Lin Chen dan terlihat masih muda. Dia sangat terkejut melihat Lin Chen yang muncul di depannya.

"Ka.. kamu!!" Wanita hewan itu kemudian mengeluarkan sebuah pedangnya berniat untuk menyerang Lin Chen.

Swosh..

Swosh..

Pedangnya menyerang Lin Chen akan tetapi Lin Chen menghindarinya seperti melawan sosok anak anak didepannya. Tentu saja serangan tersebut tidak teratur dan tidak terstruktur arahnya dan tbisa dibilang wanita itu masih pemula dan tidak mahir menggunakan pedang.

Lin Chen yang selalu menghindari serangan tersebut kemudian menghentikan serangan itu menggunakan kedua jarinya dengan mudah.

"Hoaam.. hei orang aneh, kemarin kau kan yang memantauku dari kejauhan?!" Ucap Lin Chen mengerutkan keningnya memberikan tekanan yang membuat wanita itu ketakutan dan syok melihat Lin Chen sangat menakutkan.

"Ti....dak..." wanita itu perlahan lahan pingsan dan jatuh di atas tanah karena ketakutan terhadap Lin Chen.

-------

Hei teman teman ada karakter baru lagi nih..

Ayo pilih siapa diantara kalian menyukai karakter ini atau Azel?

Isi di kolom komentar yah teman teman☺️