Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Memasuki dunia kecil Qiong
"Serangan formasi gunung emas" teriak Zheng Li. Di belakangnya Xia Sifa dan Li Hao lalu membentuk formasi menyerang badai. Mereka terus bertempur dengan keras. Ledakan demi ledakan terjadi tetapi tidak dapat menghancurkan badai pisau tersebut.
Tiba-tiba sebuah sinar emas melesat masuk ke dalam badai pisau.
Boom... Bom... Ledakan keras menghancurkan badai pisau tersebut. Ditengah badai itu berdiri seorang pemuda dengan sebuah tanduk kecil di kepalanya.
"Qiong Du ******** !" Aku akan menghancurkanmu" teriak pemuda tersebut marah.
"Haha sungguh lancang. Weng Long kamu telah memasuki wilayahku dan masih berbicara sombong, dasar cacing kecil. Dengan kekuatan darah yang tidak signifikan masih ingin melawanku, akan kupatahkan tanduk kecilmu yang jelek itu" ucap Qing Du acuh tak acuh.
"Hahaha.. Akan ku hancurkan cangkang busuk mu itu. Ucap Weng Long membalas."
Mati!... teriak Qiong Du dengan marah. Cahaya emas melesat ke arah Weng Long. Boom ledakan keras terjadi. Pertarungan terus berlanjut hingga sepuluh jurus.
"Hahahaa.. Qiong Du, apakah hanya ini kekuatanmu? ayo keluarkan kekuatanmu yang sesungguhnya" ucap Weng Long memprovokasi.
"Hahah baiklah, Weng Long sebelumnnya aku hanya menguji kekuatanmu. Sesuai dengan permintaanmu, aku akan bertarung dengan serius" ucapnya. Boom... Ledakan aura pendekar tingkat pertapa suci puncak dengan ganas menyebar.
Zheng Li, Li Hao, Xia Sifa dan Qing Ruo yang baru datang hanya bisa menonton pertarungan tersebut terkejut dengan kekuatan manusia kura-kura itu. Bahkan Weng Long.
"Apa! sejak kapan penguasa pulau kura-kura menjadi seorang pertapa suci. Kening Weng Long mengkerut".
Swhos... tapak besar meraih tubuh Weng Long dan mencengkramnnya dengan erat. "Argh... lepaskan aku" teriaknya keras.
"Hahhaa lepaskan dirimu jika kamu bisa. Sebelumnnya kamu yang meminta aku melakukannya. Weng Long, sesuai dengan janjiku sebelumnnya" ucapnya tanpa ragu lalu mematahkan tanduk kecil di kepala Weng Long.
"Ah... Weng Long kesakitan". Swosh...cahaya hijau melesat keluar dari tanduk tersebut.
Tanduk bagi klan naga adalah lambang kehormatan dan kekuatan darah mereka. Jika tanduk mereka dipatahkan maka kekuatan mereka juga hilang. Selain itu, diperlukan ratusan tahun lagi untuk menumbuhkannya.
"Argh... Ayahku akan membunuhmu" teriak Weng Long dengan marah.
"Haha... Anak kecil hanya bisa mengadu pada ayahnya. Jika ayahmu berani datang, seharusnya dia dari tadi muncul! dasar anak bodoh. Pulau kura-kura emas dan wilayahnya adalah tempat terlarang untuk di datangi oleh klan naga berdarah rendah sepertimu."
"Hahaha... Sungguh menyedihkan. Anak nakal, aku akan mengembalikannmu pada ayahmu " ucapnya lalu melempar tubuh itu.
Boom... Ledakan keras terjadi saat tubuh itu terbang ratusan meter menghantam air.
Senior terima kasih karena telah menolong kami ucap Zheng Li mendekati Qiong Du sambil menangkupkan tangannya.
"Baiklah.. Baiklah... aku tahu kalian adalah teman junior Ruo" ucap Qiong Du.
"Senior benar. Aku adalah gurunya dimana Qing Ruo dan yang lainnya?" tanya Zheng Li cemas.
"Guru, aku di belakang kalian" ucap Qing Ruo mengejutkan mereka semua.
"Hahaa... maaf kami terlaku fokus menonton pertarungan itu sehingga tidak memperhatikannmu" ucap Li Hao.
"Baiklah ikuti aku" ucapnya lalu terbang ke arah pulau.
"Hahaha itu sesepuh Zheng Li, senior Li, senio Xia Sifa dan Qing Ruo" ucap Duan Chi senang. Kecemasan di wajah para murid akhirnya hilang.
"Baiklah kalian semua ikuti aku" ucap Qiong Du lalu terbang ke tengah pulau.
Di tengah pulu ada sebuah gua. Di mulut gua tersebut berdiri tujuh ekor kura-kura hitam satu di antaranya bertindak sebagai pemimpin. Ketika kura-kura itu melihat Qiong Du, mereka berubah menjadi manusia dengan cangkang hitam di punggungnya.
"Tuan muda, anda datang" ucapnya sambil membungkuk hormat. "Baiklah bukakan pintu" ucapnya.
Pemimpin kura-kura itu lalu membuka pintu yang ada di mulut gua.
"Masuklah!" ucap Qiong Du.
"Saudara Qiong Du, ini?"
"Ya ini adalah gerbang duniaku. Yang kamu lihat sebelumnya adalah celah dimensi yang aku buat sebagai perangkap" ucap Qiong Du sambil tersenyum.
"Sungguh luar biasa" ucap Qing He Long dan Hye Long kagum
"Ini adalah dunia kami klan kura-kura emas. Dunia ini diciptakan oleh leluhur kami Dewa Qiong Chen, dan ini juga salah satu cara kami menjaga keturun darah murni kami" ucap Qiong Du menjelaskan.
"Kalian adalah yang pertama mengetahui keberadaan kami, ingat! rahasiakan pertemuan ini karena jika dunia luar mengetahuinya, maka kalian adalah orang-orang pertama yang akan aku buru" ucap tegas.
"Baiklah kita sudah sampai" ucapnya. Didepan mereka sebuah istana giok berwarna hijau keemasan berbentuk kura-kura berdiri megah.
Tangganya terbuat dari emas murni. di sepanjang kiri dan kanan jalan, bola-bola kristal bercahaya menjadi penerang.
Di gerbang istana, berdiri tiga lapis prajurit. Lapisan pertama berpakaian zirah besi, lalu zirah perak dan zirah emas.
"ini sangat luar biasa" ucap Qing Hye Long kagum.
"Senior Qiong Du, bagaimana dengan prajurit yang menjaga di depan mulut gua sebelumnya?" tanya Qing Ruo.
"Saudara Ruo, mereka adalah prajurit tingkat pertapa suci. Jarang ada yang mampu mengalahkan mereka. sebelumnya dirimu bisa masuk ke celah itu tanpa hambatan karena ada alasannya. Baiklah kita akan menemui tetua" ucapnya.
Qion Du lalu memanggil pelayan untuk melayani tamu-tamunya serta menyiapkan tempat baginya untuk beristirahat.
"Yang lain silahkan istirahat dan memulihkan diri. Jika ada yang di perlukan, minta saja pada pelayan. Mereka akan meyediakannya" Ucap Qiong Du lalu pergi ke dalam istana bersama Qing Ruo.
Didalam istana, tiba-tiba para tetua merasa kekuatan darah murni yang kuat menindas mereka.
"Siapa ini" tanya salah satu tetua. Tiba-tiba Qiong Du dan Qing Ruo masuk.
"Ayah, para tetua, aku mengenalkan seorang teman" ucap Qiong Du singkat.
" Patriak dan para tetua, aku Qing Ruo" ucapnya memperkenalkan diri.
Para penghuni istana masih terdiam tanpa reaksi. Mereka menatap Qing Ruo dengan tajam mencoba menyelidikinya dengan seksama.
Melihat sikap itu, Qiong Du merasakan ada yang salah.
"Ayah dan para tetua, saudara Qing Ruo adalah orang yang telah menolongku. Jika bukan karena dia, pecahan tujuh jiwaku tidak akan bisa di satukan lagi" ucap Qiong Du mulai kesal.
"Dari manamu?" tanya Qiong Di pada Qing Ruo.
"Aku berasal dari wilayah barat benua teratai biru"
"Lalu kemana tujuanmu?" tanya salah satu tetua.
Rasa penasaran mereka di aduk. Mereka adalah eksistensi yang sangat kuat, tetapi mereka merasa tertindas oleh pemuda dengan tingkat kultivasi yang lebih rendah.
"Kami tidak pernah ingin ke pulau ini sebelumnnya. Kami dari barat hendak ke jantung benua teratai biru. Tetapi di tengah perjalanan kami dihadang oleh badai pisau. Sehingga kami berada di pulau ini "ucap Qinh Ruo menjelaskan.
"Saudara Qing Ruo. Maaf jika kami berprilaku demikian. Kami harus berhati-hati. Karena tidak sembarang orang yang dapat masuk ke rumah kami. Jika saudara kecil mengizinkan, kami akan melakukan hal kecil pada saudara apakah boleh? tanya patriak.
"Apa yang perlu aku lakukan?" tanya Qing Ruo.
"Kami ingin melihat kekuatan darah saudara? apakah boleh.
"Apa!...lancang sekali. Apakah seperti ini cara kalian memperlakukan tamu-tamu kalian?" Ucap Qing Ruo mulai marah.
"Saudara kecil jangan salah faham. Kami tidak akan menggunakan kekuatan darahmu untuk keuntungan kami. Kami hanya memastikan siapa anda sebenarnya. Saudara kecil, Kami perlu menjelaskan bahwa kami bukan dari benua ini, dan kami memiliki banyak musuh. Itu sebabnya kami perlu berhati-hati" ucap patriak Qiong DI.
"Tidak perlu dengan melihat darahku" ucapnya lalu melempar lencana phoenix emas pada Qiong Di.
"Jika kalian bukan dari benua ini, kalian akan tau lencana itu" ucapnya kesal.
Mata Qiong Di dan para tetua yang lain terbelalak. Dengan cepat mereka semua bersujud dengan kepalanya sampai menyentuh lantai.
"Qiong Du, apa yang kau lakukan?" cepat bersujud!" teriak Qiong Di marah. Qiong Du yang masih bingung melihat perubahan semua orang yang tiba-tiba bersujud pada Qing Ruo.
"Penguasa muda, selamat datang di istana kami yang buruk ini. Sungguh sebuah kehormatan bagi klan kami. Penguasa muda mohon pengampunanmu atas tindakan kami sebelumnnya" ucap patriak merendah.
"Baiklah semuanya dapat berdiri ucap Qing Ruo. Mereka semua lalu berdiri dan menatap pemuda tersebut dengan ketakutan di wajahnya. Sebelumnya mereka berindak seolah-olah seperti penguasa, tetapi sekarang mereka merasa semut di hadapan pemuda tersebut."
Walapun tinglat kultivasinya rendah, tetapi statusnya dapat menghancurkan dunia kecil itu dalam sekejab.
"Penguasa muda, sudah ribuan tahun kami tidak melihat lencana itu, terima kasih" ucap Qiong Di dengan mata berkaca-kaca bahagia.
"Baiklah, aku perlu kalian menjelaskan semuanya. Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan. Bahkan aku tidak tahu siapa kalian" ucap Qing Ruo tegas.
Patriak dan para tetua saling berpandangan. "Penguasa muda, apa hubungan anda dengan penguasa agung Luo Feng?" tanya seorang tetua.
"Aku putranya" jawabnya singkat.
"Apa?.. tetua tersebut hampir hampir menjatuhkan lututnya, karena Nama Luo Feng sungguh menakutkan.
"Apakah dia masih hidup?" tanya patriak.
" Tentu, apakah kalian ingin bertemu dengannya?" tanya Qing Ruo.
Wajah mereka semua berubah pucat pasi. Terutama patriak, keringat dingin mulai membasahi keningnya.
"Penguasa, itu tidak perlu. Kami hanya senang mendengar jika penguasa agung masih hidup" ucap patriak.
"sikap kalian sangat mencurigakan. Aku tidak berpikir ada hubungan yang baik antara kalian dengan ayahku. Aku ingin kalian menjelaskan secara jujur apa yang terjadi. Jika kalian berbohong, maka kalian perlu menemuinya."
Qing Ruo masih kesal dengan sikap mereka sebelumnya yang ingin melihat kekuatan darahnya. Karena Luo Feng dengan keras meminta dirinya untuk tidak memperlihatkannya pada orang lain, apalagi orang yang tidak di kenal.