Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Setelah perdebatannya dengan Rain tentang pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukannya, Flo pun memilih untuk tidur dari pada pusing memikirkan hal tersebut. Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa yang ada di dalam kamar dari pada tidur satu ranjang bersama Rain.
Rain sendiri tak menyangka Flo lebih memilih tidur di atas sofa dari pada tidur di atas ranjang yang empuk bersamanya.
"Seharusnya aku buang sofa itu." Umpat Rain sembari mengusap wajahnya dengan kasar.
Tak mau kehilangan kesempatan untuk tidur bersama Flo, Rain pun memutuskan menghampiri gadis itu lalu memindahkannya ke atas ranjang. Beruntungnya Flo tidak terbangun sama sekali saat ia memindahkannya.
"Sempurna." Rain pun bersiap untuk tidur disamping Flo, dengan memeluk tubuh gadis yang sangat ia cintai. Namun belum sempat tangannya menyentuh tubuh Flo, suara dering ponsel membuatnya terkejut.
Rain pun terburu-buru mengambil ponselnya yang ada diatas nakas, karena tidak ingin Flora sampai terbangun dari tidurnya. Bisa berantakan rencananya untuk bisa tidur disamping gadis itu jika sampai Flo terbangun.
"Halo Dad." Jawab Rain sembari keluar dari dalam kamar.
Ya, yang menghubunginya tengah malam dan menganggu rencananya untuk memeluk Flo adalah Dad Alexander. Dan Rain yakin, pria yang berstatus sebagai Daddy kandungannya itu menghubunginya hanya ingin memastikan keadaan Flora.
"Bagaimana keadaan disana?" Tanya Alexander to the point.
Rain sendiri menghela napasnya dengan panjang saat tebakannya benar. "Dad tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyentuh Flo.' Setidaknya hanya memeluk dan tidur disamping Flo tidak masalah bukan?" Ucap Rain, namun kalimat terakhir itu hanya berani ia ucapkan dalam hati.
"Bagus, Dad percaya padamu."
Rain pun menganggukan kepala, meskipun Dad Alexander tidak bisa melihat apa yang tengah dilakukannya.
"Dad aku akan menutup —" Belum sempat Rain meneruskan perkataannya, sambungan telepon itu sudah dimatikan lebih dulu secara sepihak.
Begitulah Dad Alexander, jika sudah mendapatkan jawaban yang diinginkannya pasti pria itu akan menutup ponselnya begitu saja.
"Menganggu saja!"
Rain pun kembali ke dalam kamar, berbaring disamping Flo sembari memeluk gadisnya dengan erat.
*
*
Keesokan harinya.
Ah...
Flora berteriak dengan wajah yang terkejut saat mendapati dirinya yang tertidur di atas ranjang. Bahkan yang lebih parahnya Flo memeluk tubuh Rain dan mejadikan tangan pria itu sebagai bantalan tidurnya.
"Flo berisik!" Rain yang masih mengantuk membalik badannya.
Sementara Flora yang masih terkejut, kini merasa bingung kenapa bisa ia berada di atas ranjang.
"Rain Moses!" teriaknya lagi namun kini dengan wajah yang kesal.
"Ck, berisik sekali!" Rain yang merasa terganggu akhirnya duduk dengan bersandar di headboard.
"Rain, kau pasti yang memindahkan aku ke atas ranjang!" tuduhnya penuh dengan emosi. Sungguh Flo tidak terima jika tadi malam Rain menyentuh tubuhnya, apalagi kalau sampai pria itu melakukan hal yang tidak-tidak.
"Ck, untuk apa aku melakukannya?"
"Untuk melecehkan aku." Sahut Flo masih dengan emosi.
Rain tertawa sinis. "Kau lupa? Bukankah kau yang melecehkan aku dengan memeluk tubuh ini." Ia menyentuh dada bidangnya.
"Oh my God, kau benar." Flo menutup mulut dengan ke-dua tangannya sembari menatap dada bidang Rain.
"Sudahlah cepat kau siapkan sarapan pagi, dan seragam milikku." Rain beranjak dari atas ranjang dengan tersenyum penuh kemenangan. Ternyata sangat mudah membodohi Flora, karena gadis itu memang malas untuk berpikir.
"Kenapa aku merasa dibodohi?" Gumam Flo dalam hati sembari menatap punggung Rain yang menghilang dibalik pintu bathroom. "Oh iya sarapan. Tapi aku tidak bisa memasak." Keluh Flo yang teringat dengan tugasnya.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍