KEMBALI KE MASA SEKOLAH KU

Bel istirahat berbunyi. Hampir semua siswa bergantian keluar dari kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpustakaan, dan masih banyak lagi tempat yang dijadikan tempat untuk beristirahat.

Clarissa tidak berniat untuk keluar kelas. Perutnya masih kenyang. Dia meletakkan kepalanya diatas meja dengan berbantal tangannya.

Aileen berjalan menghampirinya. Dia akan berusaha membuat Clarissa bisa kembali dekat dengannya, agar rencana yang ia susun berjalan dengan lancar.

" Cla!" panggil Aileen sambil memasang wajah melas.

Mendengar namanya dipanggil, Clarissa menegakkan tubuhnya. Begitu melihat wajah Aileen, dia langsung muak. Namun dia menutupinya dengan menampilkan wajah datar.

" Maafin gua Cla ....!" ucap Aileen dengan lirih. Namun tidak ada tanggapan darinya. Yang ia lihat hanya wajah datar Clarissa.

" Gue tahu sudah bertindak diluar batas waktu itu. Namun gua cuman mau bantuin lo kok nggak ada niat lain," ucap Aileen .

".....?"

Masih belum ada tanggapan dari Clarissa. Aileen meremas kedua tangannya untuk mengendalikan emosinya yang hampir terpancing.

" Lo masih marah sama gua? " tanya Aileen dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Akting yang sangat hebat.

"... "

" Gua tahu lo _"

" Hai Cla mau makan bareng tidak?" tanya Gladys yang tiba-tiba hadir diantara mereka.

Gladys memang berniat mengajak Clarissa ke kantin bersama. Dia sengaja nunggu di luar kelas. Namun hingga lama, yang ditunggu tidak juga keluar. Untuk itulah ia nekat masuk kedalam.

Ternyata dia mendengar drama yang menurutnya nggak mutu banget. Andai dia melihat respon positif dari Clarissa, dia tidak akan menggangu.

Namun melihat jika wajah Clarissa nampak jengah dengan drama yang dibuat oleh Aileen membuatnya terpaksa ikut campur.

" Boleh," jawab Clarissa dengan cepat. Aileen tidak terima, jadi dia mengeluarkan air mata palsunya.

" Apa lo benar-benar tidak mau menerima permintaan maaf dari gua Cla?"

" Lo nggak salah. Jadi tidak perlu minta maaf."

" Tapi lo _"

" Lo mau gua maafkan kagak?"

" Tentu saja mau.... Thanks Cla, lo emang sahabat terbaik gua," ucap Aileen dengan riang. Wajah sedihnya langsung hilang dalam sekejap mata.

Aileen hendak memeluk Clarissa. Namun dengan cepat Clarissa menghindarinya.

" Sorry.... Tapi mulai saat ini gua harap lo bisa jaga jarak."

" What! " pekik Aileen kaget.

Tanpa memperdulikan Aileen, Clarissa menggandeng Gladys ke keluar. Tidak lupa, dia juga membawa tasnya untuk dibawa.

Aileen mengepalkan kedua tangannya dengan geram. Dia kira sudah sudah mampu menjerat Clarissa lagi. Ternyata....

" Brengsek.... Awas kau Cla, tunggu pembalasan ku!"

Sedangkan Clarissa dan Gladys kini mereka sudah berada di kantin. Keduanya mencari tempat yang kosong untuk duduk.

" Kita duduk disana aja yuk!" ajak Gladys sambil menunjuk kursi kosong di dekat Bella and the genk.

" Oke! "

Clarissa menurut saja. Kemudian keduanya berjalan menghampiri kursi yang ditunjuk oleh Gladys tadi.

Bella yang melihat Clarissa berjalan ke arahnya langsung berdiri.

" Gua ke toilet dulu ya guys," ijin Bella pada temannya.

" Mau gua antar nggak Bel?"

" Nggak usah... Cuma sebentar kok. Tolong jagain makanan gua dulu ya," pesannya dengan lembut.

Setelah mendapatkan persetujuan dari keempat temannya, Bella langsung berjalan kearah Clarissa dan juga Gladys yang ingin duduk.

" Hai Cla..., " sapa Bella dengan lembut.

" Hmm? "

" Tadi _"

" Sorry gua lapar," ucap Clarissa memotong ucapan Bella.

Clarissa tidak ingin emosinya terpancing. Jadi untuk amanya lebih baik dia menghindar.

Namun saat hendak melewati Bella, Bella sengaja membenturkan tubuhnya kemudian jatuh terduduk.

Bruk!

" Aduh! "pekik Bella dengan agak keras.

Sontak hal itu membuat mereka menjadi bahan tontonan semua yang ada di kantin. Steven bahkan langsung berdiri dan menghampiri Bella yang masih terduduk di atas lantai.

" Ada apa ini? " tanya Steven sambil membantu Bella berdiri. Ketiga teman yang lain juga ikut menghampiri mereka.

" Sebenarnya tadi gua mau bilang sesuatu pada Clarissa. Namun sepertinya dia masih marah," ucap Bella sambil memasang wajah sedih.

" Marah?"

" Iya.... Tadi om Daniel lebih memilih mengantar ku. Namun hiks..."

" Sudah jangan menangis," ucap Steven dengan lembut. Dia menghapus air mata Bella yang mengalir.

Setelah itu dia menghadap Clarissa dengan tajam. Namun yang ditatap tetap santai.

" Jadi lo sengaja mendorongnya? " tanya Steven dengan datar.

" Lo tadi ngeliat gua dorong Bella tidak, dys?"

Bukannya menjawab pertanyaan Steven, Clarissa malah menanyakan hal lain pada Gladys . Tentu saja Gladys menggelengkan kepalanya.

Menurutnya Bella sengaja menabrak Clarissa dan terjatuh.

" Teman-teman ada yang ngeliat gua nabrak Bella kagak?" tanya Clarissa pada semua yang berada di dalam kantin.

Bella langsung pucat. Dia tidak menyangka jika Clarissa akan bertindak sejauh itu.

" Gua ma nggak lihat"

" Gua juga nggak lihat."

" Itu mah cuma akal-akalan Bella doang!"

Berbagai komentar keluar dari siswa lain. Steven akhirnya sadar jika ada yang tidak beres disini. Jadi dia mengajak Bella untuk meninggalkan tempat itu. Jangan lupa dengan ketiga sahabatnya yang lain.

Suasana kantin langsung kembali seperti semula. Namun masih ada kasak-kusuk yang membicarakan hal tadi.

" Lo tadi keren," puji Gladys saat mereka telah duduk.

" Keren apanya?"

Clarissa bingung dengan ucapan Gladys . Bagian mana yang memperlihatkan dirinya keren? Malu-maluin sih iya.

" Ya keren aja gitu. Sudah lah nggak usah dipikir. Lebih baik kita makan, takutnya nanti keburu masuk!!"

"Oke!"

Gladys berdiri dan memesan makanan, sedangkan Clarissa membuka bekal yang sudah ia persiapkan sebelumnya.