Ada sebuah rahasia besar dibalik sosok M, seorang dance crew populer di Surabaya dan sekitar Jawa Timur. Sosok yang misterus dan di puja banyak kaum hawa itu nyatanya memilih menjadi pelampiasan sang selebgram cantik asal Surabaya, Miki namanya.
Miki yang baru saja ditinggal pergi pacarnya demi gadis lain pun menerima M sebagai pelampiasan. Ia mengabaikan berbagai macam rumor yang beredar tentang M yang selalu memakai masker hitam ditiap kemunculannya.
Tapi siapa yang akan menyangka, sosok asli dari M si dancer jalanan itu, dancer yang di rumorkan memiliki wajah yang buruk rupa hingga harus menyembunyikan wajahnya di balik masker hitam itu, nyatanya adalah seorang pewaris tunggal dari Misha Corp sebuah perusahaan raksasa yang terkenal di Indonesia. Emeris Misha.
Kisah cinta Miki dan sang pewaris pun memunculkan banyak rahasia besar yang telah terkubur dalam pada keluarga Misha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Dengan panik Miki langsung menerobos tubuh Ali dan berlari cepat ke arah luar sekolah. Diikuti Ali dan Olive kemudian.
M?? Ngapain dia disini?? Terus kenapa bisa sama Bian?? Emang mereka kenal?? Aaaaah!!! Pikiran dan hati Miki sama sekali tidak tenang. Ia bingung dengan kaitan antara M dan Bian. Bagaimana keduanya bisa bersama di depan sekolahnya.
Miki berlari sangat kencang. Hingga ia berhasil sampai di pintu gerbang sekolah. Langkahnya sempat terhenti ketika melihat kerumunan yang berada di hadapannya.
"Kenapa itu? Ada apaan? Mereka ngapain?" rancau Miki yang sudah berfikir yang tidak-tidak.
"Aaah!!" kesal karena rasa penasaran dan cemas yang membludak hebat di hatinya, ia pun sekuat tenaga menerobos kerumunan itu.
"Minggir! Minggir!! Ah!!" serunya sembari terus membuka jalan. Untungnya tiap orang yang melihat sosok mungil Miki segera membuka jalan dengan suka rela. Semua tahu kalau Miki lah pusat dari suasana sengit di antara kedua laki-lakipopuler itu.
"Miki!" seru M begitu melihat tubuh Miki berhasil masuk di tengah kerumunan.
"Hhh..., Hhhh...," Miki ngos-ngosan. Ia sempat berdiam sejenak mengatur napas tapi kemudian melangkah mendekati M.
"Miki...," panggil M lagi.
"Kamu ngapain disini?" tanya Miki dengan suara berbisik, ia merasa geregetan akhirnya melihat orang yang seharian kemarin hilang entah kemana.
"Kamu nggak bales chat ku. Makanya aku kesini," jelas M jujur yang suaranya ikut berbisik.
"Ya salahmu sendiri kemarin ngilang juga!" Miki merapatkan bibirnya dan memelototi pacarnya.
"Maaf. Kemarin aku kerja terus hp ku ketinggalan di rumah," jelas M tidak sepenuhnya berbohong. Kemarin dia memang sibuk dengan pekerjaannyakan? Dan juga dia memang lupa dengan Hpnya.
Miki menatap mata sipit itu. Hanya mata itu yang dapat ia tatap. Secara seluruh wajah di bawah mata tertutup oleh masker hitam yang M gunakan.
M pun membalas tatapan Miki dengan sungguh-sungguh. Ia ingin meyakinkan kekasihnya itu, bahwa dirinya tidaklah berbohong.
"Mik," panggil Bian yang sedari tadi hanya menonton Miki dan M saling berpandangan.
Miki pun menoleh.
"Siapa dia?" tanya Bian yang kemudian melirik M sengit.
Miki tidak segera menjawab. Entah kenapa lidahnya keluh mendadak di hadapan Bian ketika pertanyaan itu meluncur.
"Mik?" tanya Bian lagi.
"Dia pacarku!" sambar M sambil menggandeng erat tangan Miki.
Miki sedikit terkejut dengan manuver M. Ia menoleh lalu menengadah menatap M.
Bian menegangkat sebelah alisnya. Menatap penuh cemoohan kearah M. Ia lalu melirik kembali kearah Miki.
"Bener dia pacarmu?" tanya Bian dengan tatapan penuh tanya.
Miki sekali lagi diam. Ia terhipnotis tatapan mata yang selalu ia rindukan itu. Tatapan mata penuh hasrat dan ketulusan yang beberapa bulan terakhir sempat hilang. Kini tatapan mata itu kembali mengarah padanya.
"Miki...," panggil Bian halus nan lembut. Membuat jantung Miki berdetak kencang.
Sudah lama ia merindukan sapaan lembut itu.
"Miki," M menyentak pelan tangan Miki yang masih dalam genggamannya. Ia ingin menyadarkan gadis Hobbit yang tengah tanpa sadar melangkah maju hendak menghampiri Bian.
Mata Miki terkejap seketika. Ia akhirnya sadar. Ia lalu menoleh kearah M dan menatapnya bingung.
"Hhh...," M menghela napas. Ia lalu memegang kedua pundak Miki dan membalikkannya menghadap tepat di depannya.
"M...," ucap gadis Hobbit itu.
"Miki..., bukannya kamu mau move on? Disini. Aku disini buat bantu kamu move on dari dia," mata M bergeser pada Bian di belakang sana. "Itu Bian kan?" tebaknya ketika manik matanya kembali menatap paras cantik nan menawan gadis Hobbit-nya.
Miki membuang pandanganan matanya kearah ubin trotoar yang ia pijak. Ia tidak mampu menatap sorot mata tulus pangeran bermasker di hadapannya.
"Mik..," panggil M lembut.
"M..., susah banget lepas dari bayangan Bian. Apalagi kalau dia..., manggil aku..., natap aku..., kayak cara dia yang dulu...," Miki mulai gamang.
M menggigit bibir bawahnya di balik masker.
"Hhh...," ia kembali mendesah berat. "Nggak apa-apa. Pelan-pelan," ucapnya yang kemudian memeluk gadis Hobbitnya penuh sayang.
"Waaaaa...."
"Aaah...!!"
"Kyaaaa...!!"
Gemuru para penonton yang menggerumul pun terdengar.
"Kamu ngapain?!" tiba-tiba saja Bianmaju dan menarik kasar tubuh Miki dan mendorong badan M menjauh.
M terhunyung kebelakang.
"Aaaaah!!" kembali terdengar gemuru jeritan para penonton.
"Bian...!" Miki menatap punggung Bian dengan melow.
"Jangan kurang ajar ya!" sentak Bian kepada M yang masih terdiam di tempat.
Sedetik kemudian, Bian pun pergi sembari menggandeng tangan Miki turut serta dengannya.
Semula M ingin merebut kembali Miki. Tapi ia menghentikan langkahnya ketika melihat ekspresi wajah Miki yang seakan sudah terlena dengan cintanya akan Bian.
"Cih...!!" M mendecis begitu tubuh Miki benar-benar lenyap dibawa pergi oleh Bian.
Tinggallah M seorang diri di trotoar itu. Ditemani oleh pandangan dan tatapan iba para penonton setia. Tidak ingin dijadikan tontonan menyedihkan, ia pun memutuskan pergi dengan langkah cepat. Berjalan sejauh mungkin dari area itu.
Hingga Thomas menemukan sosoknya dan mengikutinya dari jarak yang cukup jauh.
Ponsel M bergetar. Telfon dari Thomas.
"Kamu udah jauh banget dari area sekolah. Kamu mau naik mobil?" tawar Thomas yang menatap punggung tegap di kejauhan itu.
"Salip aku. Berhenti seratus meter lagi didepanku. Terus turun. Aku mau nyetir sendiri," perintah Emeris dengan nada datar.
Telfon pun dimatikan.
Thomas segera melakukan apa yang di perintahkan bos mudanya. Ia segera keluar dari mobil dan berdiri di atas trotoar. Tidak lama Emeris datang.
"Hari ini kamu free," ucap Emeris sebelum ia masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.
Seperginya Emeris dan mobilnya, Thomas langsung bergidik ngeri. Tidak ada yang lebih menyeramkan dari melihat wajah datar dan sorot mata dingin nan datar Emeris. Ia selalu berharap agar monsterdi dalam hatinya masih tertidur nyenyak.
.
.
.
Emeris mendial nomor HP seseorang sembari menyetir. Ia menelfon dan langsung terhubung.
"Aku ketempatmu," ucapnya datar yang langsung mematikan sambungan.
Mobil kemudian ia lajukan dengan kencang menuju sebuah gedung apartemen.Tidak lama mobil pun sudah terparkir di pelataran parkir gedung apartemen mewah itu. Ia kemudian melepas masker, topi dan jaker Hoodie nya.
Ia turun dan melangkah masuk ke dalam lift. Lift membawanya naik ke lantai 16 gedung. Sesampainya di lantai 16, Emeris berjalan cepat ke unit 677.
Ning nong...!
Ia menekan bel. Tidak lama pintu terbuka.
"Emer!" seru Tina girang.
Tanpa babibu, Emeris langsung menancapkan bibirnya ke bibir Tina dengan begitu dalam. Ia memanggut kuat bibir wanita sexy di hadapannya. Sembari mencium, ia mendorong tubuh Tina mundur kebelakang. Pintu pun tertutup dengan sendirinya.
Emeris terus menghujani Tina dengan ciuman penuh nafsu dan emosi. Ia tidakmenghiraukan Tina yang kewalah.
Selanjutnya, ia melucuti pakaian minim Tina. Setelahnya, baru ia melucuti bajunya sendiri. Ia melampiaskan seluruh kekesalannya kepada Tina. Ia mencumbu Tina bagai orang kesurupan.
"Akh!!" Tina menjerit antara kesakitan dan nikmat.
Walaupun tubuh dan tenaganya ia habiskan untuk bercumbu dengan Tina. Tapi otak dan emosinya sepenuhnya terkuras pada Miki.
Gadis Hobbit kurang aja itu....
Dia tidak tahu kalau semalaman ia sudah membuat Emeris tidak bisa tidur karena terbayang akan 1 set pakaian dalam warna hitam yang ia kenakan.
Gadis Hobbit itu juga tidak tahu, bagaimana ia membuat seorang Emeris membatalkan semua meeting hanya untuk menjadi M dan menemuinya di sekolah. Hanya untuk dapat bertemu, meminta maaf atas kesalahan yang kemarin ia buat.
Gadis Hobbit itu tidak tahu, bahwa seorang Emeris untuk pertama kalinya merasa sangat sakit melihat seorang perempuan membiarkannya melihat dirinya dibawa oleh laki-lakilain!
"Aaargh!!" Emeris mengerang antara puas dan amarah.
Tubuhnya pun kemudian tumbang karena kelelahan. Ia membiarkan Tina masuk kedalam pelukannya. Meskipun pikirannya masih penuh dengan wajah bloon Miki yang terlena akan Bian, hingga mau begitu saja di geret pergi dari pacarnya sendiri.
M!!!