PEMBALASAN PENGKHIANATAN

"Yoga itu sangat bajingan, aku sudah lama tidak menyukainya! Sekarang dia berani merampas wanita dari Tuan Muda

jason, ini benar-benar tidak tahu diri!"

Budi pura-pura marah. Setelah mengatakannya, dia mengikuti

dengan hati-hati dan bertanya, "Apa yang bisa kami lakukan?"

"Mudah!"

Jason berkata dengan dingin,

"Ceritakan semua informasi tentang anak itu, aku ingin tahu segalanya tentang dia! Aku harus membalas dendam!"

Ketika mereka mendengar bahwa dia akan berurusan dengan Yoga, Budi dan Manda sangat gembira dan menginginkannya, jadi mereka langsung menceritakan segalanya.

"Yoga adalah anak haram tanpa ayah!"

"Dia sudah tinggal bersama ibunya sejak dia masih kecil, dan tidak memiliki latar belakang atau status!"

"Meskipun dia agak pintar dan membangun Grup Abadi waktu itu, membuat beberapa prestasi, tapi sekarang grup tersebut sudah diambil olehku!"

"Kemudian, dia menghabiskan tiga tahun di penjara, dia baru saja dibebaskan dari penjara belum lama ini!"

"Aku hanya tidak tahu bagaimana dia berhubungan dengan Lisa!"

"Oh?!"

Mendengar informasi ini, mata Jason berbinar, seolah tertarik.

Penjara?

Ternyata Yoga bukan hanya pecundang, tapi juga bajingan yang

pernah masuk penjara menjadi buruh?!

Kejutan yang menyenangkan!

"Sangat bagus!" Jaosn sangat senang, lalu berkata kepada Budi dan Manda,

"Berita kalian sangat berguna!" Budi buru-buru menyanjungnya,

dan berkata dengan sekuat tenaga,

"Sejujurnya, Tuan Muda Jason terkenal, dan kami sudah lama mengagumi Tuan Muda Jason! Merupakan kehormatan bagi kami untuk berbagi kekhawatiran Tuan Muda Jason!"

"Ha ha!"

Jason berkata dengan sangat puas, "Kamu bisa mengambil perusahaan Yoga, kamu termasuk bakat langka. Mulai sekarang, kamu bisa mengikutiku! Jangan khawatir, aku akan melindungimu di Kota Dakarta!"

Budi sangat gembira dan bersemangat, dia mengucapkan terima kasih dengan cepat, dengan gaya menjilat!

Kemudian, Jason melakukan

panggilan telepon misterius:

"Kepala Pelayan! Segera gunakan kekuatan keluarga untuk merusak reputasi Yoga! Aku tidak percaya

bahwa Keluarga Jaka Bersedia memiliki menantu yang punya catatan kriminal!"

Keesokan harinya.

Surat kabar di seluruh Kota Dakarta dan media besar sudah mengungkap berita bahwa Yoga dipenjara tiga tahun lalu.

Mengemudi dalam keadaan mabuk, kecelakaan lalu lintas, dipenjara tiga tahun!

Sebuah batu membangkitkan seribu gelombang.

Di saat yang sama, media juga mengungkap hubungannya dengan Lisa dan menyebarkan rumor.

Memfitnah Yoga menggunakan cara- cara curang untuk menipu Lisa dengan kata-kata manis, sehingga dia terpesona dan sangat terluka karenanya. Apalagi dia juga digambarkan sebagai

pria yang mengandalkan Lisa untuk menyombongkan diri.

Ada banyak berita negatif, semuanya sangat buruk.

Untuk sesaat, nama Yoga dikecam semua orang.

Seluruh Kota Dakarta mencibir, bahkan menghina!

Vila Ginting.

Yoga sangat marah saat melihat berita luar biasa yang memfitnahnya.

Jelas bahwa seseorang dengan sengaja memfitnah reputasinya di belakang punggungnya, mnenambahkan bahan bakar dan fitnah yang keji untuk menodai reputasinya.

Itu bukan apa-apa.

Sekarang dia sudah difitnah dengan sangat kejam, dia sudah menjadi pecundang, bajingan, gigolo yang hanya mengandalkan wanita, dan masih mendominasi!

Dengan begitu, dia khawatir reputasi Lisa akan terpengaruh.

"Kring kring!"

Tiba-tiba, Lisa menelepon.

"Yoga, bisakah kamu datang ke Keluarga Jaka, orang tuaku... ingin bertemu denganmu!"

Apa?

Di panggilan telepon, Yoga terkejut. Tanpa diduga, dia akan segera bertemu ayah mertua dan ibu mertua!

Meskipun dia tidak takut, Mulyadi Jaka yang meminta Lisa datang untuk membatalkan pernikahan sebelumnya, dia

tampak tidak puas dengan dirinya.

Kali ini tiba-tiba meminta untuk bertemu, dia tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, Yoga Tetap setuju.

"Oke, tunggu aku, aku akan segera ke sana."

Setelah menutup telepon, Yoga berganti menjadi setelan rapi, dia tampan dan ramah tamah, tampak cerdas dan bermartabat, seperti aura elit bisnis yang

luar biasa.

Dalam perjalanan, dia membeli teh yang enak sebagai hadiah dan pergi mengunjungi mereka.

Tempat pertemuan itu di vila mewah Lisa di pusat Kota Dakarta.

Yoga pernah ke sini sebelumnya, jadi dia akrab dengannya.

Saat tiba, Lisa sudah menunggu di depan pintu lebih awal.

Melihat Yoga turun dari taksi, dia menyambutnya dengan gembira dan membawanya masuk.

Di ruang tamu, pasangan paruh baya sedang duduk.

Pria itu mengenakan jubah Hitam dan mengenakan kaca mata, dia berwibawa, tapi matanya tajam, dan memancarkan

aura kalangan kelas atas yang tak terjangkau.

Wanita itu mengenakan Dress.

penuh permata, dan wajahnya yang terawat tetap mempertahankan pesonanya, tanpa meninggalkan banyak jejak waktu, dia memiliki temperamen

seorang wanita bangsawan.

Keduanya adalah orang tua Lisa,

Mulyadi dan Yuni .

"Ayah, lbu!"

Lisa memperkenalkan sambil tersenyum, "Ini Yoga, pacarku!"

"Paman, Bibi, ini pertama kalinya kita bertemu, kubawakan hadiah untuk kalian, sekadarnya saja!"

Yoga melangkah maju dan meletakkan teh di atas meja, tidak rendah hati maupun sombong, dengan tambahan berbahan Plastik Ada Yang Keren kesopanan.

Keduanya memandang Yoga dari atas ke bawah, mengerutkan kening

sepanjang waktu, sedikit tidak senang.

Hanya Mulyadi yang berkata, "Kamu adalah Yoga? Ada yang ingin aku katakan dan aku ingin menjelaskannya kepada kamu."

"Paman, silakan katakan!" Kata Yoga.

"Hmph!"

Mulyadi mendengus dingin, tanpa menyembunyikannya, dan langsung ke intinya.

"Meskipun Kepala Keluarga Jaka, membuat kontrak pernikahan dengan ayahmu pada waktu itu, tapi setelahbbertahun-tahun, waktu sudah berlalu dan segalanya sudah berubah."

"Oleh karena itu, kontrak nikah ini tidak berlaku lagi!"

"Putriku adalah anak orang kaya, dan dia sangat luar biasa. Maaf kalau akubbicara terus terang, dia sama sekali tidak

bisa menikah dengan pecundang!"

Pecundang!

Dia mengucapkan kata ini begitu dia membuka mulutnya, sangat tidak enak didengar.

Hati Yoga muram.

Benar saja.

Tampaknya Mulyadi sangat tidak menyukai menantunya itu.

Hari ini dia bilang ingin bertemu dengannya, tapi nyatanya ingin

membatalkan pernikahannya dengan Lisa.

Yoga hendak mengatakan sesuatu, tapi sebelum dia dapat berbicara, Lisa Berdiri lebih dulu.

"Ayah, Yoga bukan pecundang!"

"Hmph, kenapa tidak?" Mulyadi bertanya tidak senang.

"Tentu saja tidak!" Lisa mendukung Yoga dan berbicara tentang kebaikannya dengan serius.

"Yoga orang yang sangat baik. Kalian bahkan salah paham dengannya. Dia tahu keterampilan medis dan tekniknya sangat

bagus. Dia bahkan menyelamatkan nyawaku."

"Tidak hanya itu, Bela dirinya juga sangat bagus. Sebelumnya, Jason datang untuk menggangguku, Yoga membantuku mengalahkannya!"

"Selain itu, dia masih memiliki cinta dan setia, aku menyukainya! Suara itu jatuh begitu saja.

"Buk!"

Tiba-tiba, dengan wajah murung, Mulyadi melempar koran itu ke atas meja.

"Jadi apa? Lihat, detail anak ini semuanya sudah terungkap. Dia sudah dipenjara dan meninggalkan catatan kriminal, yang merupakan noda dalam hidupnya!"

"Keluarga Jaka, bagaimana bisa menjadikan napi sebagai menantu? Kalau sampai tersebar, bagaimana dengan gengsi Keluarga Jaka?"

"Ini ... ini benar-benar tidak masuk akal!" Semakin banyak Mulyadi berbicara, semakin emosi dia, sehingga dia terengah-engah, wajahnya memerah.

"Mulyadi, tenang!" Yuni dengan tergesa-gesa mengulurkan tangannya untuk menenangkan Mulyadi, sembari melotot pada Lisa.

"Gadis sialan, lihat kamu membuat ayahmu marah! Kamu harus

mendengarkan kata-kata ini, itu masuk akal!"

Saat ini, Yoga langsung menjelaskan.

"Paman, Bibi, aku pikir kalian sudah salah paham dengan aku."

"Ya, aku memang menjalani hukuman tiga tahun penjara, tapi aku tidak melakukan kejahatan itu sendiri, tapi saat itu aku menanggung kesalahan itu untuk pacarku, Manda"'

"Ini, aku bisa jamin!"

"Diam!" Yuni berkata dengan dingin,

"Hei, apakah kamu tidak mengerti? Kamudian Lisa memiliki perbedaan status

yang sangat besar. Kamu tidak layakuntuknya!"

"Cukup! Aku tidak ingin membuang waktu lagi untuk masalah ini!" Setelah berbicara, Mulyadi juga melakukan gerakan yang mencengangkan Dia benar-benar mengeluarkan kartu

bank dan melemparkannya ke atas meja di depan yoga.

"Ambil!"

"Paman Mulyadi, apa maksudmu?" Yoga mengerutkan kening.

Mulyadi dengan kejam berkata,

"Kartu ini berisi 200 miliar, bahkan kalau pertunangan ini diakhiri, aku akan memberi kamu kompensasi!"

"Dikatakan bahwa kamu juga pernah berbisnis sebelumnya, dan kamu sudah membuat beberapa prestasi."

"Sekarang, dengan uang ini, kamu bisa bangkit kembali! Tapi, kamu harus meninggalkan Lisa!"

Apa yang dia katakan tidak menyenangkan dan blak-blakan, serta sangat mendominasi, tanpa ruang untuk bermanuver sama sekali.

"Aku tidak menginginkannya!" Kata Yoga.

Apa?!

Mulyadi tertegun sejenak, dan matanya menjadi muram, "Hei, apakah kamu tidak tahu kesalahan akan membawa bencana? Apakah kamu ingin meminta lebih banyak?"

"Tentu saja tidak! Hubungan aku dengan Lisa tidak ternilai harganya.

Tidak peduli berapa banyak yang kamu berikan kepada aku, aku tidak akan menerimanya."

Yoga tidak menerima kartu tersebut, dia langsung bertanya kepada Mulyadi.

"Paman, aku ingin bertanya, menurut kalian, orang seperti apa yang pantas untuk Lisa?

"Eh.."