Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maksud tersembunyi.
Kay tiba-tiba terbangun dari tidurnya,lalu menyibak pelan selimut yang menutupi tubuhnya.Dia berusaha duduk dengan perlahan sambil sesekali mengusap matanya yang masih merasakan kantuk.
"Nona Kay sudah bangun?"tanya asisten pribadinya.
Kay memicingkan mata dan melihat ke arah sang asisten.
"Apa aku ketiduran saat belajar?." Kay menguap lalu menutup mulutnya dengan tangan.Kemudian beberapa kali mengerjakan netranya.
Sang asisten mengangguk mengiyakan.
Kay berusaha membuka netranya lebar-lebar.
Dan betapa terkejutnya dia,saat mengetahui dirinya sudah berada di atas ranjang tempat tidurnya.
"Bagaimana aku bisa berada disini?"tanya Kay heran. "Bukankah aku seharusnya di ruang belajar! Mbak Rina…bagaimana ini?Bu Warsi dan mama akan memarahiku jika mereka tahu aku tidur di kamar"lanjut Kay panik.
Mbak Rina tersenyum kecil menghampiri Kay dan memberitahunya jika Nyonya muda yaitu Mama Ben membiarkannya tidur.
"Benarkah?." Kay seakan tak percaya sambil membatin di dalam hatinya.
"Bagaimana bisa mama yang begitu tegas dan lebih menakutkan dari ibuku membiarkan aku ketiduran saat jam belajarku? Ini aneh?." Kay terlihat berpikir sambil melihat ke arah Mbak Rina.
"Mbak Rina belum menjawab pertanyaanku!"ucap Kay tajam.
"Bagaimana bisa aku berada di kamar ini?."
Mbak Rina terlihat gugup dan bingung untuk membuat alasan yang tepat dan logis kepada Kay.
"Mbak?kenapa diam?"panggil Kay.
"Mmm…." Mbak Rina sulit merangkai kata-kata.Dia tahu Kay gadis yang pintar dan tidak mudah untuk dibohongi.
Mendadak pintu kamar Kay yang tidak terkunci,didorong dengan kasar.
Rupanya Ben yang datang.
"Hei…putri tidur! Bangun dan bersiaplah!"bentak Ben.
Kay dan asistennya terperanjat kaget.
"Bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk! Apa kau tidak tahu sopan santun!"gerutu Kay kesal.
Ben menghampiri Kay dengan wajah dinginnya. "Aku tidak memerlukan hal itu untuk menemui istriku sendiri"ucap Ben ketus.
"Meski aku istrimu,tapi kau harus tetap menghargai privasiku dan juga perjanjian kita." Kay mendengus dengan kasar.
"Keluarlah dari kamarku.Aku mau bersiap-siap!"kata Kay sinis.
"Apa kau mengusirku?"tanya Ben.
"I-ya"jawab Kay dengan wajah malas.
"Seharusnya kau berterima kasih padaku,jika tidak lehermu akan kaku karena tidur sambil duduk di ruang belajar!." Ben menatap Kay tajam.
Kay kaget mendengar kata-kata Ben dan langsung memandang balik Ben.
Netranya terbuka lebar dengan kedua alisnya yang saling menonjol terangkat ke atas.
"Apa kau yang menggendongku….maksud…ku apa kau yang membawaku ke tempat tidur?"ucap Kay dengan terbata-bata dan gugup.
Ben terkekeh.
"Kenapa kau berpikir aku akan menggendongmu ke kamar ini? Tentu saja aku lebih menyayangi kedua tangan ku,daripada harus memikul berat beban tubuhmu!"ledek nya.
"Baguslah…aku juga tidak berharap kau melakukannya!"balas Kay sinis.
"Pasti Mbak Rina dan kedua pengawal pribadi ku yang memindahkan ku ke kamar"lanjut Kay.
"Tidak Nona…bukan saya"sahut Mbak Rina.
"Lalu siapa?"tanya Kay bingung."Apa aku mengigau dan tidur sambil berjalan sendiri ke kamarku?."
Ben tersenyum mendengar ucapan Kay.
Dia semakin bersemangat untuk menggoda Kay.
"Apa kau benar-benar ingin tahu,siapa yang menggendongmu ke kamar?"celetuk Ben.
Kay berbalik menatap Ben dengan mimik wajah penuh curiga.
"Aku meminta para pengawalku untuk menggendongmu ke kamar."Ben tersenyum meremehkan Kay.
Kay kaget luar biasa mendengar kata-kata Ben.Dia beranjak ke ranjang tempat tidurnya dan mengambil bantal lalu melemparkannya ke arah Ben.
Bughhh….
Bantal itu tepat mengenai wajah Ben.
Sontak saja Ben yang semula tersenyum mengejek Kay mendadak menjadi syok.
"KAU JAHAT SEKALI!"pekik Kay marah.
"Kenapa kau meminta pria lain untuk menggendongku ke kamar?Aku bahkan tidak menginginkannya! Apa hak mu?."Kay terlihat marah dan kesal sambil menuding Ben.
"Suami macam apa kau ini yang membiarkan istrinya digendong pria lain!." Kay menatap Ben dengan tajam.
"Aku tidak memintamu melakukan itu! Jika kau pikir aku akan berterima kasih atas perhatianmu itu.Kau salah besar! Aku kecewa padamu!"Kay memalingkan wajahnya dari Ben.
Mbak Rina berusaha ingin menjelaskan kesalahpahaman Kay.Tapi Ben melarangnya dan membuat Mbak Rina terdiam lalu memutuskan keluar dari kamar Kay.
Ben berjalan pelan menghampiri Kay.
Lalu memutar tubuh Kay agar berbalik menghadap ke arahnya.
Dengan cepat Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
Keduanya begitu dekat,hingga Kay dapat merasakan hembusan nafas Ben menyapu wajahnya.
Kay kaget dengan apa yang dilakukan oleh Ben.Karena dia tidak pernah sedekat ini sebelumnya dengan seorang pria.
Ben tersenyum senang melihat wajah polos Kay yang semakin menegang.
Mereka berdua saling menatap.
Kay seolah terbius akan tatapan tajam Ben.Entah mengapa mata Ben terlihat begitu indah untuk ia pandang.
Kay berusaha mengendalikan emosinya.
Dan berusaha memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan tajam Ben.
"Tatap mataku jika tidak aku akan mengecup bibirmu"bisik Ben tegas.
Sontak saja Kay terperanjat mendengar perkataan Ben.Dan memandang Ben dengan kesal.
"Apa kau marah padaku?"tanya Ben dingin.
Kay diam merasakan pergulatan hatinya yang terasa naik turun.
Dag..Dig…Dug.
Seperti petasan yang ingin meledak saat berada di dekat Ben.
"Apa kau pikir aku suami yang buruk?"tanya Ben lagi.
Kay tidak bergeming dan berusaha menjauhkan diri dari Ben.
Tapi Ben menarik tangan Kay agar tetap berada di dekatnya.Kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Kay secara perlahan dan semakin erat.
Kay terus memberontak menghindari Ben yang tiba-tiba terlihat menawan di matanya.
"Lepaskan aku!"ucap Kay gugup.
Ben menatap tajam Ka dan tidak mengalihkan sedikit pun pandangannya untuk menjauh pergi dari wajah Kay.
"Jika kau berpikir aku seorang suami yang harus menjaga dirimu dan bertanggung jawab padamu.Aku tidak ingin melakukan hal itu padamu.Aku tidak peduli padamu.Apa kau mengerti?"bentak Ben.
Seketika mata Kay membulat kaget menatap Ben di hadapannya.Kay tampak kecewa dan sedih mendengarnya.
Kay mengira Ben mulai peduli padanya,dengan sikap perhatian kecil yang ditunjukkan Ben untuknya.Tapi rupanya Kay keliru.
"Aku tahu aku salah.Dengan meminta para pengawalku menggendongmu ke kamar.Tapi aku tidak bisa merubah sikapku.Inilah kepribadian ku sejak aku lahir ke dunia ini.Aku memang jahat.Dan aku tidak peduli akan ketidaknyamanan mu"ujar Ben sinis.
Kay diam memandang Ben dengan wajah sedih.
Sebaliknya Ben terus memainkan sandiwara untuk mengaduk-aduk perasaan Kay dan tidak berhenti menggodanya.
"Hei gadis aneh! Jangan kau pasang muka sedih seperti itu.Aku benar-benar minta maaf telah meminta para pengawal untuk menggendongmu ke kamar"lanjut Ben sambil tersenyum tipis.
Kay menatap bingung pada sikap aneh Ben.
Kemudian Ben mengetuk pelan kening Kay untuk membuyarkan lamunan gadis itu.
"Auwww!!"Kay mengaduh sambil memegangi keningnya.
Ben tersenyum senang memandangi Kay dan mengulurkan tangannya. "Bagaimana jika sekarang kita berteman saja?dan kau tidak perlu marah atau merasa kesal lagi.Lupakan saja semuanya!Mulai sekarang aku akan mendengarkan apapun yang ingin kau inginkan.Apa kau setuju?"tutur Ben.
Kay menatap Ben dengan tatapan penuh arti."Apakah dia sedang berusaha untuk mempermainkan aku?"gumam Kay di dalam hati.
Ben membalas tatapan Kay sambil menunggu gadis itu membalas uluran tangannya.
Sedangkan Kay yang menahan kesal tiba-tiba tersenyum kecil.
Tentu saja Ben tersenyum simpul membalas senyuman Kay.
Kemudian Kay menjabat tangan Ben pelan.Lalu menarik tangan Ben mendekati mulutnya dan menggigitnya keras-keras.
Sontak saja Ben berteriak kesakitan.
Kay melepaskan gigitannya dan mengatainya.
"Rasakan itu! Kau sedang mempermainkan aku bukan!."
"Jika kau tidak peduli padaku kenapa kau minta maaf.Ckckck…kau memang pria aneh"imbuh Kay.
Ben menatap Kay dengan wajah kesal sambil memegangi tangannya yang sakit.
"Kau memang gadis jadi-jadian! Aku akan membalasmu nanti!"ancam Ben sambil berlalu pergi.
Kay tersenyum senang dan meledek Ben yang beranjak pergi dari hadapannya.
***
Zidan menemani mamanya menghadiri sebuah peragaan busana di ballroom mewah hotel bintang lima.
"Tempat ini ternyata sudah banyak berubah setelah kita pergi"ucap Mamanya memandang ke sekeliling interior hotel.
Zidan menanggapi ucapan mamanya dengan senyuman kecil,sembari berjalan disisi mamanya menuju ballroom.
Sesampainya di ballroom.
Zidan duduk tepat di samping mamanya di VVIP lounge.Sebenarnya Zidan tidak begitu tertarik melihat fashion show.Karena sangat menyayangi mamanya,dia rela menghabiskan waktunya selama satu jam lebih menyaksikan para model berlenggak- lenggok di atas catwalk.Meskipun hal itu terasa membosankan baginya.
Zidan yang sedang asyik dengan ponselnya.
Tiba-tiba pandangannya teralihkan saat mamanya menepuk pelan pundaknya.
"Lihatlah gadis itu!."Mama Ben menunjukkan jarinya ke arah seorang model perempuan yang sedang berjalan di atas catwalk. "Secara teknik dan penampilan dia terlihat oke dan profesional.Tapi penjiwaannya dalam menghidupkan busana yang ia kenakan,dengan ekspresi dan gerakan kurang baik.Dia terlihat kosong dan tidak fokus."
Zidan mengamati model perempuan yang sedang dibicarakan oleh mamanya.
"Aku tidak mengerti tentang dunia modelling mah"ucap Zidan sambil terus mengamati model perempuan itu.
Tentu saja Mama Zidan tersenyum mendengar kata-kata putranya.
"Mama tahu itu sayang.Tapi kau bisa melihat kontak matanya kan.Orang awam pun akan tahu jika gadis itu seperti memikirkan sesuatu"ujar Mama Zidan.
Zidan tak menjawabnya.Dia terus mengamati model perempuan itu.
Zidan merasa seakan sudah pernah bertemu dengan model perempuan itu.
Tiba-tiba Zidan baru menyadari dan teringat.Jika model perempuan itu adalah wanita yang bertemu dengannya di bandara,saat dia baru tiba di Indonesia.
Zidan mengingat kembali.Bagaimana dia tak sengaja melihat foto model perempuan itu sedang berdua dengan Ben di layar ponsel model perempuan itu.
"Ada apa nak?kau terlihat sedang memikirkan sesuatu?"tanya Mama Ben heran.
"Sepertinya wanita itu memiliki hubungan yang istimewa dengan Ben"jawab Zidan.
"Benarkah?" Mama Zidan mengernyit sambil memandang wajah Zidan dengan serius.
Zidan mengangguk mengiyakan lalu menceritakan pertemuannya dengan model perempuan itu.
Mama Zidan tersenyum senang mendengarnya.
"Kita bisa menggunakan wanita itu untuk menghancurkan keluarga Hartanto melalui Ben."
Kemudian Mama terlihat menghubungi seseorang.Rupanya dia sedang menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari tahu informasi tentang model perempuan itu.
Setelah acara pergelaran busana selesai.
Zidan segera mengajak mamanya untuk makan di restoran ala eropa di hotel itu.
Tiba-tiba saat Zidan dan mamanya akan keluar dari ballroom hotel.Seseorang menghampiri mereka.
"Putri!"panggil seorang wanita menghampiri Mama Ben. "Apakah anda Putri Cahyani Agustine ?"panggilnya lagi seraya bertanya.
Mama Ben berbalik dan memandang lekat wanita yang mengenakan balutan gaun warna karamel penuh dengan kristal merah delima terang.Rambut lurusnya dibiarkan terurai dengan belah tengah.
Tiba-tiba senyuman lebar terurai menghiasi wajah cantik Mama Zidan,yang masih terlihat awet muda.
"Apakah kau Clara?"Mama Ben balik bertanya.
Wanita yang menghampiri Mama Zidan mengangguk mengiyakan.
Mama Zidan dan wanita itu terlihat senang sambil sedikit menjerit histeris.Mereka berdua saling berpelukan.
Zidan menatap bingung pada keduanya.
Mama Zidan tersenyum lalu mengenalkan wanita yang bernama Clara kepada Zidan.
"Nak..kenalkan dia tante Clara sahabat mama"ucap Mama Zidan.
Clara menoleh ke arah Mama Zidan.
"Apakah dia putramu?"tanyanya dengan wajah kaget.
Mama Zidan mengangguk pelan.
"Kau tidak berubah sedikitpun Putri.Bahkan semakin cantik.Masih awet muda seperti dulu.Meskipun putramu sudah dewasa."Clara memuji Mama Zidan.
Mama Zidan tersenyum mendengar pujian itu.
Kemudian Clara melihat ke arah Zidan.
"Ya Tuhan….kau tampan sekali.Perpaduan gen sempurna dari papa dan mamamu.Kau sangat tampan seperti seorang pangeran"kata Clara sambil menepuk lembut lengan Zidan.
"Berani-beraninya kau pulang ke Indonesia dan tidak mengabariku!." Clara terlihat cemberut sambil menepuk lembut pundak Mama Zidan.
"Kau sahabat yang buruk! Aku marah dan kesal padamu"imbuhnya.
Mama Zidan tersenyum tipis sambil memeluk sahabatnya itu.Dan menjelaskan kepulangannya ke Indonesia adalah keputusan yang mendadak tanpa perencanaan.
Tiba-tiba saat Mama Zidan sedang asyik mengobrol dengan sahabatnya yang bernama Clara.
Seorang model wanita menghampiri Clara dan memanggilnya.
"Ms.Clara ternyata kau disini.Aku mencarimu kemana-mana"ucap model wanita itu dengan suara sedikit terengah-engah.
Ms.Clara berbalik dan menoleh ke arah model wanita itu,yang ternyata adalah muridnya.
"Maafkan aku Dea.Tadi aku terburu-buru mengejar sahabatku"kata Ms.Clara.
Mama Zidan dan Zidan saling berpandangan begitu melihat wanita bernama Dea ada di hadapan mereka.
Senyum tipis terurai di wajah cantik Mama Zidan.Begitu mengetahui wanita yang dekat dengan Ben dan berusaha ia cari informasinya adalah murid dari sahabatnya sendiri.
"Bahkan Tuhan pun berpihak kepadaku"gumamnya di dalam hati.
Kemudian Ms.Clara memperkenalkan Dea dengan Zidan dan mamanya.
"Apakah kalian tidak keberatan untuk makan bersama kami?"ajak Mama Zidan penuh harap.
"Maafkan aku Putri.Bukannya aku menolak,tapi masih ada acara fashion show lagi yang harus aku persiapkan bersama Dea."
Mama Zidan terlihat kecewa atas penolakan sahabatnya.Tapi dia tidak putus akal.
"Baiklah.Tapi lain kali kau harus menerima ajakan ku.Oke"pintanya sambil melirik ke arah Dea.
"Dan juga jangan lupa ajak Dea bersamamu."
"Tentu saja Putri"sahut Ms.Clara.
Kemudian mereka saling bertukar nomor ponsel.
Mama Zidan lalu berpamitan dengan Ms.Clara dan Dea.
Tapi sebelum pergi Mama Zidan berpesan pada sahabatnya untuk merahasiakan kedatangannya ke Indonesia.
Sepeninggal Zidan dan mamanya.
Ms.Clara menceritakan kepada Dea tentang siapa Mama Zidan sebenarnya.
"Putri adalah sahabat baikku.Dia dulu juga seorang model profesional dan bahkan sempat melakukan beberapa kali debut model internasional.Tapi dia memutuskan tidak melanjutkan karir modelnya dan menikah dengan salah satu anak dari konglomerat ternama."
DEG….
Dea tertegun mendengar kata-kata mentornya,yang sama seperti kisahnya dengan Ben.
"Tapi kebahagiaannya tidak berlangsung lama.Setelah beberapa tahun pernikahannya dan melahirkan putranya.Semua perusahaan yang dimiliki oleh keluarga suaminya bangkrut.Dan yang lebih tragis lagi, suaminya mengalami kecelakaan mobil dan meninggal.Setelah itu, Putri dan putranya mengasingkan diri dan menetap di luar negeri.Tidak ada yang bisa menemukannya atau menghubunginya.Tapi tiba-tiba dia kembali lagi kemari.Dan kini putranya sudah menjadi CEO dengan memiliki banyak anak perusahaan"imbuh Ms.Clara.
Dea menyimak dengan seksama perkataan mentornya.Entah kenapa Dea sangat tertarik mendengar kisahnya.
"Jika suaminya tidak meninggal.Putri dan keluarga mendiang suaminya akan menjadi konglomerat nomor satu mengalahkan keluarga Hartanto"lanjut Ms.Clara lagi.
DEG…..
Aliran darah Dea berdesir seketika saat mendengar nama besar keluarga Ben disebut.
"Entah kebetulan atau tidak,aku merasa terhubung dengan sahabat Ms.Clara.
Sahabatnya yang bernama Putri itu memiliki kisah yang serupa dengan kisah cintaku"batin Dea.
Dea mendesah dengan kasar, sambil berjalan mengikuti langkah mentornya menuju ruang ganti.