Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-Gara mie instan
"Anda membuatku terkejut, Tuan," ucap Glam seraya balik badan, kedua matanya melotot sempurna ketika melihat penampilan Damon bertelanjang dada dan hampir seluruh permukaan kulit pria itu tertutup tato. Selain terlihat menyeramkan, pria itu sangat sexy luar biasa. "A-aku lapar, jadi ingin masak mie," ucap Glam terbata-bata, jantungnya berdetak sangat cepat, bukan karena terpesona dengan penampilan pria itu, melainkan ia takut dengan tatapan tajam Damon.
Damon masih diam dengan tatapan tajamnya meski sudah mendengar jawaban gadis itu.
Melihat Damon diam, Glam pikir kalau pria itu tidak mengizinkannya makan malam ini.
"Ah, kalau begitu aku letakkan lagi mie dan telurnya di lemari pendingin," ucap Glam, tersenyum canggung.
Damon menarik nafas kesal. "Masak saja, aku tidak peduli!" jawab Damon seraya berjalan melewati Glam, membuka lemari dapur mengambil sebungkus kopi hitam, Ia akan membuat kopi.
"Baiklah." Glam senang, meski jawaban pria itu ketus tidak membuatnya sakit hati. Ia pun segera berjalan ke dekat kompor, lebih tepatnya berdiri di dekat Damon.
"Emh ... bagaimana caranya ya?" gumam Glam, seraya menatap kompor listrik dengan segala kebingungannya. Seumur hidupnya ia tidak pernah masuk dapur.
Damon hanya melirik gadis itu tanpa suara. Tapi dalam hati mengumpati kebodohan gadis itu.
"Ah, aku tahu! Mungkin ada petunjuk membuat mie di balik kemasannya," ucap Glam lagi sambil tersenyum riang, lalu mengambil mie tersebut, dan ternyata benar ada petunjuknya. "Tuh 'kan benar, ada petunjuk membuatnya. Pertama-tama panaskan air di atas kompor dengan panci," ucap Glam lagi, seraya mengedarkan pandangan mencari panci yang sama dengan gambar di petunjuk pembuatan mie yang tertera di kemasan itu.
"Tuan, di mana letak pancinya?" tanya Glam, karena sejak tadi mencari tidak ada.
Damon hanya menunjuk dengan ujung dagunya ke arah rak piring di samping mesin pencuci piring, tepatnya di bawah kompor.
Glam paham, lalu segera membuka rak piring. "Tapi, kenapa tidak ada panci yang sama dengan di gambar ini?" tanya Glam dengan bodohnya seraya menunjuk gambar yang tertera di kemasan mie.
Damon sudah tidak tahan dengan tingkah bodoh gadis itu. "Ini, kau bisa menggunakan ini!" sentak Damon, seraya mengambil panci kecil lalu di serahkan pada Glam dengan kasar. "Pakai otakmu! Dasar gadis bodoh!" maki Damon, sangat marah.
"Maaf, dan terima kasih," ucap Glam, dengan sedih menerima panci kecil itu, lalu mengisinya dengan air sampai penuh.
Damon sesak nafas rasanya melihat gadis itu.
"Apa kau benar-benar bodoh atau memang pura-pura bodoh?!" maki Damon, seraya menatap tajam Glam.
"Apa? Memang apa salahku, kenapa Anda selalu memakiku!" jawab Glam, sambil mengerucutkan bibir dengan pandangan berkaca-kaca. "Aku tidak pernah membuat mie instan, jadi aku tidak tahu caranya, apakah aku sebodoh itu?" gerutu Glam seraya meletakkan panci yang penuh dengan air ke atas kompor.
Damon menarik nafas panjang, semakin kesal pada gadis itu, tapi entah kenapa hatinya tergerak untuk membantu Glam.
"Minggir! Lihat caraku memasak mie!" kata Damon, ketus dan dingin.
"Anda bisa memasak mie?" tanya Glam, seraya memandang Damon yang kini membuang setengah air dari panci itu, lalu menyalakan kompor.
Damon tidak menjawab pertanyaan gadis bodoh itu.
"Wah!! Anda hebat sekali!" Glam bertepuk tangan kecil ketika melihat Damon memasukkan mie ke dalam panci.
Damon melirik gadis itu yang terlihat sangat girang. "Apa melihat orang membuat mie bisa membuatnya sebahagia itu? Dasar kuno!" umpat Damon di dalam hati.
Glam benar-benar kagum pada Damon karena bisa memasak mie instan.
Aroma mie instan yang khas mulai menguar ke udara membuat perut Glam semakin keroncongan, bahkan gadis itu sudah menelan ludah berulang kali, tidak sabar menyantap mie tersebut.
Damon sudah menyajikan mie itu ke mangkok, setelah selesai ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan satu kata apapun pada gadis itu. Bahkan ia lupa dengan kopinya.
"Terima kasih banyak, Tuan Damon. Anda baik sekali. Dan selamat hari natal," ucap Glam kepada Damon yang sudah menjauh dari area dapur.
Damon menghentikan langkahnya sejenak ketika mendengar gadis itu mengucapkan hari natal padanya. Keduanya terkepal erat, kedua matanya seketik merah dan berkaca-kaca, menahan gejolak di dalam dada. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja.
Damon pasti punya kenangan buruk di hari natal di masa lalu nya ..
ᴅᴀɴ ᴄʀ ᴋɴ ᴏʀᴛ ɴʏ...
ʙɪᴀʀ ᴀʟᴀ" ʟᴜᴀʀ ɴɢʀɪ🤣🤣🤣🤣